RMK Biaya Overhead Pabrik - Cost Accounting

1.Pengertian BOP
Semua biaya produksi selain biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung. Atau lebih tepatnya semua biaya produksi yang termasuk ke dalam biaya bahan tak langsung, biaya tenaga kerja tak langsung, dan biaya-biaya produksi lainnya yang tidak secara mudah di identifikasikan atau dibedakan langsung pada suatu proses produksi. Sehingga BOP ini sering juga disebut sebagai biaya produksi tidak langsung.

2. Penentuan Tarif BOP
Menyusun Anggaran BOP
Dalam menyusun anggaran BOP harus diperhatikan tingkat kegiatan (kapasitas) yang akan dipakai sebagai dasar penaksiran BOP. Ada tiga macam kapasitas yang dapat dipakai sebagai dasara pembuatan anggaran BOP yaitu:
  1. Kapasitas Teoritis. Kapasitas teoritis merupakan kapasitas untuk memproduksi pada kecepatan penuh tanpa berhenti (100%) dari aktivitas/kapasitas yang ditetapkan. Perusahaan dianggap mampu pada tingkatan yang maksimun tanpa memperhitungkan adanya hambatan baik yang berasal dari internal maupun eksternal perusahaan.
  2. Kapasitas Praktis. Kapasitas teoritis dikurangi dengan kerugian-kerugian waktu yang tidak dapat dihindari karena hambatan-hambatan intern perusahaan. Penetapan kapasitas praktis ini perlu dilakukan karena sangat tidak mungkin suatu pabrik dijalankan pada kapasitas teoritis. Dengan demikian perlu diperhitungkan kelonggaran-kelonggaran waktu dalam penentuan kapasitas seperti penghentian pabrik yang tidak dapat dihindari karena kerusakan mesin.
  3. Kapasitas Normal. Adalah kemampuan perusahaan untuk memproduksi dan menjual produknya dalam jangka panjang. Jika dalam penentuan kapasitas praktis hanya diperhitungkan kelonggaran-kelonggaran waktu akibat faktor-faktor intern perusahaan, maka dalam penentuan kapasitas normal diperhitungkan pula kecenderungan penjualan dalam jangka panjang.
  4. Kapasitas Sesungguhnya. Kapasitas sesungguhnya yang diperkirakan akan dapat dicapai dalam tahun yang akan datang. Untuk kelemahanya yaitu akan berakibat terjadinya perbedaan yang besar pada tarif Biaya Overhead Pabrik dari tahun ke tahun dan sebagai akibat perubahan yang besar pada tarif Biaya Overhead Pabrik dari periode ke periode.

 Memilih Dasar Pembebanan BOP Kepada Produk
Ada berbagai faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih pembebanan BOP:
  • Harus diperhatikan jenis biaya overhead pabrik yang dominan jumlahnya dalam departemen produksi
  • Harus diperhatikan sifat-sifat biaya overhead pabrik yang dominan tersebut dan eratnya hubungan sifat-sifat tersebut dengan dasar pembebanan yang akan dipakai.

Selain itu ada berbagai macam dasar yang dapat dipakai untuk membebankan BOP kepada produk diantaranya :
•      Satuan produk
Metode ini merupakan metode yang paling sederhana dan langsung membebankan BOP kepada produk. Beban BOP untuk setiap produk dihitung dengan formula berikut:

Tarif BOP Persatuan = Taksiran BOP : Taksiran jumlah satuan produk × 100%

Metode ini cocok digunakan untuk perusahaan yang hanya memproduksi satu jenis produk. Jika perusahaan menghasilkan lebih dari macam produk yang serupa dan berhubungan erat satu dengan yang lain, maka pembebanan dengan dasar tertimbang atau dasar nilai.

•      Biaya bahan baku
Jika BOP yang dominan bervariasi dengan nilai bahan mentah (misal biaya asuransi bahan baku), maka dasar yang dipakai untuk membebankannya kepada produk adalah biaya bahan bakuyang dipakai. Formula perhitungan tarif BOP adalah sebagai berikut:

Tarif BOP Persatuan = Taksiran BOP : Taksiran biaya bahan mentah yang dipakai × 100%
•      Biaya tenaga kerja langsung
Jika sebagian besar elemen BOP mempunyai hubungan yang erat dengan jumlah upah TKL (contoh pajak penghasilan atas upah karyawan yang ditanggung perusahaan), maka dasar yang dipakai untuk membebankan adalah biaya TKL.
Formula perhitungan tarif BOP adalah sebagai berikut:

Tarif BOP persatuan = Taksiran BOP  : Taksiran biaya tenaga kerja langsung × 100%
•      Jam tenaga kerja langsung
Oleh karena ada keterkaitan yang sangat erat antara biaya TKL dengan jumlah jam kerja langsung, maka BOP dibebankan atas dasar jam tenaga kerja langsung.
Formula perhitungan tarif BOP adalah sebagai berikut:
Tarif BOP Persatuan = Taksiran BOP : Taksiran Jam tenaga kerja × 100%
•      Jam mesin
Apabila BOP bervariasi dengan waktu penggunaan mesin (contoh bahan bakar atau listrik dipakai untuk menjalankan mesin), maka dasar yang dipakai untuk membebankannya adalah jam mesin. Formula perhitungan tarif BOP adalah sebagai berikut:
Tarif BOP Persatuan = Taksiran BOP : Taksiran Jam kerja mesin × 100%

