Pembahasan Trade Loading dan Channel Stuffing (Pendapatan)


Beberapa perusahaan mencatat pendapatan pada tanggal penyerahan tanpa membuat penyisihan untuk pembelian kembali ataupun retur yang tak terbatas. Walaupun perusahaan ini kelihatannya mengikuti pengakuan pada saat penjualan yang berlaku , namun sebenarnaya mereka mengakui pendapatan dan laba sebelum waktunya.

Sebagai contoh, industry rokok domestic AS pada suatu waktu melakukan praktedistribusi yang dikenal sebagai trade loading. Trade Loading merupakan praktek yang gila , tidak ekonomis dan licik.

Melalui praktek ini pabriakan yang mencoba menunjukkan penjualan, laba, dan pangsa pasar yang sebenarnya tidak mereka miliki , mereka membujuk para pedagang grosir yang menjadi pelanggan mereka yang dikenal sebagai trade untuk membeli lebih banyak produk daripada yang dapat mereka jual kembali denagn cepat. Secara keseluruhan, industry rokok ini tampaknya dalam waktu dua tahun telah menetapkan terlalu tinggi laba operasinya sebesar $600juta karena mengambil laba dari tahun-tahun yang akan dating

Baca Juga

Dalam industry perangkat lunak computer, praktek yang sama disebut sebagai channel stuffing. Ketika sebuah produsen perangkat lunak ingin membuat hasil-hasil keuangannya kelihatan bagus, mereka menawarkan diskon atau potongan yang besar kepada distributornya agar membeli lebih banyak dan mencatat pendapatan ketika perangkat lunak tersebut meninggalkan dermaga.Persediaan distributor akan membengkak dan saluran pemasaran menjadi penuh sesak tetapi laporan keuangan produsen perangkat lunak terlihat baik meskipun hal itu akan merusak hasil periode mendatang, kecuali jika proses tersebut diulang.

Trade loading dan channel stuffing menyimpangkan hasil operasi dan menghias laporan keuangan . Jika digunakan tanpa ketentuan yang tepat untuk retur penjualan, channel stuffing merupakan contoh klasik pembukuan hari ini atas pendapatan yang akan datang.


EmoticonEmoticon