Tampilkan postingan dengan label Akuntansi Manajemen. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Akuntansi Manajemen. Tampilkan semua postingan

PROSES JURNAL PENYESUAIAN

blokoblokgoblok.blogspot.com- Di dalam suatu kegiatan akuntansi, ada sebuah jurnal yang bermanfaat untuk menetapkan saldo catatan akun pada buku besar di periode akhir, jurnal tersebut adalah ayat jurnal penyesuaian .


Namun secara luas, pengertian dari ayat jurnal penyesuaian adalah jurnal yang dibuat pada proses pencatatan perubahan saldo di dalam akun yang pada akhirnya akan mencerminkan saldo pada jumlah yang sesungguhnya.

Lalu laporan yang sudah dihasilkan dapat memenuhi kualitas informasi akuntansi yang diperlukan oleh pihak yang berkepentingan.


Tujuan proses penyesuaian adalah :
  1. Agar setiap rekening riil, khususnya rekening-rekening aktiva dan rekening-rekening utang, menunjukkan jumlah yang sebenarnya pada akhir periode
  2. Agar setiap rekening nominal (rekening-rekening pendapatan dan biaya) menunjukkan pendapatan dan biaya yang seharusnya diakui dalam suatu periode.

Fungsi Jurnal Penyesuaian

Dalam jurnal penyesuaian terdapat fungsi jurnal penyesuaian yang perlu Anda ketahui. Berikut beberapa fungsi jurnal penyesuaian yaitu:

1. Agar pada akhir periode akun riil yaitu harta, kewajiban dan modal menunjukkan keadaan yang sebenarnya.

2. Dapat menetapkan saldo catatan akun buku besar pada akhir periode sehingga setiap perkiraan saldo riil, khususnya perkiraan harta dan kewajiban menunjukkan jumlah yang sebenarnya.

3. Dapat digunakan dalam menghitung setiap perkiraan nominal (perkiraan pendapatan dan beban) yang sebenarnya selama periode yang bersangkutan.

4. Agar akun-akun nominal, yaitu akun pendapatan dan beban dapat diakui dalam suatu periode dan menunjukkan keadaan yang sebenarnya.

Adapun saldo-saldo di dalam neraca saldo yang biasanya memerlukan penyesuaian adalah :
1. Piutang pendapatan : yaitu pendapatan yang sudah menjadi hak perusahaan tetapi belum dicatat.
Contoh : Piutang Bunga xxx
                             Pendapatan bunga xxx

2. Utang Biaya : yaitu biaya-biaya yang sudah menjadi kewajiban perusahaan tetapi belum dicatat.
Contoh : Biaya Gaji xxx
                             Utang Gaji xxx

3. Pendapatan Diterima Dimuka : yaitu pendapatan yang sudah diterima, tetapi sebenarnya merupakan pendapatn untuk periode yang akan dating.
Contoh : Pendapatan Diterima Dimuka   xxx
                              Pendapatan xxx

4. Biaya Dibayar Dimuka : yaitu biaya-biaya yang sudah dibayar tetapi sebenarnya harus dibebankan pada periode yang akan datang.
Contoh : Biaya Sewa xxx
              Sewa dibayar dimuka xxx

5. Kerugian Piutang : yaitu taksiran kerugian yang timbul karena adanya piutang yang tidak bias ditagih.
Contoh : Kerugian Piutang xxx
                         Cadangan Kerugian Piutang xxx

6. Depresiasi (Penyusutan) : yaitu penyusutan aktiva tetap yang harus dibebankan pada suatu periode akuntansi.
Contoh : Depresiasi Kendaraan xxx
                            Akumulasi depresiasi kendaraan xxx

7. Biaya pemakaian perlengkapan : yaitu bagian dari harga beli perlengkapan yang telah dikonsumsi selama periode akuntansi
Contoh : Biaya pemakaian perlengkapan xxx
                            Perlengkapan xxx

Read More

MACAM-MACAM ANGGARAN

Anggaran dapat dikelompokkan dari beberapa sudut pandangan berikut ini :

1. Dari segi dasar penyusunan, anggaran terdiri dari:

  • Anggaran variabel, yaitu anggaran yang disusun berdasarkan interval (kisar) kapasitas (aktivitas) tertentu dan pada intinya merupakan suatu serf anggaran yang dapat disesuaikan pada tingkat aktivitas (kegiatan) yang berbeda. Misalnya anggaran jualan disusun berkisar antara 500 unit sampai 1.000 unit. Anggaran variabel disebut juga dengan anggaran fleksibel.
  • Anggaran tetap, yaitu anggaran yang disusun berdasarkan suatu tingkat kapasitas tertentu. Misalnya jualan direncanakan 1.000 unit, dengan demikian anggaran lainnya-dibuat berdasarkan anggaran jualan 1.000 unit. Anggaran tetap disebut juga dengan anggaran static.


2. Dari segi cara penyusunan, anggaran terdiri dari:

  • Anggaran periodik, adalah anggaran yang disusun untuk satu periode tertentu, pada umumnya periodenya satu tahun yang disusun setiap akhir periode anggaran
  • Anggaran kontinu, adalah anggaran yang dibuat untuk mengadakan perbaikan anggaran yang pernah dibuat, misalnya tiap bulan diadakan peruraikan sehingga anggaran yang dibuat dalam setahun mengalami perubahan.

3. Dari segi jangka waktunya, anggaran terdiri dari:

  • Anggaran jangka pendek (anggaran taktis), adalah anggaran yang dibuat dengan jangka waktu paling lama sampai satu tahun. Anggaran untuk keperluan modal kerja merupakan anggaran jangka pendek.
  • Anggaran jangka panjang (anggaran strategis), adalah anggaran yang dibuat dengan jangka waktu lebih dari satu tahun Anggaran untuk keperluan investasi barang modal merupakan anggaran jangka panjang yang disebut anggaran modal (capital budget). Anggaran jangka panjang tidak mesti berupa anggaran modal. Anggaran jangka panjang diperlukan sebagai dasar penyusunan anggaran jangka pendek.

4. Dari segi bidangnya, anggaran terdiri dari anggaran operasional dan anggaran keuangan. Kedua anggaran ini bila dipadukan disebut "anggaran induk (master budget)". Anggaran induk yang mengkonsolidasikan rencana keseluruhan perusahaan untuk jangka pendek, biasanya disusun atas dasar tahunan. Anggaran tahunan dipecah lagi menjadi anggaran triwulanan dan anggaran triwulanan dipecah lagi menjadi anggaran bulanan.

  • Anggaran operasional adalah anggaran untuk menyusun anggaran rugi-laba. Anggaran operasional antara lain terdiri dari: anggaran jualan, anggaran biaya pabrik, anggaran biaya bahan baku, anggaran biaya tenaga kerja langsung. anggaran biaya overhead pabrik, anggaran beban usaha, dan anggaran rugi-laba.
  • Anggaran keuangan adalah anggaran untuk menyusun anggaran neraca. Anggaran keuangan, antara lain terdiri dari: anggaran kas, anggaran putang, anggaran sediaan, anggaran utang, dan anggaran neraca.

Baca Juga

5. Dari segi kemampuan menyusun, anggaran terdiri dari:

  • Anggaran komprehensif, merupakan rangkaian dari berbagai macam anggaran yang disusun secara lengkap. Anggaran komprehensif merupakan perpaduan dari anggaran operasional dan anggaran keuangan yang disusun secara lengkap.
  • Anggaran parsial, adalah anggaran yang disusun tidak secara lengkap, anggaran yang hanya menyusun bagian anggaran tertentu saja. Misalnya karena keterbatasan kemampuan maka hanya dapat menyusun anggaran operasional.

6.    Dari segi fungsinya, anggaran terdiri dari:

  • Anggaran apropriasi (appropriation budget), adalah anggaran yang diperuntukkan bagi tujuan tertentu dan tidak boleh digunakan untuk manfaat lain. Misalnya hasil menjual barang X sebesar Rp100.000,00 dianggarkan untuk melunasi utang usaha sebagai akibat membeli barang X secara kredit sebesar Rp 1.00.000,00. Dengan demikian hasil menjual barang X sebesar Rp100.000,00 tidak boleh dianggarkan untuk membayar gaji atau keperluan lainnya, selain untuk melunasi utang usaha tersebut.
  • Anggaran kinerja (performance budget), adalah anggaran yang disusun berdasarkan fungsi kegiatan yang dilakukan dalam organisasi (perusahaan) misalnya untuk menilai apakah biaya/beban yang dikeluarkan oleh masing-masing aktivitas tidak melampaui batas. Contoh: biaya bahan baku (BBB) dianggarkan bulan ini sebesar Rp20.000,00, kemudian dalam pelaksanaannya apakah biaya bahan baku bulan ini tidak melebihi Rp20.000,00, bila melebihi Rp20.000,00, sedangkan tingkat produksi tidak berubah dan hal-hal lain juga tidak berubah. Berarti biaya bahan baku tersebut tidak efisien.