•            Menghitung Tarif BOP
Setelah anggaran BOP selesai disusun dan ditentukan besar satuan kegiatan, maka langkah terakhir adalah menghitung tarif BOP dengan rumus sebagai berikut:
Formula:
Jumlah BOP dianggarkan = Tarif BOP × Tingkat kegiatan yang direncanakan

3. Alokasi bop departemen jasa ke produksi
departemen produksi adalah departemen yang bertanggungjawab secara langsung terhadap proses produksi atau proses pembuatan produk atau jasa yang akan dijual ke konsumen. departemen produksi merupakan departemen yang mengolah bahan secara langsung menjadi produk jadi. contoh departemen prtoduksi pada rumah sakit umum (RSU) adalah unit gawat darurat, dan bagian operasi.pada perusahaan pabrikasi departemen produksinya adalah departemen pembentukan, departemen perakitan, departemen penyelesaian, departemen pengepakan.

Baca Juga

departemen jasa adalah departemen yang menghasilkan jasa penl, departemen pembangkit listrik, departemen perawatan gedung.biaya yang timbul didepartemen jasa merupakan bagian dari biya produk yang harus dibebankan atas produk. karena biaya-biaya tersebut termasuk BOP maka biaya tersebut harus di bebankan ke produk. pembebanan biaya ke produk dapat dilakukan melalui dua tahap yaitu:
  1. pengalokasian biaya departemen jasa ke departemen produksi;
  2. pembebanan biaya ke produk.

pengalokasian biaya-biaya yang terjadi didepatemen jasa ke departemen produksi memiliki tujuan untuk:
  • penentuan harga produk
  • menghitung profitabilitas tiap jenis produk ( product line)
  • memprediksi efek ekonomi dari perencanaan dan pengendaliaan
  • menilai persediaan
  • memotivasi menejer

Dasar Alokasi
biaya yang terjadi didepartemen jasa dialaokasikan ke departen-departemen yang menikmati jasanya. sebagai dasar untuk mengalokasikan biaya departemen jasa dapat berupa jumlah pemakaian jasa, luasa lantai dan yang lainnya. dasar alokasi dipilah apakah menunjukan adanya hubungan yang jelas antara jumlah jasa yang dinikmati dengan jumlah biaya yang timbul. misal pembebanan biaya departemen tenaga listrik ke departemen yang menikmatinya, berdasarkan jumlah KWH yang dipakai. seandainya departemen A mengkonsumsi jasa departemen tenaga listrik sebesar 100 KWH sedang tarip 1 KWH sama dengan Rp 45,00 maka terhadap departemen A tersebut dibebani biaya alokasi sebesar 100 KWH x Rp 45,00 =Rp 4.500,00

Metode Penghitungan Alokasi Biaya
  1. metode langsung merupakan metode yang sederhana.semua biaya yang terjadi didepartemen jasa secara langsung dialokasikan kedepartemen produksi. metode ini mengabaikan pemakaian jasa oleh departemen lain. meskipun terjadi suatu departemen jasa menikmati departemen jasa lainnya, namun terhadap departemen tersebut tidak dibebani biaya pemakain jasa.
  2. metode step-down merupakan mengalukasian biaya secara bertahap. metode ini telah memperhitungkan adanya pemakaina jasa oleh departemen lainnya. oleh karena itu departemen yang menikmati jasanya harus dibebani biaya .departemen yang telah mengalokasikan semua biayanya tidak mendapat alokasi biaya dari departemen lain. umumnya urutan alokasi dilakukan terlebih dahulu dari departemen yang jumlah biayanya paling besar atau dari departemen jasa yang jasanya paling banyak digunakan oleh departemen lain.
  3. metode resiprokal  merupakan metode yang mengalokasikan semua biaya yang terjadi didepartemen jasa kepada semua departemen lain yang menikmati.selain dialokasikan kedepartemen produksi, biaya yang terjadi didepartemen jasa juga dialokasikan ke departemen jasa lain. metode ini dilakukan secra manual, pengalokasian biaya dilakukan berulang-ulang, karena departemen jasa yang telah dialokasikan biayanya akan menerima alokasi biaya departemen jasa yang lain. pengalokasian yang berulang- ulang tersebut dapat dihindari dengan menyelesaikan persamaan matematika.        

j1 = Jsa1 + aJ2 + bJ3
j2 = Jsa2 + cJ1 + dJ3
p1 = Psa1 + gJ1 + hj2
p2 = Psa2 + iJ2 + jJ2 
keterangan
J 1,2 = biaya departemen jasa 1, 2 (setelah mendapat alokasi dari departemen lain)
Jsa 1,2 = biaya departemen jasa sebelum menerima alokasi departemen lain.
Psa1,2 = biaya departemen produksi sebelum menerima alokasi departemen lain.
a,b...j = presentase alokasi.


EmoticonEmoticon