BIAYA VARIABEL DAN ABSORPSTION

Perusahaan mencatat biaya total dan biaya per unit untuk sejumlah alasan, misalnya untuk pembuatan laporan keuangan, penentuan tingkat laba, dan pengambilan keputusan. Akan tetapi belum banyak dipikirkan mengenai pengaruh cara suatu produk atau jasa dihasilkan, terhadap sistem akuntansi yang digunakan. Perusahaan manufaktur dan jasa dapat dibagi menjadi dua jenis, tergantung pada apakah produk atau jasa mereka unik atau tidak. 

a. Perhitungan dan produksi biaya pesanan 
Perusahaan yang beroperasi dalam industri berdasarkan proses, memproduksi jenis jasa atau produk yang sangat banyak dan berbeda satu dengan lainnya. Idealnya, setiap produk atau jasa dapat dikhususkan menurut pelanggan tertentu. Perkembangan teknologi memungkinkan perusahaan untuk memproduksi lebih banyak produk untuk memenuhi pesanan khusus. Pada sistem produksi berdasarkan pesanan, biaya - biaya diakumulasikan berdasarkan pekerjaan. Pendekatan untuk membedakan biaya ini dinamakan sistem perhitungan biaya pesanan. Dalam suatu perusahaan yang beroperasi berdasarkan pesanan, pengumpulan biaya per pekerjaan menyediakan informasi penting bagi pihak manajemen. Misalnya penetapan harga yang sering ditetapkan berdasarkan biaya dan dalam lingkungan perusahaan berdasarkan pesanan.

b. Perhitungan dan produksi biaya proses
Perusahaan - perusahaan yang termasuk dalam industri proses, secara besar - besaran memproduksi produk yang hampir sama atau sejenis. Hal yang penting daam sistem proses adalah bahwa biaya satu unit produk indentik dengan biaya peoduk lainnya. Perusahaan dengan sistem proses mengakumulasi biaya produksi berdasarkan proses atau departemen untuk satu periode tertentu. Output proses selama periode tersebut diukur. Biaya perunit dihitung melalui pembagian biaya prosesnya dengan output pada periode terkait. Pendekatan akumulasi biaya ini disebut sebagai sistem perhitungan biaya proses.

c. Menghitung biaya perunit dengan menggunakan perhitungan biaya pesanan
Definisi perhitungan biaya produk akan digunakan untuk menggambarkan prosedur perhitungan biaya pesanan. Dalam hal ini, biaya produksi terdiri dari bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan overhead. Dalam suatu lingkungan berdasarkan pesanan, penentuan tarif overhead yang dianggarkan selalu digunakan, karena penyelesaian pekerjaan jarang sesuai dengan selesainya tahun fiskal. Perhitungan biaya normal memerlukan pembebanan biaya unit produksi dengan menggunakan biaya aktual bahan baku langsung, biaya aktual tenaga kerja langsung, dan membebankan overhead dengan satu beberapa tarif yang telah dianggarkan. Overhead dapat dibebankan dengan menggunakan pendekatan berdasarkan biaya variabel dan absorpsi, tergantung pada pentingnya keakuratan perhitungan biaya produk untuk perusahaan yang berdasarkan pesanan khusus. 

1.1 BIAYA VARIABEL
Biaya variabel berubah sesuai dengan perubahan output. Biaya variabel adalah biaya yang dalam jumlah total, bervariasi secara proporsional terhadap perubahan output. Oleh karena itu biaya variabel naik ketika output naik dan akan turun ketika output turun. Biaya variabel lazim digunakan untuk kepentingan internal.  

Perhitungan biaya variabel menekankan perbedaan antara biaya manufaktur tetap dan biaya manufaktur variabel. Perhitungan biaya variabel membebankan hanya biaya manufaktur variabel ke produk, biaya ini meliputi bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan overhead variabel. Overhead tetap diperlakukan sebagai beban periode dan tidak disertakan dalam penentuan biaya produk. Dasar pemikiran ini adalah overhead tetap adalah biaya kapasitas dan tetap ada dalam bisnis. Segera setelah periodenya berlalu, setiap manfaatnya diberikan oleh kapasitas akan habis dan tidak bileh diinventarisasi. Menurut perhitungan biaya variabel overhead tetap dari suatu periode dipandang habis pada akhir dari periode itu dan dibebankan secara total terhadap pendapatan dari periode tersebut. 