7. Dari segi metode penentuan harga pokok produk anggaran terdiri atas:

  • Anggaran tradisional (traditional budget) atau anggaran konvensional (conventional budget), terdiri atas anggaran berdasar fungsional (junctional based budget) dan anggaran berdasar sifat (characteristic based budget). Anggaran berdasar fungsional dibuat menggunakan metode penentuan harga pokok penuh (full costing), sedangkan anggaran berdasar sifat dibuat menggunakan metode penentuan harga pokok varia bel (variable costing). Anggaran berdasar fungsional dapat digunakan untuk menyusun anggaran induk atau anggaran tetap, tetapi tidak dapat digunakan untuk menyusun anggaran variabel. Anggaran berdasar sifat biasanya digunakan untuk menyusun anggaran variabel, tetapi bisa juga digunakan untuk menyusun anggaran induk.
  • Anggaran berdasar kegiatan (activity based budget) dibuat menggunakan metode penentuan harga pokok berdasar kegiatan (activity based costing). Anggaran ini dapat digunakan untuk menyusun anggaran variabel dart anggaran induk. Penganggaran tradisional (traditional budgeting) dan penganggaran berdasar kegiatan (activity based budgeting).

Read More

Konsep Income dalam Tataran Semantik, Sintaktik dan Pragmatik

Laba merupakan suatu konsep akuntansi yang memiliki berbagai sudut pandang, tergantung dari siapa yang menilai dan bagaimana tujuan penilaiannya tersebut. Oleh karena itu, para ahli dan organisasi akuntansi memberikan definisi berbeda tentang konsep laba yaitu sebagai berikut :
  • Laba merupakan suatu pos dasar dan penting dari ikhtisar keuangan yang merniliki berbagai kegunaan dalam berbagai konteks. Laba pada umumnya dipandang sebagai suatu dasar bagi perpajakan, determinan pada kebijakan pembayaran dividen, pedoman investasi, dan pengambilan keputusan, dan unsur prediksi.(Belkaoui : 1993)
  • Laba sebagai jumlah yang berasal dari pengurangan harga pokok produksi, biaya lain dan kerugian dari penghasilan atau penghasilan operasi. Commite On Terminology, Sofyan Syafri H : 2004)
  • Laba adalah pengambilan atas investasi kepada pemilik. Hal ini mengukur nilai yang dapat diberikan oleh entitas kepada investor dan entitas masih memiliki kekayaan yang sama dengan posisi awalnya.(Stice, Skousen : 2009)
  • Laba merupakan jumlah residual yang tertinggal setelah semua beban (termasuk penyesuaian pemeliharaan modal, kalau ada) dikurangkan pada penghasilan. Kalau beban melebihi penghasilan, maka jumlah residualnya merupakan kerugian bersih. Ikatan Akuntan Indonesia : 2007)
Konsep Income dalam Tataran Semantik
Konsep laba dalam tataran semantik berkaitan dengan masalah makna yang harus dilekatkan oleh perekayasa laporan pada simbol atau elemen biaya sehingga laba bermanfat dan bermakna sebagai informasi.

Pada tataran ini, teori menekankan makna yang harus dimiliki oleh konsep laba, seperti teori tentang aset, realitas, atau kegiatan perusahaan yang diinterpretasikan oleh laba. Laba harus dapat memberikan informasi kepada para pengguna laporan keuangan mengenai berbagai teori, misalnya kenaikan jumlah asset dan efektivitas kegiatan produksi perusahaan. Berbagai implementasi laba dalam tataran semantik yaitu :

1)   Pengukur Kinerja
Laba dapat diinterpretasikan sebagai pengukur efisiensi bila dihubungkan dengan tingkat investasi karena kedua hal tersebut secara konseptual merupakan suatu hubungan. Dalam pengukuran kinerja, laba dapat mempresentasikan efisiensi kinerja tersebut dengan menentukan ROI (Return on Investment) dan ROA (Return on Asset) sebagai dasar pengukuran efisiensi.

2)   Konfirmasi Harapan Investor
Kondisi pasar yang efisien atau tidak efisien akan sangat mempengaruhi prediksi atau harapan investor mengenai laba yang akan diperoleh, sehingga keputusan  yang akan diambil dalam melakukan sebuah investasi juga akan terpengaruh. Hal ini berarti informasi mengenai laba dapat dijadikan sarana untuk pengambilan keputusan investasi yang akan dilakukan.

3)   Estimator Laba Ekonomik
Laba ekonomik adalah laba dari kaca mata investor yang digunakan untuk menilai investasi. Penilaian laba ekonomik harus menggunakan informasi yang tersaji dalam pelaporan laba akuntansi, sehingga dharapkan laba akuntansi dapat digunakan sebagai estimasi laba ekonomik. Laporan keuangan diharapkan cukup menyediakan informasi laba dan aliran kas yang layak  serta menyerahkan analisis dan perhitungan laba kepada investor.

Konsep Income dalam Tataran Sintaktik
       Konsep laba dalam tataran sintaktik berkaitan dengan konsep laba yang harus diungkapkan dalam bentuk standar dan prosedur akuntansi yang mantap serta objektif, sehingga angka laba dapat diukur dan disajikan dalam suatu laporan keuangan. Pada tataran ini, teori menekankan bahwa makna laba secara sintaktik adalah selisih pengukuran dan perbandingan antara pendapatan dan biaya. Pengukuran dalam arti luas meliputi saat pengakuan dan prosedur pengakuan. Kriteria atau pendekatan dalam pengukuran laba dibagi menjadi tiga yaitu :

1)   Pendekatan Transaksi (Cash Basis)

            Dalam pendekatan ini, laba diukur dan diakui pada saat terjadinya transaksi dan kemudian terakumulasi sampai akhir periode. Pengukuran dan pengakuan laba juga akan paralel dengan kriteria pengakuan pendapatan dan biaya. Pengakuan laba atas dasar pendekatan ini sama dengan pengakuan pendapatan atas dasar kriteria terealisasi dan sama dengan pengakuan biaya atas dasar kriteria konsumsi manfaat. Pendekatan ini memiliki berbagai keunggulan misalnya jumlah rupiah aset dan kewajiban secara otomatis tersedia pada akhir periode serta perubahan aset dan kewajiban merupakan perubahan nilai yang diakui secara objektif.

Baca Juga

2)   Pendekatan Kegiatan (Accrual Basis)
      Dalam pendekatan ini, laba dianggap timbul bersamaan dengan berlangsungnya kegiatan perusahaan dan bukan sebagai hasil suatu transaksi. Pendekatan ini paralel dengan konsep penghimpunan sebagai basis akrual pendapatan. Dengan konsep ini, laba dapat dinyatakan telah terbentuk bersamaan dengan dilakukannya kegiatan operasi perusahaan dalam arti luas (produksi, penjualan, dan pengumpulan kas) walaupun secara realisasi belum terjadi transaksi secara real. Pendekatan ini memiliki keunggulan dalam membantu management melakukan analisis internal seperti mengukur efisiensi dan profitabilitas setiap kegiatan operasional perusahaaan.

3)   Pendekatan Pertahanan Kapital
         Dalam konsep pertahanan kapital, laba merupakan konsekuensi dari pengukuran kapital pada dua titik waktu yang berbeda. Dengan konsep ini, elemen laba diukur atas dasar pendekatan aset-kewajiban. Dua pendekatan yang dibahas sebelumnya merupakan pendekatan pendapatan-biaya dalam pengukuran dan penilaian elemen neraca (aset dan kewajiban). Nilai aset dan kewajiban merupakan konsekuensi dari pengukuran pendapatan dan biaya atas dasar konsep perbandingan. Laba berdasarkan pendekatan ini berarti perbedaan nilai kapital pada dua saat yang berbeda atau kenaikan kapital dalam suatu periode.

Konsep Income dalam Tataran Pragmatik
       Konsep laba dalam tataran pragmatik berkaitan dengan pengaruh informasi laba terhadap perubahan perilaku para pemakai laporan keuangan. Pada tataran ini, teori menekankan pada pembahasan reaksi pihak yang dituju oleh informasi akuntansi.

Misalnya suatu kejadian pengumuman laba oleh perusahaan, dikatakan mengandung informasi jika pesan tersebut menyebabkan perubahan keyakinan para pengguna laporan dan menyebabkan adanya suatu tindakan tertentu. Apabila tindakan tersebut dapat diyakini sebagai reaksi atas kejadian pengumuman laba tersebut, maka informasi laba dapat dikatakan memiliki manfaat.

