PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Mulai dari zaman prasejarah telah menunjukan bahwa manusia di zaman itu telah mengenal hitung-menghitung meskipun dalam bentuk yang sangat sederhana. Dengan semakin majunya peradaban manusia menyebabkan pentingnya pencatatan, pengikhtisaran dan pelaporan sebagai bagian dari proses transaksi. Sehingga akuntansi sebagai hasil dari proses transaksi telah mengalami metamorfosis yang panjang untuk menjadi bentuk yang modern seperti saat ini.
Akuntansi merupakan suatu system untuk menghasilkan informasi keuangan yang digunakan oleh para pemakainya dalam pengambilan keputusan. Keterampilan matematis sekarang ini telah berperan dalam menganalisis permasalahan keuangan yang kompleks. Begitu pula dengan kemajuan dalam teknologi computer akuntasi yang memungkinkan informasi dapat tersedia dengan cepat. Tetapi seberapa canggihpun prosedur akuntansi yang ada, informasi yang dapat disediakan pada dasarnya bukanlah merupakan tujuan akhir. Tujuan informasi tersebut adalah memberikan petunjuk untuk memilih tindakan yang paling baik untuk mengalokasikan sumber daya yang langka pada aktivitas bisnis dan ekonomi. Namun pemilihan dan penetapan keputusan tersebut melibatkan berbagai aspek termasuk perilaku dari para pengambil keputusan. Dengan demikian akuntansi tidak dapat dilepaskan dari aspek perilaku manusia serta kebutuhan organisasi akan informasi akuntansi.
Kesempurnaan tehnis tidak pernah mampu mencegah orang untuk mengetahui bahwa tujuan jasa akuntansi bukan hanya sekedar tehnik yang didasarkan pada efektivitas dari segala prosedur akuntansi, melainkan bergantung pada bagaimana perilaku orang-orang di dalam organisasi.
B. TUJUAN PENULISAN
1. Pentingnya mempertimbangkan perilaku pada akuntansi
2. Memahami persyaratan pelaporan dapat mempengaruhi perilaku akuntansi
3. Mengetahui lingkup dan sasaran hasil dari akuntansi perilaku.
PEMBAHASAN
A. DEFINISI AKUNTANSI KEPRILAKUAN
Akuntansi keprilakuan menjelaskan bagaimana perilaku manusia mempengaruhi data akuntansi dan keputusan bisnis serta bagaimana mempengaruhi keputusan bisnis dan perilaku manusia.
B. PERKEMBANGAN SEJARAH AKUNTANSI KEPRILAKUAN
Riset akuntansi keprilakuan merupakan suatu bidang baru yang secara luan berhubungan dengan perilaku individu, kelompok dan organisasi bisnis, terutama yang berhubungan dengan proses informasi akuntansi dan audit. Riset akuntansi keprilakuan merupakan suatu fenomena baru yang sebetulnya dapat ditelusuri kembali pada awal tahun 1960-an, walaupun sebetulnya dalam banyak hal riset tersebut dapat dilakukan lebih awal.
Sejarah akuntansi telah dimulai dari tahun 1749 dimana Luca Pacioli telah membahas mengenai system pembukuan berpasangan. Kemudian pada tahun 1951, Controllership Foundation of America memsponsori suatu riset untuk menyelidiki dampak anggaran terhadap manusia. Pada tahun 1960, Steadry menggali pengaruh anggaran motivasional dengan menggunakan suatu eksperimen analog. Riset-riset ini terus berkembang sampai dengan saat ini.
C. PENTINGNYA MEMPERTIMBANGKAN KEPRILAKUAN PADA AKUNTANSI
Akuntasi bukanlah sesuatu yang statis, tetapi akan selalu berkembang sesuai dengan perkembangan lingkungan akuntansi serta kebutuhan organisasi akan informasi yang dibutuhkan oleh penggunanya ( Khomisah dalam Arfan & Ishak, 2005 ). Berdasarkan pemikiran tersebut, manusia dan factor sosial secara jelas didesain dalam aspek-aspek operasional utama dari seluruh system akuntansi. Dan para akuntan secara berkelanjutan membuat beberapa asumsi mengenai bagaimana mereka membuat orang termotivasi, bagaimana mereka menginterpretasikan dan menggunakan informasi akuntansi, dan bagaimana system akuntansi merska sesuai dengan kenyataan manusia dan mempengaruhi organisasi. Penjelasan diatas menunjukan adanya aspek keprilakuan pada akuntansi, baik dari pihak pelaksana (penyusun informasi) maupun dari pihak pemakai infomasi akuntansi.
Pihak pelaksana (penyusun informasi akuntansi) adalah seseorang atau kumpulan orang yang mengoperasikan system informasi aduntansi dari awal sampai terwujudnya laporan keuangan. Pengertian ini menjelaskan bahwa pelaksana memainkan peranan penting dalam menopang kegiatan organisasi. Dikatakan penting sebab hasil kerjanya dapat memberikan manfaat bagi kemajuan organisasi dalam bentuk peningkatan kinerja melalui motivasi kerja dalam wujud penetapan standard-standar kerja. Standar-standar kerja tersebut dapat dihasilkan dari system akuntansi. Dpat diperkirakan apa yang akan terjadi ketika pelaksana system informasi akuntansi tidak memahami dan memiliki kerja yang diharapkan. Bukan saja laporan yang dihasilkan tidak handal dalam pengambilan keputusa, tetapi juga sangat berpotensi untuk menjadi bias dalam memberikan evaluasi kinerja unit maupun individu dalam organisasi. Untuk iti motivasi dan perilaku dari pelaksana menjadi aspek penting dari suatu system informasi akuntansi.