Biaya variable (variable costing) adalah pendekatan alternative untuk tujuan laporan internal. Keunggulan biaya variable adalah:
  • Laporan laba rugi yang dihasilkan dapat langsung digunakan untuk melakukan analisis biaya volume laba.
  • Laba periodic tidak dipengaruhi oleh tingkat persedian akhir.
  • Biaya produksi perunit tidak mengandung biaya tetap. Hal ini akan mengindarkan manajer dari kesalahan yang dipicu oleh asumsi bahwa biaya produksi perunit, padahal sebagian diantaranya merupakan biaya tetap. 
  • Jumlah total niata tetap dinyatakan secara emplisit dalam laporan laba rugi, sementara dalam full costing biaya tetap dialokasikan ke harga pokok penjualan dan persediaan. 
  • Memisahkan estimasi tingkat profitabilitas produk, konsumen, dan segmen jenis lainnya. 
  • Efektif digunakan untuk kepentingan pengendalian biaya.
  • Laba bersih yang dihasilkan lebih dekat dengan aliran kas bersih dibandingkan dengan laba bersih dari biaya absorpsi. 

1.2 BIAYA ABSORPSI
Pada metode biaya absorpsi memperlakukan semua biaya produk yang terjadi dari bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik (tetap dan variable) sebagai harga pokok [roduk tanpa memperhatikan apakah biaya tersebut variable atau tetap. Menurut perhitungan biaya absorpsi overhead tetap dipandang sebagai biaya produk bukan biaya periode. Menurut metode ini overhead tetap dibebankan ke produk melalui penggunaan tariff overhead tetap yang ditetapkan terlebih dahulu dan tidak dibebankan sebagai produk terjual. Dengan kata lain, overhead tetap dapat diinventarisasikan. 

Perhitungan biaya absorpsi diisyaratkan untuk keperluan pelaporan eksternal FASB, IRS, dan lembaga pengaturan lainnya tidak menerima perhitungan biaya variable sebagai metode perhitungan biaya produk untuk pelaporan eksternal. Akan tetapi, perhitungan biaya variable mampu memberikan informasi biaya yang penting untuk penganbilan keputusan dan pengendalian, informasi seperti ini tidak dapat diperoleh dari perhitungan biaya absorpsi. 

Keunggulan dari biaya absorpsi adalah:
  • Praktis dan memerlukan penggolongan biaya tetap dan variable.
  • Perhitungan biaya absorpsi lebih menarik bagi para akuntan dan manajer Karena mereka percaya metode ini lebih baik dalam menggambarkan perbandingan biaya dan  pendapatan.
  • Pada tingkat tertentu, perhitungan biaya absoprsi diterima sebagai metode yang digunakan untuk menyiapkan laporan eksternal yang diwajibkan dan laporan pajak penghasilan. Dengan alasan biaya dan kemungkinan kebingungan untuk membuat sistem perhitungan ganda, satu untuk eksternal dan satu lagi untu internal, maka kebanyakan perusahaan menggunakan perhitungan biaya absorpsi untuk laporan ekternal dan internal.

1.3 BIAYA VARIABLE VS BIAYA ABSORPSI.
Biaya variable dan biaya absorpsi merupakan dua pendekatan yang digunakan untuk menentukan harga pokok produk dengan tujuan untuk melakukan penilaian persediaan dan penentuan harga pokok penjualan. Perbedaan antara biaya variable dan biaya absorpsi terletak pada perlakuan biaya overhead tetap.   

Tabel 1.1 perbandingan biaya variable dan biaya absorpsi

1.4 HUBUNGAN ANTARA PRODUKSI, PENJUALAN DAN LABA
Hubungan antara laba menurut perhitungan biaya variable dan laba menurut biaya absorpsi berubah ketika hubungan antara produksi dan penjualan berubah. Apabila barang yang terjual lebih banyak dari produksi maka laba menurut perhitungan biaya variable akan lebih tinggi dari laba menurut perhitungan biaya absorpsi. Alasannya adalah menurut perhitungan biaya absorpsi, unit-unit yang keluar dari persediaan mengandung overhead tetap dari periode sebelumnya. Selain itu unit-unit yang diproduksi dan dijual telah mengandung seluruh overhead tetap periode berejalan. 

Dengan demikian jumlan beban overhead tetap menurut perhitungan absorpsi lebih besar dari overhead tetap periode berjalan sejumlah overhead tetap yang keluuar dari persediaan. Oleh karena itu, laba menurut perhitungan biaya variable lebih tinggi dari laba menurut perhitungan biaya absorpsi karena jumlah overhead tetap mengalir keluar dari persediaan awal. 