      Bila dikaitkan dengan teori positif-normatif, tataran sintaktik dan semantik pada umumnya bersifat normatif, sedangkan teori pragmatik akan lebih bersifat positif. Teori pragmatik juga sering diklasifikasikan sebagai akuntansi keperilakuan (behavioral accounting) karena pokok bahasan pada umumnya adalah perilaku manusia dalam kaitannya dengan informasi. Pendekatan dalam proses penyimpulan yang menghasilkan pernyataan atau tindakan dapat bersifat deduktif maupun induktif.

1)   Pendekatan Penalaran Deduktif
     Penalaran deduktif adalah proses penyimpulan yang berawal dari suatu pernyataan umum yang disepakati (premis) ke pernyataan khusus sebagai kesimpulan (konklusi). Pernyataan umum yang disepakati dan menjadi basis penalaran dapat berasal dari teori, prinsip, konsep, doktrin, atau norma yang dianggap benar, baik, dan relevan dalam kaitannya dengan tujuan penyimpulan. Penalaran deduktif dalam akuntansi digunakan untuk memberi penjelasan dan dukungan terhadap kelayakan suatu pernyataan akuntansi.

2)   Pendekatan Penalaran Induktif
      Penalaran induktif merupakan kebalikan dari penalaran deduktif. Penalaran ini berawal dari suatu pernyataan yang khusus dan berakhir dengan pernyataan umum yang merupakan generalisasi dari keadaan khusus tersebut. Penalaran induktif dalam akuntansi digunakan untuk menghasilkan pernyataan umum yang menjadi penjelasan atau teori terhdap gejala akuntansi tertentu.

Read More

PERAN DAN TUJUAN AKUNTANSI MANAJEMEN

Akuntansi manajemen (management Accounting) adalah proses mengidentifikasi, mengukur, mengakumulasi, menyiapkan, menganalisis, menginterpretasikan dan mengkomunikasikan kejadian ekonomi yang digunakan oleh manajemen (orang yang bertanggungjawab atas operasional perusahaan) untuk melakukan perencanaan (planning) Pengendalian (Controlling), Pengambilan keputusan (decision-making) dan penilaian kinerja organisasi atau perusahaan. 

Proses adalah berbagai kegiatan seperti pengumpulan, pengukuran, penyimpanan, analisis pelaporan dan pengelolaan informasi. Proses manajemen adalah memberdayakan pekerja untuk terlibat dalam proses manajemen. Artinya: Memberikan kesempatan yang lebih besar untuk berpendapat mengenai cara menjalankan pabrik, sedangkan pemberdayaan adalah pemberian wewenang pada orangorang operasional untuk merencanakan, mengendalikan dan membuat keputusan tanpa adanya otorisasi yang eksplisit dari pihak manajemen tingkat menengah atau yang lebih tinggi.

Hasil dari proses adalah informasi dan dalam akuntansi manajemenmencakup Laporan khusus, harga pokok produk, biaya pelanggan, anggaran, laporankinerja dan bahkan komunikasi personal.

TUJUAN AKUNTANSI MANAJEMEN
Adapun tujuan dari akuntansi manajemen meliputi :
  1. Menyediakan informasi yang dipergunakan dalam penghitungan harga pokok jasa, produk dan tujuan lain yang diinginkan oleh manajemen.
  2. Menyediakan informasi yang dipergunakan dalam perencanaan,pengendalian, pengevaluasian dan perbaikan berkelanjutan.
  3. Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan.Dari tujuan diatas terlihat tujuan dari akuntansi manajemen adalah menghasilkaninformasi akuntansi yang digunakan untuk keperluan pengembilan keputusaninternal atau manajemen yang mengelolah perusahaan.


AKUNTANSI MANAJEMEN DAN AKUNTANSI KEUANGAN
Sistem akuntansi disebuah organisasi memiliki dua system utama yaitu :Sistem akuntansi manajemen dan sistem akuntansi keuangan.Akuntansi keuangan merupakan akuntansi yang memfokuskan hasilinformasinya bagi pihak eksternal perusahaan seperti pemilik, kreditor, pemerintahdan lain-lain sedangkan akuntansi manajemen memfokuskan laporannya bagikepentingan manajemen perusahaan (internal). Persamaan dan perbedaanakuntansi manajemen dan akuntansi keuangan adalah :
Persamaan :

1.Menyediakan informasi
Akuntansi manajemen dan akuntansi keuangan sama-sama menyediakaninformasi, akuntansi manajemen menghasilkan informasi yang digunakandalam pengambilan keputusan seperti keputusan pembelian asset yang barucontohnya gedung dan akuntansi keuangan menghasilkan laporan laba rugiyang dapat digunakan oleh investor untuk memutuskan dalam pembeliansaham sebuah perusahaan.

Baca Juga

2. Kegunaan
Metode yang digunakan dalam akuntantasi keuangan juga relevan untuk dipakai dalam akuntansi manajemen seperti metode penyusutan asset tetap dan metode penilaian persediaan keduanya dapat digunakan dalam akuntansi keuangan maupun akuntansi manajemen.

3. Pengolahan data akuntansi
Sistem akuntansi manajemen dan sistem akuntansi keuangan menggunakan system informasi yang sama sebagai sumber dalam menghasilkan informasi yang disajikan kepada penggunanya, contohnya sama-sama menggunakan data transaksi pembelian, penjualan, pengupahan/penggajian dan lain sebagainya.

Perbedaan:
1. Pemakai Utama
Pemakai utama dalam akuntansi manajemen adalah pihak internal perusahaan, pihak internal perusahaan adalah manajemen, mulai dari tingkat yang paling bawah hingga tingkat puncak dan informasi yang digunakan dapat digunakan dalam menjalankan aktifitas perusahaan seperti perencanaa, pengendalian, penilaian kinerja dan pengambilan keputusan. Pemakai utama akuntansi keuangan adalah pihak luar perusahaan seperti investor, kreditor, pemerintah dan informasi keuangan disajikan dalam bentuk Laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan posisi keuangan perusahaan, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan dan laporan yang dihasilkan oleh akuntansi keuangan digunakan dalam pengambilan keputusan seperti menentukan apak akan melakukan investasi atau melakukan penarikan atas investasi yang dilakukan atau bagi bank untuk memutuskan memberikan pinjaman atau tidak pada sebuah perusahaan.

2. Akuntansi manajemen mencatat dan melaporkan kejadian-kejadian yang telah terjadi tapi lebih menekankan pada informasi kegiatan dimasa yang akan datang.

3. Pembatasan prosedur dalam akuntansi keuangan cenderung menghasilkan informasi yang objektif dan dapat diverifikasi, dalam akuntansi manajemen informasinya dapat berupa  informasi keuangan dan non keuangan dan dapat bersifat objektif.

4. Orientasi waktu : Akuntansi keuangan memiliki orientasi historis fungsinya mencatat dan melaporkan kegiatan – kegiatan yang telah terjadi.

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI MANAJEMEN
Sistem informasi akuntansi manajemen (management accounting information system) adalah system informasi yang mentransformasikan infut dengan menggunakan proses untuk menghasilkan output yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan.
Read More

Akuntansi Manajemen Adalah

Akuntansi manajemen adalah salah satu bidang akuntansi yang bertujuan menyajikan laporan-laporan untuk tujuan dan kepentingan pihak internal perusahaan dalam melaksanakan suatu proses manajemen yang terdiri atas sebuah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan serta pengendalian.
Beberapa sumber memberi definisi akuntansi manajemen dengan bermacam macam penjelasan, namun semuanya memiliki benang merah yang sama.

Akuntansi manajemen memfokuskan diri untuk memberikan informasi keuangan guna keperluan internal manajemen perusahaan.

Akuntansi manajemen berhubungan dengan informasi tentang perusahaan untuk memberikan manfaat bagi pemakai laporan keuangan khususnya yang berada didalam perusahaan yang digunakan sebagai dasar pertimbangan dalam pengambilan sebuah keputusan.

Informasi tersebut juga digunakan untuk melihat/menilai hasil yang telah didapat dari aktivitas perusahaan.

Apakah itu untuk perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, serta pengendalian atau pengembilan keputusan tentang semua hal yang berhubungan dengan kebijakan yang menyangkut masa depan perusahaan.

Akuntansi manajemen merupakan suatu proses identifikasi, pengukuran serta melaporkan informasi ekonomi untuk memungkinkan adanya penilaian serta sebuah keputusan yang tegas dan jelas bagi manajemen

Sebagai tambahan referensi, pengertian akuntansi manajemen menurut ahli
Halim dan Supomo [2000 : 3] akuntansi manajemen merupakan kegiatan yang menghasilkan informasi keuangan untuk manajemen sebagai dasar pengambilan keputusan dalam menjalankan fungsi manajemen.

Mulyadi [2001 : 2] akuntansi manajemen merupakan informasi keuangan dihasilkan oleh tipe akuntansi manajemen, yang dimanfaatkan oleh pemakai intern entitas.

Ruang lingkup informasi dalam akuntansi manajemen lebih cenderung sempit.

