Prinsip Pengakuan Pendapatan

PENGAKUAN PENDAPATAN
Prinsip pengakuan pendapatan menetapkan bahwa pendapatan diakui pada saat:

  1. Direalisasikan bila barang-barang dan jasa-jasa dipertukarkan dengan kas atau klaim atas kas (piutang).
  2. Dapat direalisasikan bila aktiva yang diterima segera dapat dikonversikan pada jumlah kas atau klaim atas kas yang diketahui.
  3. Dihasilkan , bila kesatuan itu sebagian besar telah menyelesaikan apa yang seharusnya telah dilakukan agar berhak atas manfaat yang diberikan pendapatan.

Sesuai dengan prinsip ini:

  • Pendapatan pada penjualan produk diakui pada saat penjualan atau pengiriman barang kepada pembeli.
  • Pendapatan dari jasa, diakui pada saat jasa-jasa telah dilaksanakan dan dapat ditagih.
  • Pendapatan dari menyewakan aset, diakui saat aset telah digunakan, atau pada saat berlalunya waktu sewa.
  • Pendapatan dari penjualan aset selain produk, diakui saat penjualan.

PENGAKUAN PENDAPATAN PADA SAAT PENJUALAN
Pengakuan Pendapatan pada saat penjualan
Jumlah penjualan atau pendapatan selalu merupakan item terbesar pada laporan laba rugi. Pengetahuan tentang aspek-aspek penjualan sangat penting, diantaranya:

1. Diskon penjualan
Potongan ini diberiakn pada waktu penjualan atau pada saat pembayaran. Metode sederhana untuk memberikan diskon adalah 2/10 n/30.

2. Pengembalian (retur)
Retur terjadi jika barang rusak selama pengiriman, busuk atau tidak sempurna , pengiriman kuantitas tidak benar atau tipe barang tidak benar.

3. Akuntansi untuk piutang tak tertagih
Piutang Tak Tertagih timbul karena adanya resiko piutang yang tidak dapat terbayar oleh debitur perusahaan karena berbagai alasan, misalnya pailit/bangkrut, force major, karakteristik pelanggan, dsb. Semakin banyak piutang dagang yang diberikan maka semakin banyak pula jumlah piutang yang tak terbayar.

4. Jaminan untuk pelayanan atau penggantian
Menurut FASB, syarat untuk mengakui pendapatan ( direalisasi atau dapat direalisasi dan dihasilkan) terpenuhi pada saat produk atau barang dagang diserahkan atau jasa diberikan kepada pelanggan.

Baca Juga

Perlu dicatat bahwa SEC merasa yakin bahwa pendapatan direalisasi atau dapat direalisasi dan dihasilkan apabila criteria tersebut terpenuhi:
  • Ada bukti persuasive dari suatu perjanjian
  • Penyerahan telah terjadi atau jasa telah diberikan
  • Harga penjual kepada pembeli adalah tetap atau dapat ditentukan
  • Ketertagihan dapat dipastikan dengan layak

Pendapatan dari aktivitas pabrikasi serta penjualan umumnya diakui pada saat penjualan atau point of sale akan tetapi disini bisa timbul masalah dalam pelaksanaannya, situasi tersebut antara lain:

a. Penjualan dengan Perjanjian Beli Kembali
Jika perusahaan menjual suatu produk dalam suatu periode dan setuju untuk membelinya kembali dalam periode akuntansi berikutnya maka hak milik legal telah berpindah. Akan tetapi, substansi ekonomi dalam transaksi ini adalah bahwa risiko kepemilikan tetap berada pada penjual. Jika terdapat perjanjian beli kembali dengan harga tertentu dan harga ini dapat menutup semua biaya persediaan ditambah biaya kepemilikan yang terkait , maka persediaan dan kewajiban yang terkait itu tetap ada dalam pembukuan penjual. Dengan kata lain tidak terjadi penjualan

b. Penjualan dengan Hak Retur
Melibatkan penjualan tunai atau kredit, suatu masalah khusus akan timbul dengan adanya hak retur akan pengurangan harga. Perusahaan tertentu dapat mengalami tingkat retur yang tinggi yaitu rasio barang dagang yang dikembalikan terhadap penjualan tinggi sehingga mereka merasa perlu menunda pelaporan penjualan sampai hak retur secara substansial sudah habis masa berlakunya. Jenis perusahaan yang mungkin mengalami tingkat retur yang tinggi adalah agen makanan yang mudah rusak, distributor yang menjual ke toko-toko eceran, perusahaan rekaman dan kaset, serta beberapa pabrikan makanan dan barang-barang olahraga. Retur dalam industry ini sering dilaksanakan sebagai praktek yang melibatkan perjanjian “penjualan bergaransi” atau konsinyasi.

Tersedia tiga metode pengakuan pendapatan alternative apabila penjual menanggung risiko kepemilikan yang berkepanjangan karena pengembalian produk, yaitu:
1. Tidak mencatat penjualan sampai seluruh hak retur habis masa berlakunya
2. Mencatat penjualan tetapi mengurangi penjualan dengan estimasi retur di masa depan
3. Mencatat penjualan serta memperhitungkan retur pada saat terjadi

FASB menyimpulkan bahwa jika suatu perusahaan menjual produknya tetapi memberikan pembeli hak untuk mengembalikan produk itu, maka pendapatan dari transaksi penjualan akan diakui pada saat penjualan jika kondisi berikut terpenuhi:
  1. Harga penjual kepada pembeli pada hakikatnya tetap atau dapat ditentukan pada tanggal penjualan
  2. Pembeli sudah membayar penjual , atau pembeli berkewajiban membayar penjual , dan kewajiban itu tidak tergantung pada penjualan kembali produk tersebut
  3. Kewajiaban pembeli kepada penjual tidak akan berubah apabila terjadi pencurian atau kerusakan atau rusaknya fisik produk
  4. Pembeli yang memperoleh produk untuk dijual kembali memiliki substansi ekonomi yang terpisah dari yang diberikan oleh penjual
  5. Penjual tidak memiliki kewajiabn yang signifikan atas kinerja masa depan yang secara langsung menyebabkan penjualan kembali produk itu oleh pembeli
  6. Jumlah retur di masa depan dapat diestimasi penjual secara layak

Jika keenam kondisi tersebut tidak terpenuhi maka pendapatan penjualan dan harga pokok penjualan harus diakui ketika hak retur secara substansial telah habis masa berlakunya. Apabila penjualan yang dilaporkan dalam laporan laba rugi harus dikurangi untuk melaporkan estimasi retur.


EmoticonEmoticon