1. Jika Produksi > penjualan, Maka Laba bersih absorpsi > laba bersih variable
2. Jika Produksi < penjualan, Maka Laba bersih absorpsi < laba bersih variable
3. Jika Produksi = penjualan, Maka Laba bersih absorpsi = laba bersih variable

II. BIAYA VARIABEL DAN EVALUASI KINERJA
Evaluasi terhadap para manajer sering dikaitkan dengan profitabilitas unit-unit yang berada dalam mereka. Bagaimana laba berubah dari satu period eke periode berikutnya dan bagaimana laba actual dibandingkan dengan laba yang direncanakan sering kali digunakan sebagai petunjuk terhadap kemampuan manajerial. Akan tetapi, agar dapat menjadi petunjuk yang bermakna, laba harus mencerminkan usaha manajerial. Misalnyam apabila seorang manajer telah bekerja keras dan berhak meningkatkan penjualan sementara biaya tidak berubah, maka laba harus meningkat melebihi periode sebelumnya yang mengisyaratkan keberhasilan. 

Baca Juga

Secara umum apabila kinerja laba diharapkan untuk mencerminkan kinerja manajerial maka manjer berhak untuk mengharapkan berlakunya hal-hal berikut ini:
  1. Ketika pendapatan penjualan meningkat dari satu periode ke periode berikutnya sementara factor-faltor lainnya tetap maka laba akan meningkat.
  2. Ketika pendapatan penjualan menurun dari satu period eke periode berikutnya sementara factor-faktor lainnya tetap maka laba akan menurun.
  3. Ketika pendapatan penjualan tidak berubah dari satu periode ke periode berikutnya sementara factor-faktor lainnya tetap maka laba tidak akan berubah. Yang menarik, laba menurut perhitungan biaya variable selalu mengikuti hubungan antara penjualan dan laba di atas. Menurut perhitungan biaya absorpsi kadang-kadang tidak demikian halnya.

III. LAPORAN SEGMEN
A. PELAPORAN YANG DI SEGMEN 
Untuk beroperasi secara efektif, manajer harus mempunyai informasi sebanyak – banyaknya yang melebihi dari informasi yang diberikan oleh laporan laba rugi semata. Beberapa jenis produk dapat menguntungkan dan beberapa lainnya tidak dapat memberikan keuntungan, beberapa daerah penjualan mungkin mempunyai komposisi penjualan yang buruk atau mungkin mengabaikan kesempatan penjualan, atau beberapa divisi produksi mungkin tidak efektif menggunakan kapasitas dan sumber daya mereka. Untuk membuka masalah ini manajer membutuhkan laporan yang memfokuskan pada segmen perusahaan.

Segmen dapat didefinisikan sebagai setiap bagian aktivitas organisasi yang mengakibatkan manajer perlu mencari data biaya mengenai bagian atau aktivittas organisasi tersebut. Misalnya, segmen akan meliputi daerah penjualan, divisi produksi, departemenn produksi dan jenis produk. 
Laporan yang disegmen dapat disajikan untuk aktivitas pada berbagai tingkat yang berbeda pada organisasi dan dapat disajikan dalam bentuk yang berbeda.

B. KONSEP ALOKASI DASAR
Laporan yang disegmen untuk kegiatan interen disajikan secara khusus dalam bentuk kontribusi. Pedoman penentuan harga pokok yang ditentukan dalam penyajian laporan ini adalah sama seperti pedoman penentuan harga pokok yang digunakan dalam penyajian laporan jenis kontribusi pada umumnya, kecuali satu hal yang tidak sama yaitu pada penanganan biaya tetap. Dimana biaya tetap dibagi dalam dua bagian pada laporan yang disegmen yaitu directfixed cost dan commonfixed cost.
Diract fixed cost yaitu biaya tetap yang dapat dikaitkan langsung pada segmen tertentu dan yang timbul karena adanya segmen. Sedangkan common fixed cost yaitu biaya tetap yang tidak dapat dikaitkan langsung pada setiap segmen tertentu, tetapi timbul karena aktivitas operasi keseluruhan. 

Dua pedoman yang diikuti dalam membebankan biaya keberbagai segmen operasi menurut pendekatan kontribusii yaitu: 
1. Mengikuti pola prilaku biaya ( biaya variable dan biaya tetap )
2. Mengikuti apakah biaya dapat ditelusuri secara langsung kesegmen yang bersangkutan atau tidak.

Pelaporan yang disegmen member kemampuan pada perusahaan untuk melihat sendiri dari berbagai sudut pandang yang bebeda. Berbeda cara untuk dapat menghasilkan data biaya dan profotabilitas meliputi: 
1. Perdivisi 
2. Per lini produk 
3. Per daerah penjualan
4. Per daerah desa
5. Peroperasi dalam dan luar negeri


EmoticonEmoticon