Tidak terfokus pada prusahaan sebagai satu entitas tetapi lebih detail lagi karena informasi yang dihasilkan ditujukan untuk melaporkan bagian bagian dari perusahaan, seperti bagian produksi, pemasaran serta yang lainnya.

Baca Juga

Tetapi kompleksitas ruang lingkup informasi yang dihasilkan kedepannya akan sejalan dengan tingkatan manajemen yang terlibat dalam pembuat sebuah keputusan.

Jadi, akuntansi manajemen bukan hanya sekedar mengandalkan satu disiplin ilmu akuntansi saja tetapi juga dibutuhkan disiplin ilmu dari manajemen guna mengatasi serta mengatur sumber daya perusahaan.

Selain itu diperlukan disiplin ilmu psikologi sosial yang berguna saat melakukan estimasi perhitungan, perkiraan penjualan produk juga pengendalian sumber daya manusia.

Akuntansi manajemen juga sering mengumpulkan informasi yang bersifat taksiran karena proses pengambilan suatu keputusan selalu berhubungan dengan masa mendatang.

Notes:
Kriteria-kriteria bagi informasi akuntansi manajemen tidak dibatasi oleh prinsip - prinsip akuntansi yang berlaku umum, selama informasi itu bermanfaat bagi pihak manajemen perusahaan.

Apakah itu dalam pengukuran, maupun perhitungan.

Didalam akuntansi manajemen juga tidak ada organisasi ataupun aturan undang - undang yang mengikat serta mengatur aktivitas prakteknya selama aktivitasnya memberi manfaat bagi manajemen maka entitas akan terus menggunakannya.

Manajemen tidak harus pusing dengan standart dan aturan akuntansi yang berlaku.

Dalam pencatatannya, manajemen bebas menggunakan pendekatan apa saja.

Dicatat dengan model apa saja.

Berbentuk seperti apa saja seperti keinginan manajemen, tidak peduli pihak external perusahaan mengerti apa tidak, karena pihak external tidak akan pernah menjumpai laporan akuntansi manajemen.

Tidak ada standar PSAK disini, semuanya terserah keinginan manajemen sesuai kebutuhannya hingga dirasa akuntansi manajemen ini bermanfaat sebagai dasar pengambilan keputusan, baik yang strategis ataupun non strategis untuk mendapatkan goal yang diinginkan.

Read More

Biaya Tetap (Fixed Cost) : Tipe-Tipe Biaya Tetap

Biaya Tetap merupakan biaya yang selalu tetap secara keseluruhan tanpa terpengaruh oleh tingkat aktivitas. Biaya tetap tidak terpengaruh oleh perubahana aktivitas. Karena total biaya bersifat konstan, jumlah biaya tetap per-unit akan semakin kecil bila tingkat aktivitasnya naik. Biaya rata-rata per unit akan turun tetapi dengan tingkat penurunan yang semakin kecil. Aspek biaya tetap ini dapat membingungkan. Meskipun demikian tetap penting untuk menyajikan biaya tetap ini dengan basis rata-rata per-unit. 

Biaya per unit yang terdiri atas elemen biaya tetap dan biaya variabel dasajikan untuk laporan eksternal. Untuk kepentingan internal, biaya tetap tidak perlu disajikan perunit karena dapt membingungkan. Berdasarkan pengalaman, untuk kepentingan internal, untuk mudahnya (dan juga aman) biaya tetap disajikan secara total.

Tipe-tipe biaya tetap :
Biaya tetap biasanya disebut biaya kapaitas (capacity cost) sebab biaya tersebut terjadi karena adanya gedung, peralatan, karyawan profesional yang terlatih dan item lainnya yang dibutuhkan untuk menyediakan kapasitas pokok untuk mempertahankan aktivitasnya. Untuk tujuan perencanaan, biaya tetap dipilah menjadi biaya yang telah ditentukan (commited) dan biaya yang dikeluarkan berdasarkan kebijakan manajemen (discretionary).

Biaya tetap yang telah ditentukan (committed fixed cost) berkaitan dengan investasi fasilitas, peralatan, dan struktur organisasi pokok dalam suatu perusahaan. Contoh biaya ini meliputi penyusutan gedung dan peralatan, pajak bangunan, asuransi, dan gaji manajemen puncak dan karyawan operasional. dua faktor yang berkaitan dengan biaya tetap yang telah ditentukan adalah:
  1. Biaya – biaya tersebut bersifat jangka panjang. 
  2. Tidak dapat dikurangi menjad nol meskipun pada jangka pendek tanpa mengganggu tingkat profitabilitas atau tujuan jangka panjang organisasi. Struktur organisasi dan fasilitas yang penting dijaga keutuhannya.  Biaya untuk merekrut mereka kembali akan jauh lebih besar daripada penghematan jangka pendek yang mungkin diperoleh. 

Keputusan untuk mendapatkan peralatan dalam jumlah besar atau aktivitas lain yang menyebabkan munculnya biaya tetap yang telah ditentukan harus mempertimbangkan perencanaan jangka panjang. Manajemen harus melakukan analisis yang mendalam terhadap berbagai alternatif yang tersedia sebelum mengambil keputusan. Sekali keputusan kembali, biaya yang terjadi tidak dapat dihindarkan selama beberapa tahun ke depan. Strategi manajemen harus diarahkan untuk memanfaatkan sumber daya perusahaan seefektif mungkin.

Biaya Tetap Kebijakan. Biaya ini disebabkan oleh keputusan tahunan yang dibuat oleh manajemen untuk membelanjakan biaya tetap tertentu. Contoh biaya tetap kebijakan termasuk iklan, riset, hubungan masyarakat, program pengembangan manajemen, dan magang untuk para mahasiswa. Ada dua perbedaan pokok antara biaya tetap yang telah ditentukan dengan biaya tetap kebijakan biasanya untuk jangka waktu yang lebih pendek. Sebaliknya, seperti yang telah dijelaskan di atas, biaya tetap yang telah di tentukan melibatkan perencanaan untuk beberapa tahun ke depan. Kedua, biaya tetap kebijakan dapat dibuat untuk jangka pendek dengan pengaruh negatif yang minimal terhadap tujuan perusahaan jangka panjang. 

Suatu biaya akan diklasifikasikan sebagai biaya tetap yang telah ditentukan atau biaya tetap kebijakan sangat tergantung pada strategi manajemen. Karakteristik yang terpenting dari biaya tetap kebijakan bahwa manajemen tidak terpaku pada keputusan yang berkaitan dengan biaya terrsebut. Mereka masih dapat melakukan penyesuaian dari tahun ke tahun atau mungkin dalam waktu kurang dari satu tahun karena kondisi memang menuntut modifikasi keputusan manajemen.

Tren Biaya Tetap dibeberapa perusahaan menunjukkan bahwa biaya tetap semakin besar porsinya dibandingkan dengan biaya variabel. Sebagai contoh, pegawai administrasi di safeway dan kroger memasang harga pada barang secara manual. Sekarang, sebagian besar toko dilengkapi dengan pembaca barcode yang dapat memasukkan harga dan informasi lainnya secara otomatis. Sekarang program komputer sudah dirancang untuk melengkapi formulir pajak yang diperlukan dan program tersebut juga menyediakan informasi perencanaan pajak dan konsultasi yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen. 

Program tersebut dirancang dengan mengumpulkan pengetahuan dari beberapa orang yang ahli di bidang perpajakan. Meskipun semakin banyak pekerjaan manusia telah di gantikan dengan mesin, permintaan secara keseluruhan terhadap pekerjaan yang di tangani oleh manusia tidak berkurang. Sebagai konsekuensinya, biaya kompensasi untuk pegawai tersebut relatif tetap dan lebih bersifat biaya tetap yang di tentukan (commited fixed cost) daripada biaya tetap kebijakan (discretionary fixed cost).

Biaya Tetap dan Relevan yang pembahasannya sudah dimulai pada topik biaya variabel juga penting dalam memahami biaya tetap –khususnya biaya tetap kebijakan. Tingkat biaya tetap kebijakan biasanya ditentukan di awal tahun dan tergantung pada dukungan yang diperlukan untuk program  yang direncanakan seperti iklan dan pelatihan. Selanjutnya, cakupan program ini tergantung tingkat aktivitas yang sudah diantisipasi untuk tahun yang bersangkutan. Oleh karenanya, perencanaan tingkat aktivitas akan mempengaruhi total biaya tetap kebijakan.

Biaya tetap kebijakan lebih mudah untuk disesuaikan dibandingkan dengan biaya tetap yang telah ditentukan. Biaya tetap yang telah ditentukan tampak kurang fleksibel dan biaya ini terdiri atas biaya gedung, peralatan, dan gaji karyawan ini. Sangat sulit untuk membeli setengah perangkat peralatan atau seperangkat manajer lini produk. Rentang relevan aktivitas untuk biaya tetap adalah rentang aktivitas pada saat grafik biaya tersebut berbentuk garis lurus. Pada saat perusahaan memperluas tingkat aktivitasnya, perluasan tersebut menuntut fasilitas lebih banyak atau tim manajemen kunci yang dibutuhkan unttuk perluasan tersebut. Akibatnya, semakin banyak fasilitas yang dibangun dan posisi baru manajemen akan mengakibatkan biaya tetap yang telah ditentukan.

Read More

Tahapan dan Proses Penyusunan Anggaran

Teoriakuntansi.com- Anggaran merupakan alat untuk perencanaan dan pengendalian jangka pendek yang efektif dalam organisasi. Suatu anggaran operasi biasanya meliputi waktu satu tahun dan menyatakan pendapatan dan beban yang direncanakan untuk tahun itu.

Berikut adalah proses penyusunan anggaran yang berlaku umum:

1. Organisasi
a) Departemen anggaran: Departemen anggaran yang biasanya atau tidak selalu melapor kepada kontroler korporat manangani arus informasi sistem pengendalian anggaran. Departemen anggaran memiliki beberapa fungsi yaitu menerbitkan prosedur dan formulir proses penyusunan anggaran, memberikan bantuan kepada pembuat anggaran untuk proses penyusunan anggaran mereka. Menangani proses revisi anggaran selama tahun tersebut dsb.

b) Komite anggaran: Komite anggaran yang anggota-anggotanya terdiri dari manajemen senior seperti chief executive officer (CEO), chief operating officer (COO), chief financial officer (CFO). Dibeberapa perusahaan CEO membuat keputusan tanpa adanya komite. Komite berperan penting dalam melaksanakan anggaran. Komite tersebut meninjau dan menyetujui atau menyesuaikan masing-masing anggaran.

2. Penerbitan pedoman
Jika suatu perusahaan memiliki perencanaan strategis maka pada awal tahun rencana strategis tersebut (biasanya disetujui pada musim panas) adalah permulaan proses penyusunan anggaran. Jika suatu perusahaan tidak memiliki perencanaan strategis maka manajer perlu memikirkan masa depan perusahaan. Tidak seperti penyusunan anggaran, perencanaan strategis tidak memerlukan manajer pusat karena tanggung jawab dibebankan kepada tingkat yang lebih rendah. Dengan demikian ada atau tidak adanya rencana strategis langkah pertama yang dilakukan adalah penerbitan pedoman yang mengatur proses penyusunan anggaran untuk disebarkan kepada semua manajer pusat.

3. Usulan awal anggaran
Dengan menggunakan pedoman tersebut, manajer pusat tanggung jawab, dibantu dengan stafnya, mengembangkan anggaran. Karena sebagian besar pusat tanggung jawab akan memulai tahun anggaran dengan fasilitas, karyawan, dan sumber daya lain yang sama seperti yang mereka saat ini, maka anggaran ini didasarkan pada tingkatan yang ada, yang kemudian dimodifikasi sesuai dengan pedoman.
4. Negosiasi
Proses selanjutnya pembuat anggaran mendiskusikan usulan anggaran dengan atasannya. Ini merupakan inti dari proses tersebut. Atasan cenderung untuk menilai validitas dari tiap penyusaian. Biasanya, pertimbangan yang mempengaruhi adalah bahwa kinerja tahun anggaran sebaiknya merupakan perbaikan dari kinerja tahun berjalan. Atasan tersebut menyadari bahwa ia akan menjadi pembuat anggaran di tingkat berikutnya dari proses anggaran dan, oleh karena itu harus siap untuk mempertahankan anggaran yang pada akhirnya disetujui.

5. Tinjauan dan persetujuan
Persetujuan terakhir direkomendasikan oleh komite anggaran kepada CEO. CEO juga menyerahkan anggaran yang telah disetujui kepada dewan direksi untuk disahkan. Hal ini terjadi pada bulan Desember, tepat sebelum awal tahun anggaran.

Baca Juga

6. Revisi anggaran
Salah satu pertimbangan utama dalam penyusunan anggaran adalah prosedur untuk merevisi anggaran setelah disetujui. Jelasnya, jika dapat direvisi sesuai dengan keinginan pembuat anggaran, maka tidak ada gunanya meninjau dan menyetujui anggaran di awal. Dilain pihak, jika asumsi anggaran ternyata menjadi tidak realistis sehingga perbandingan angka aktual terhadap anggaran adalah tidak berarti, maka revisi anggaran mungkin di inginkan. Ada dua jenis umum revisi anggaran, yaitu:
  • Prosedur yang memungkinkan pemutakhiran anggaran secara sistematis,
  • Prosedur yang memungkinkan adanya revisi dalam keadaan tertentu

7. Anggaran kontinjensi
Anggaran kontinjensi menyediakan suatu cara yang cepat untuk menyesuaikan dengan kondisi yang berubah jika situasinya telah tiba. Jika volume penjualan turun 20%, manajer unit bisnis dapat memutuskan sendiri, sesuai dengan anggaran kontinjensi yang telah ditentukan sebelumnya, tindakan harus dilakukan.

Read More

Perbedaan Antara Akuntansi Perusahaan Manufaktur Dan Akuntansi Perusahaan Dagang

Perbedaan Antara Akuntansi Perusahaan Manufaktur Dan Akuntansi Perusahaan Dagang 
Akuntansi perusahaan manufaktur dan akuntansi perusahaan dagang berbeda dalam hal rekening-rekening yang disajikan dalam laporan keuangan, yaitu neraca dan laporan laba-rugi. Disamping itu dalam perusahaan manufaktur harus membuat laporan biaya produksi.

Perusahaan dagang (merchandising business) menjual produk kepada konsumen. Akan tetapi, perusahaan ini tidak menghasilkan barangnya sendiri, namun membelinya dari perusahaan lain (misalnya, dari perusahaan pabrikan).

Perusahaan manufaktur sering disebut juga pabrikan. Perusahaan ini merupakan perusahaan yang mengubah bahan dasar menjadi output berupa produk.


Perbedaan keduanya diuraikan sebagai berikut: 

Perbedaan dalam neraca 
Di dalam neraca perusahaan dagang, hanya terdapat satu rekening persediaan barang, yaitu Persediaan barang dagangan, sedangkan rekening persediaan dalam neraca perusahaan manufaktur meliputi persediaan bahan baku, persediaan bahan penolong, persediaan barang dalam proses, persediaan barang jadi dan persediaan suplai perlengkapan pabrik. 

Perbedaan dalam laporan laba rugi 
Perbedaan dalam laporan laba-rugi antara perusahaan dagang dan perusahaan manufaktur terletak pada perhitungan harga pokok penjualan. Pada perusahaan dagang barang tersedia untuk dijual diperoleh dengan menjumlahkan persediaan awal dan pembelian bersih, sedangkan pada perusahaan manufaktur diperoleh dengan menjumlahkan persediaan awal barang jadi dan harga pokok produksi. 

Harga Pokok Produksi 
Harga pokok produksi adalah biaya yang terjadi dalam rangka untuk menghasilkan barang atau produk jadi yang siap untuk dijual. Biaya produksi dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu : biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. 

1. Biaya Bahan Baku 
Biaya bahan baku adalah Bahan yang digunakan untuk menghasilkan barang jadi dan secara fisik menjadi bagian dari produk tersebut. Misalnya, pemakaian bahan berupa kulit, benang, paku, lem dan cat pada perusahaan sepatu. 

2. Biaya Tenaga Kerja Langsung 
Merupakan biaya yang dibayarkan kepada tenaga langsung Istilah tenaga kerja langsung digunakan untuk menunjuk tenaga kerja (karyawan) yang terlibat langsung dalam pengolahan bahan langsung atau bahan baku menjadi barang jadi. Misalnya upah yang dibayarkan kepada karyawan bagian pemotongan atau bagian perakitan atau bagian pengecatan pada perusahaan mebel. 

Baca Juga

3. Biaya Overhead Pabrik 
Biaya overhead pabrik (biaya produksi tidak langsung) adalah biaya produksi selain biaya bahan baku dan tenaga kerja langsung. Misalnya biaya tenaga kerja tidak langsung, bahan pembantu atau penolong, reparasi dan pemeliharaan mesin, pemeliharaan gedung pabrik, biaya listrik pabrik, biaya penyusutan mesin dan lain-lain.

Itulah beberapa perbedaan antara akuntansi perusahaan manufaktur dan perusahaan dagang. Semoga artikel ini dapat menambah pengetahuan dan bermanfaat bagi para pembaca. Terimakasih banyak atas kunjungannya.

Read More

TUJUAN PENENTUAN HARGA TRANSFER (AKUNTANSI BIAYA)

Dalam perusahaan yang menerapkan struktur organisasi divisionalisasi dan pusat laba, tidak dapat dihindarkan terjadinya transaksi bisnis atau jual beli barang dan jasa antar devisi akan mempengaruhi kinerja masing-masing divise dalam suatu perusahaan. Hubungan bisnis antar divisi dapat dikatakan sebagai konsekuensi adanya desentralisasi dan pemberian hak otonomi bagi manajer masing-masing divisi untuk bertindak yang terbaik sesuai dengan kepentingan divisi dan atau perusahaan secara keseluruhan, harga transfer juga untuk mengendalikan mekanisme arus sumber daya anggota dalam satu kelompok perusahaan.

Harga transfer merupakan harga pertukaran barang dan jasa antar divisi dalam suatu organisasi yang sama dengan tujuan untuk diproses lebih lanjut. Besarnya harga transfer akan mempengaruhi prestasi divisi penjual dari sisi pendapatan, sedangkan bagi divisi pembeli akan mempengaruhi prestasinya dari sisi biaya.

TUJUAN PENENTUAN HARGA TRANSFER
Efektifitas penggunaan berbagai metode perhitungan laba rugi sebagai sarana pengukuran prestasi manajer divisi pusat laba dan pusat investasi sangat tergantung pada ketepatan dalam penentuan besarnya harga transfer yang menjadi wewenang divisi tersebut. 

Tujuan yang ingin dicapai, dengan diterapkannya kebijaksanaan harga transfer dalam suatu perusahaan yaitu Untuk perlakuan yang adil dalam penilaian prestasi. Adanya perlakuan yang seimbang dan tidak membeda-bedakan bagi divisi penjual dan pembeli yaitu divisi penjual mempunyai hak untuk menjual pada konsumen di dalam maupun diluar perusahaan dengan harga tertinggi yang paling menguntungkan adalah :
  1. Untuk mengurangi beban pajak. Perusahaan akan berusaha menghindari dari kewajiban pajak dengan memanfaatkan perbedaan tariff pajak antar Negara dengan menggeser jumlah laba pada Negara yang tariff pajaknya rendah.
  2. Untuk mengurangi resiko pertukaran. Harga transfer digunakan untuk mentransfer dana dari Negara-negara yang dinilai tukarannya rebdah sehingga dapat meminimumkan kerugian akibat selisih nilai tukar.
  3. Meningkatkan laba perusahaan multinasional dari kerjasama. Harga transfer digunakan perusahaan induk untuk memperkecil laba perusahaan yang didirikan bersama perusahaan local. Maka perusahaan induk harus terlebih dahulu merancang agar perusahaan kerjasama tersebut terkait secara operasional dengan perusahaan induk.
  4. Menyembunyikan tingkat laba sesungguhnya perusahaan afiliasi. Perusahaan multinasional berusaha menyamarkan tingkat laba sebenarnya perusahaan afiliasi dengan menetapkan harga transfer yang tinggi untuk Negara yang tarif pajaknya lebih rendah.


Read More

BIAYA VARIABEL DAN ABSORPSTION

Perusahaan mencatat biaya total dan biaya per unit untuk sejumlah alasan, misalnya untuk pembuatan laporan keuangan, penentuan tingkat laba, dan pengambilan keputusan. Akan tetapi belum banyak dipikirkan mengenai pengaruh cara suatu produk atau jasa dihasilkan, terhadap sistem akuntansi yang digunakan. Perusahaan manufaktur dan jasa dapat dibagi menjadi dua jenis, tergantung pada apakah produk atau jasa mereka unik atau tidak. 

a. Perhitungan dan produksi biaya pesanan 
Perusahaan yang beroperasi dalam industri berdasarkan proses, memproduksi jenis jasa atau produk yang sangat banyak dan berbeda satu dengan lainnya. Idealnya, setiap produk atau jasa dapat dikhususkan menurut pelanggan tertentu. Perkembangan teknologi memungkinkan perusahaan untuk memproduksi lebih banyak produk untuk memenuhi pesanan khusus. Pada sistem produksi berdasarkan pesanan, biaya - biaya diakumulasikan berdasarkan pekerjaan. Pendekatan untuk membedakan biaya ini dinamakan sistem perhitungan biaya pesanan. Dalam suatu perusahaan yang beroperasi berdasarkan pesanan, pengumpulan biaya per pekerjaan menyediakan informasi penting bagi pihak manajemen. Misalnya penetapan harga yang sering ditetapkan berdasarkan biaya dan dalam lingkungan perusahaan berdasarkan pesanan.

b. Perhitungan dan produksi biaya proses
Perusahaan - perusahaan yang termasuk dalam industri proses, secara besar - besaran memproduksi produk yang hampir sama atau sejenis. Hal yang penting daam sistem proses adalah bahwa biaya satu unit produk indentik dengan biaya peoduk lainnya. Perusahaan dengan sistem proses mengakumulasi biaya produksi berdasarkan proses atau departemen untuk satu periode tertentu. Output proses selama periode tersebut diukur. Biaya perunit dihitung melalui pembagian biaya prosesnya dengan output pada periode terkait. Pendekatan akumulasi biaya ini disebut sebagai sistem perhitungan biaya proses.

c. Menghitung biaya perunit dengan menggunakan perhitungan biaya pesanan
Definisi perhitungan biaya produk akan digunakan untuk menggambarkan prosedur perhitungan biaya pesanan. Dalam hal ini, biaya produksi terdiri dari bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan overhead. Dalam suatu lingkungan berdasarkan pesanan, penentuan tarif overhead yang dianggarkan selalu digunakan, karena penyelesaian pekerjaan jarang sesuai dengan selesainya tahun fiskal. Perhitungan biaya normal memerlukan pembebanan biaya unit produksi dengan menggunakan biaya aktual bahan baku langsung, biaya aktual tenaga kerja langsung, dan membebankan overhead dengan satu beberapa tarif yang telah dianggarkan. Overhead dapat dibebankan dengan menggunakan pendekatan berdasarkan biaya variabel dan absorpsi, tergantung pada pentingnya keakuratan perhitungan biaya produk untuk perusahaan yang berdasarkan pesanan khusus. 

1.1 BIAYA VARIABEL
Biaya variabel berubah sesuai dengan perubahan output. Biaya variabel adalah biaya yang dalam jumlah total, bervariasi secara proporsional terhadap perubahan output. Oleh karena itu biaya variabel naik ketika output naik dan akan turun ketika output turun. Biaya variabel lazim digunakan untuk kepentingan internal.  

Perhitungan biaya variabel menekankan perbedaan antara biaya manufaktur tetap dan biaya manufaktur variabel. Perhitungan biaya variabel membebankan hanya biaya manufaktur variabel ke produk, biaya ini meliputi bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan overhead variabel. Overhead tetap diperlakukan sebagai beban periode dan tidak disertakan dalam penentuan biaya produk. Dasar pemikiran ini adalah overhead tetap adalah biaya kapasitas dan tetap ada dalam bisnis. Segera setelah periodenya berlalu, setiap manfaatnya diberikan oleh kapasitas akan habis dan tidak bileh diinventarisasi. Menurut perhitungan biaya variabel overhead tetap dari suatu periode dipandang habis pada akhir dari periode itu dan dibebankan secara total terhadap pendapatan dari periode tersebut. 

Biaya variable (variable costing) adalah pendekatan alternative untuk tujuan laporan internal. Keunggulan biaya variable adalah:
  • Laporan laba rugi yang dihasilkan dapat langsung digunakan untuk melakukan analisis biaya volume laba.
  • Laba periodic tidak dipengaruhi oleh tingkat persedian akhir.
  • Biaya produksi perunit tidak mengandung biaya tetap. Hal ini akan mengindarkan manajer dari kesalahan yang dipicu oleh asumsi bahwa biaya produksi perunit, padahal sebagian diantaranya merupakan biaya tetap. 
  • Jumlah total niata tetap dinyatakan secara emplisit dalam laporan laba rugi, sementara dalam full costing biaya tetap dialokasikan ke harga pokok penjualan dan persediaan. 
  • Memisahkan estimasi tingkat profitabilitas produk, konsumen, dan segmen jenis lainnya. 
  • Efektif digunakan untuk kepentingan pengendalian biaya.
  • Laba bersih yang dihasilkan lebih dekat dengan aliran kas bersih dibandingkan dengan laba bersih dari biaya absorpsi. 

1.2 BIAYA ABSORPSI
Pada metode biaya absorpsi memperlakukan semua biaya produk yang terjadi dari bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik (tetap dan variable) sebagai harga pokok [roduk tanpa memperhatikan apakah biaya tersebut variable atau tetap. Menurut perhitungan biaya absorpsi overhead tetap dipandang sebagai biaya produk bukan biaya periode. Menurut metode ini overhead tetap dibebankan ke produk melalui penggunaan tariff overhead tetap yang ditetapkan terlebih dahulu dan tidak dibebankan sebagai produk terjual. Dengan kata lain, overhead tetap dapat diinventarisasikan. 

Perhitungan biaya absorpsi diisyaratkan untuk keperluan pelaporan eksternal FASB, IRS, dan lembaga pengaturan lainnya tidak menerima perhitungan biaya variable sebagai metode perhitungan biaya produk untuk pelaporan eksternal. Akan tetapi, perhitungan biaya variable mampu memberikan informasi biaya yang penting untuk penganbilan keputusan dan pengendalian, informasi seperti ini tidak dapat diperoleh dari perhitungan biaya absorpsi. 

Keunggulan dari biaya absorpsi adalah:
  • Praktis dan memerlukan penggolongan biaya tetap dan variable.
  • Perhitungan biaya absorpsi lebih menarik bagi para akuntan dan manajer Karena mereka percaya metode ini lebih baik dalam menggambarkan perbandingan biaya dan  pendapatan.
  • Pada tingkat tertentu, perhitungan biaya absoprsi diterima sebagai metode yang digunakan untuk menyiapkan laporan eksternal yang diwajibkan dan laporan pajak penghasilan. Dengan alasan biaya dan kemungkinan kebingungan untuk membuat sistem perhitungan ganda, satu untuk eksternal dan satu lagi untu internal, maka kebanyakan perusahaan menggunakan perhitungan biaya absorpsi untuk laporan ekternal dan internal.

1.3 BIAYA VARIABLE VS BIAYA ABSORPSI.
Biaya variable dan biaya absorpsi merupakan dua pendekatan yang digunakan untuk menentukan harga pokok produk dengan tujuan untuk melakukan penilaian persediaan dan penentuan harga pokok penjualan. Perbedaan antara biaya variable dan biaya absorpsi terletak pada perlakuan biaya overhead tetap.   

Tabel 1.1 perbandingan biaya variable dan biaya absorpsi

1.4 HUBUNGAN ANTARA PRODUKSI, PENJUALAN DAN LABA
Hubungan antara laba menurut perhitungan biaya variable dan laba menurut biaya absorpsi berubah ketika hubungan antara produksi dan penjualan berubah. Apabila barang yang terjual lebih banyak dari produksi maka laba menurut perhitungan biaya variable akan lebih tinggi dari laba menurut perhitungan biaya absorpsi. Alasannya adalah menurut perhitungan biaya absorpsi, unit-unit yang keluar dari persediaan mengandung overhead tetap dari periode sebelumnya. Selain itu unit-unit yang diproduksi dan dijual telah mengandung seluruh overhead tetap periode berejalan. 

Dengan demikian jumlan beban overhead tetap menurut perhitungan absorpsi lebih besar dari overhead tetap periode berjalan sejumlah overhead tetap yang keluuar dari persediaan. Oleh karena itu, laba menurut perhitungan biaya variable lebih tinggi dari laba menurut perhitungan biaya absorpsi karena jumlah overhead tetap mengalir keluar dari persediaan awal. 

1. Jika Produksi > penjualan, Maka Laba bersih absorpsi > laba bersih variable
2. Jika Produksi < penjualan, Maka Laba bersih absorpsi < laba bersih variable
3. Jika Produksi = penjualan, Maka Laba bersih absorpsi = laba bersih variable

II. BIAYA VARIABEL DAN EVALUASI KINERJA
Evaluasi terhadap para manajer sering dikaitkan dengan profitabilitas unit-unit yang berada dalam mereka. Bagaimana laba berubah dari satu period eke periode berikutnya dan bagaimana laba actual dibandingkan dengan laba yang direncanakan sering kali digunakan sebagai petunjuk terhadap kemampuan manajerial. Akan tetapi, agar dapat menjadi petunjuk yang bermakna, laba harus mencerminkan usaha manajerial. Misalnyam apabila seorang manajer telah bekerja keras dan berhak meningkatkan penjualan sementara biaya tidak berubah, maka laba harus meningkat melebihi periode sebelumnya yang mengisyaratkan keberhasilan. 

Baca Juga

Secara umum apabila kinerja laba diharapkan untuk mencerminkan kinerja manajerial maka manjer berhak untuk mengharapkan berlakunya hal-hal berikut ini:
  1. Ketika pendapatan penjualan meningkat dari satu periode ke periode berikutnya sementara factor-faltor lainnya tetap maka laba akan meningkat.
  2. Ketika pendapatan penjualan menurun dari satu period eke periode berikutnya sementara factor-faktor lainnya tetap maka laba akan menurun.
  3. Ketika pendapatan penjualan tidak berubah dari satu periode ke periode berikutnya sementara factor-faktor lainnya tetap maka laba tidak akan berubah. Yang menarik, laba menurut perhitungan biaya variable selalu mengikuti hubungan antara penjualan dan laba di atas. Menurut perhitungan biaya absorpsi kadang-kadang tidak demikian halnya.

III. LAPORAN SEGMEN
A. PELAPORAN YANG DI SEGMEN 
Untuk beroperasi secara efektif, manajer harus mempunyai informasi sebanyak – banyaknya yang melebihi dari informasi yang diberikan oleh laporan laba rugi semata. Beberapa jenis produk dapat menguntungkan dan beberapa lainnya tidak dapat memberikan keuntungan, beberapa daerah penjualan mungkin mempunyai komposisi penjualan yang buruk atau mungkin mengabaikan kesempatan penjualan, atau beberapa divisi produksi mungkin tidak efektif menggunakan kapasitas dan sumber daya mereka. Untuk membuka masalah ini manajer membutuhkan laporan yang memfokuskan pada segmen perusahaan.

Segmen dapat didefinisikan sebagai setiap bagian aktivitas organisasi yang mengakibatkan manajer perlu mencari data biaya mengenai bagian atau aktivittas organisasi tersebut. Misalnya, segmen akan meliputi daerah penjualan, divisi produksi, departemenn produksi dan jenis produk. 
Laporan yang disegmen dapat disajikan untuk aktivitas pada berbagai tingkat yang berbeda pada organisasi dan dapat disajikan dalam bentuk yang berbeda.

B. KONSEP ALOKASI DASAR
Laporan yang disegmen untuk kegiatan interen disajikan secara khusus dalam bentuk kontribusi. Pedoman penentuan harga pokok yang ditentukan dalam penyajian laporan ini adalah sama seperti pedoman penentuan harga pokok yang digunakan dalam penyajian laporan jenis kontribusi pada umumnya, kecuali satu hal yang tidak sama yaitu pada penanganan biaya tetap. Dimana biaya tetap dibagi dalam dua bagian pada laporan yang disegmen yaitu directfixed cost dan commonfixed cost.
Diract fixed cost yaitu biaya tetap yang dapat dikaitkan langsung pada segmen tertentu dan yang timbul karena adanya segmen. Sedangkan common fixed cost yaitu biaya tetap yang tidak dapat dikaitkan langsung pada setiap segmen tertentu, tetapi timbul karena aktivitas operasi keseluruhan. 

Dua pedoman yang diikuti dalam membebankan biaya keberbagai segmen operasi menurut pendekatan kontribusii yaitu: 
1. Mengikuti pola prilaku biaya ( biaya variable dan biaya tetap )
2. Mengikuti apakah biaya dapat ditelusuri secara langsung kesegmen yang bersangkutan atau tidak.

Pelaporan yang disegmen member kemampuan pada perusahaan untuk melihat sendiri dari berbagai sudut pandang yang bebeda. Berbeda cara untuk dapat menghasilkan data biaya dan profotabilitas meliputi: 
1. Perdivisi 
2. Per lini produk 
3. Per daerah penjualan
4. Per daerah desa
5. Peroperasi dalam dan luar negeri

Read More

Harga Pokok Pesanan Akuntasi Biaya

SIKLUS AKUNTANSI BIAYA

Siklus akuntansi biaya dalam perusahaan dipengaruhi oleh siklus kegiatan usaha perusahaan tsb. Perusahaan yg berbeda akan menerapkan siklus akuntansi biaya yang berbeda pula:
1. Perusahaan dagang
2. Perusahaan jasa
3. Perusahaan manufaktur

PERUSAHAAN DAGANG
Siklus kegiatan dimulai dengan pembelian barang dagangan kemudian diakhiri dengan penjualan kembali barang dagangan tersebut.  Siklus akuntansi biaya dimulai dengan pencatatan harga pokok barang dagangan yang dibeli dan berakhir dengan penyajian harga pokok barang dagangan yang dijual. Tujuan akuntansi biaya adalah untuk menyajikan informasi harga pokok barang dagangan yang dijual, biaya administrasi dan umum,  serta biaya pemasaran.

PERUSAHAAN JASA
Siklus kegiatan dimulai dengan persiapan penyerahan jasa dan berakhir dengan penyerahan jasa kepada pemakainya. Siklus akuntansi biaya dimulai dengan pencatatan biaya persiapan penyerahan jasa dan berakhir dengan disajikannya harga pokok jasa yang diserahkan.  Akuntansi biaya dalam perusahaan jasa bertujuan untuk menyajikan informasi harga pokok per satuan jasa yang diserahkan kepada pemakai jasa.

PERUSAHAAN MANUFAKTUR
Siklus kegiatan dimulai dengan pengolahan bahan baku di bagian produksi dan berakhir dengan penyerahan produk jadi ke bagian gudang.  Siklus akuntansi biaya:
1. pencatatan harga pokok bahan baku
2. pencatatan biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead  pabrik
3. disajikannya harga pokok produk

Siklus Pembuatan Produk

Siklus Akutansi Biaya 
Rekening buku besar yg dipakai untuk penampungan biaya adalah : 
1. Barang Dalam Proses                                                                                                              Digunakan untuk mencatat biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik (debit), dan harga pokok produk jadi yang ditransfer ke Bagian Gudang (kredit).

2. Persediaan Bahan Baku                                                                                                            Digunakan untuk mencatat harga pokok bahan baku yang dibeli (debit), dan harga pokok bahan baku yang dipakai dalam produksi (kredit).

3. Gaji dan Upah                                                                                                                       
Rekening ini merupakan rekening antara (clearing account) yang digunakan untuk mencatat utang gaji dan upah (debit) dan upah langsung yang digunakan untuk mengolah produk (kredit).

4. Biaya Overhead Pabrik                                                                                                          Digunakan untuk mencatat biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk berdasarkan tarif yang ditentukan di muka (kredit).

5. Persediaan Produk Jadi                                                                                                                          Digunakan untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer dan bagian produksi ke bagian gudang (debit), dan harga pokok produk jadi yang dijual (kredit).

KARAKTERISTIK USAHA BERDASARKAN PESANAN
Karakteristik perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan adalah:
1. Proses pengolahan produk terjadi secara terputus-putus.
2. Produk dihasilkan sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan oleh pemesan. 
3. Produksi ditujukan untuk memenuhi pesanan, bukan untuk memenuhi persediaan di 
    gudang 

Karakteristik metode pengumpulan biaya produksi tsb adalah:
  1. Perushn memproduksi berbagai macam produk sesuai dengan spesifikasi pemesan dan setiap jenis produk perlu dihitung harga pokok produksinya secara individual.
  2. Biaya produksi harus digolongkan berdasarkan hubungannya dengan produk menjadi duakelompok : biaya produksi langsung dan biaya produksi tidak langsung.
  3. Biaya produksi langsung terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung,   sedangkan biaya produksi tidak langsung disebut dgn istilah biaya overhead pabrik.
  4. Biaya produksi langsung diperhitungkan sebagai harga pokok produksi pesanan berdasarkan biaya yg sesungguhnya terjadi, sedangkan biaya overhead pabrik diperhitungkan ke dalam harga pokok pesanan berdasarkan tarif yang ditentukan di muka.
  5. Harga pokok produksi per unit dihitung pada saat pesanan selesai diproduksi dgn cara membagi jumlah biaya produksi yg dikeluarkan untuk pesanan tersebut dgn jumlah unit produk yang dihasilkan dalam pesanan yg bersangkutan.

 Informasi harga pokok produksi per pesanan bermanfaat bagi manajemen untuk:
  1. Menentukan harga jual yang akan dibebankan kepada pemesan.                                            
  2. Mempertimbangkan penerimaan atau penolakan pesanan.                                                            
  3. Memantau realisasi biaya produksi.                                                                                                
  4. Menghitung laba atau rugi tiap pesanan.                                                                                        
  5. Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang disajikan    dalam neraca.

PENENTUAN HARGA JUAL
Perusahaan yg produksinya berdasarkan pesanan memproses produk berdasarkan spesifikasi yang  ditentukan oleh pemesan. Akibatnya biaya produksi pesanan yg satu akan berbeda dengan biaya produksi pesanan yg lain, tergantung pada spesifikasi yang dikehendaki oleh pemesan.  Harga jual yang dibebankan ke pemesan sangat ditentukan oleh besarnya biaya produksi yg akan dikeluarkan untuk memproduksi pesanan tertentu. Formulasi untuk menentukan harga jual yang akan dibebankan kepada pemesan adalah :
Taksiran biaya produksi untuk pesanan        Rp xx                   
Taksiran biaya nonproduksi yg dibebankan ke pemesan            xx    +          
Taksiran total biaya pesanan        Rp xx                       
Laba yang  diinginkan                      xx         +         
Taksiran harga jual yg dibebankan ke pemesan Rp xx

Informasi taksiran biaya produksi selanjutnya dipakai sebagai salah satu dasar untuk menentukan harga jual yang akan dibebankan kepada pemesan. Untuk menaksir biaya produksi yang akan dikeluarkan dalam memproduksi pesanan perlu dihitung unsur-unsur biaya berikut ini:

Baca Juga

Taksiran biaya bahan baku Rp xx                                           
Taksiran biaya tenaga kerja langsung       xx                                            Taksiran biaya overhead pabrik       xx      +                                 
Taksiran biaya produksi           Rp xx

MEMPERTIMBANGKAN PENERIMAAN / PENOLAKAN PESANAN
Seringkali harga jual produk yg dipesan oleh pemesan telah terbentuk di pasar , sehingga keputusan yg perlu dilakukan oleh manajemen adalah menerima atau menolak pesanan. Untuk pengambilan keputusan tsb, manajemen memerlukan informasi total harga pokok pesanan yg akan diterima tersebut. Informasi total harga pokok pesanan memberikan dasar perlindungan bagi manajemen agar di dalam menerima pesanan perusahaan tidak mengalami kerugian. Total harga pokok pesanan dihitung dengan unsur biaya berikut ini:

Biaya produksi pesanan:                                                                                                                            
Taksiran biaya bahan baku Rp xx                                                              Taksiran biaya tenaga kerja      xx                                                              Taksiran biaya overhead pabrik      xx      +                                                      Taksiran total biaya produksi Rp xx                                                                                               
Biaya non produksi:                                                                                                                        
Taksiran biaya admin&umum Rp xx                                                            Taksiran biaya pemasaran       xx     +                                                    Taksiran biaya nonproduksi Rp xx      +  
Taksiran total harga pokok pesanan         Rp xx

MEMANTAU REALISASI BIAYA PRODUKSI
Manfaat info taksiran biaya produksi:

1. dasar untuk menetapkan harga jual yg akan dibebankan kpd pemesan.                                
2. dasar untuk mempertimbangkan diterima tidaknya suatu pesanan.

Jika pesanan telah diputuskan untuk diterima, manajemen memerlukan informasi biaya produksi yg sesungguhnya dikeluarkan dalam memenuhi pesanan. Akuntansi biaya digunakan untuk memantau apakah proses produksi untuk memenuhi pesanan mengeluarkan total biaya produksi pesanan sesuai dengan yg diperhitungkan sebelumnya atau tidak. Pengumpulan biaya produksi per pesanan dilakukan dengan menggunakan metode harga pokok pesanan. Perhitungan biaya produksi sesungguhnya yang dikeluarkan untuk pesanan dilakukan dengan: 
Biaya bahan baku sesungguhnya Rp xx                                                   
Biaya tenaga kerja sesungguhnya       xx                                                      Taksiran biaya overhead pabrik       xx       +                                         Total biaya produksi sesungguhnya          Rp xx
MENGHITUNG LABA ATAU RUGI BRUTO TIAP PESANAN
Informasi biaya produksi yg sesungguhnya dikeluarkan dipakai untuk menentukan apakah pesanan mampu menghasilkan laba atau rugi sehinga dapat diketahui kontribusi tiap pesanan dalam menutup biaya nonproduksi dan menghasilkan laba atau rugi. metode harga pokok pesanan dipakai untuk mengumpulkan informasi biaya produksi yang sesungguhnya dikeluarkan untuk tiap pesanan guna menghasilkan informasi laba atau rugi. Laba atau rugi bruto setiap pesanan dihitung dengan:
Harga jual yang dibebankan kepada pemesan           Rp xx                           
Biaya produksi pesanan tertentu:                                                                                       
Biaya bahan baku sesungguhnya         Rp xx                                           
Biaya tenaga kerja langsung sesungguhnya       xx                                           
Taksiran biaya overhead pabrik              xx                                           
Total biaya produksi pesanan            Rp xx   -                            
Laba / rugi bruto            Rp xx   
PENYAJIAN HARGA POKOK DALAM NERACA
Di dalam neraca disajikan:
  • harga pokok persediaan produk jadi →  yaitu biaya produksi yang melekat pada pesanan yang telah selesai diproduksi, namun pada tanggal neraca belum diserahkan kepada pemesan.
  • harga pokok persediaan produk dalam proses → biaya produksi yang melekat pada pesanan yang pada tanggal neraca masih dalam proses pengerjaan.

Read More