Di sisi lain, pihak pemakai laporan keuangan dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu :
Pihak intern ( manajemen )
Pihak ekstern ( pemerintah, investor,/calon investor, keditur/calon kreditur,dan lain sebagainya )
Bagi pihak intern, informasi akuntansi akan digunakan untuk motivasi dan penilaian kinrja. Sedangkan bagi pihak ekstern, akan digunakan untuk penilaian kinerja sekaligus sebagai dasar dalam pengambilan keputusan bisnis.Disamping itu pihak ekstern, juga perlu mendiskusikan berbagai hal terkait dengan informasi yang disediakan sebab mereka mempunyai suatu rangkaian perilaku yang dapat mempengaruhi tindakan pengambilan keputusan bisnisnya.
Sehubungan dengan hal tersebut, beberapa riset akuntansi mulai mencoba menghubungkan dan menganggap penting untuk memasukkan aspek keprilakuan dalam akuntansi. Sejak meningkatnya orang yang sudah memberikan pengakuan terhadap beberapa aspek perilaku dari akuntansi, terdapat suatu kecenderungan untuk memandang secara lebih luas terhadap bagian akuntansi yang lebih substansial. Perspektif perilaku menurut pandangan ini telah dipenuhi dengan baik sehingga membuat system akuntansi yang lebih dapat dicerna dan lebih bias diterima oleh para manajer/pimpinan dan karyawannya. Pelayanan akuntansi mungkin juga telah sampai pada puncak permasalahan yang rumit dan gagasan akuntansi dapat muncul dari beberapa nilai yang ada. Tetapi pertimbangan perilaku dan sosial tidak berarti mengubah dari tugas akuntansi secara radikal. Namun mulai mengembangkan perspektif dalam mendekati beberapa pengertian yang mendalam mengenai pemahaman atas perilaku manusia pada organisasi.
D. PERSYARATAN PELAPORAN DAPAT MEMPENGARUHI PERILAKU AKUNTANSI
Perkembangan organisasi bisnis saat ini penuh dengan persyaratan untuk melaporkan informasi kepada pihak lain tentang siapa atau apa, bagaimana menjalankan organisasi, dan untuk siapa harus bertanggungjawab. Hal ini pada umumnya disebut sebagai persyaratan pelaporan, meskipun beberapa diantaranya mungkin tidak dapat dipaksakan. Intisari dari proses akuntansi adalah komunikasi atas informasi yang implikasi keuangan atau manajemen. Kaena pengumpulan atau pelaporan informasi mengkonsumsi sumber daya, biasanya hal tersebut tidak dilakukan secara sukarela kecuali pembuat informasi yakin bahwa hal ini akan mempengaruhi penerima untuk berperilaku sebagaimana yang diinginkan oleh pelapor/pembuat.
Persyaratan pelaporan dapat mempengaruhi perilaku dalam beberapa cara, diantaranya adalah :
1. Antisipasi penggunaan informasi
Persyaratan pelaporan kemungkinan besar akan mempengaruhi perilaku pembuat ketika informasi yang dilaporkan merupakan deskripsi mengenai perilaku pembuat itu sendiri, atau untuk mana pembuat tersebut akan bertanggung jawab. Semakin informasi yang dilaporkan mencerminkan sesuatu yang dapat dikendalikan oleh pembuat, maka akan semakin besar kemungkinan bahwa perilaku pembuat akan dimodivikasi. Pembuat dapat merasa cukup pasti bahwa perubahan dalam perilaku akan mengarah pada perubahan yang diinginkan dalam informasi yang dilaporkan.
2. Prediksi pengirim mengenai pengguna informasi
Kadang kala penerima menyatakan secara jelas bagaimana mereka menginginkan pembuat laporan berperilaku, meskipun sulit untuk dicapai secara simultan seperti : laba jangka pendek yang tinggi, pertumbuhan jangka panjang, atau citra public yang baik. Apabila pembuat laporan bertanggung jawab kepada penerima maka ia akan berperilaku dalam cara-cara yang menyenangkan mengenai apa yang harus dilaporkan, mengenai tindakan dan hasil yang manakah yang penting bagi penerima. Namun ketika orang tidak merasa pasti mengenai bagaimana informasi tersebut akan digunakan, maka pembuat laporan memiliki pekerjaan sulit untuk meprediksi kapan dan bagaimana informasi tersebut akan digunakan. Kemungkinan besar akan mendasarkan pada prediksi sesuai dalam situasi yang serupa dalam pengalamannya atau bagaimana mereka akan menggunakannya jika berada pada penerima informasi tersebut.
3. Insentif/sanksi
Kekuatan dan sifat dari penerima terhadap pembuat laporan adalah penentu yang penting dalam mengubah perilakunya. Semakin besar potensi yang ada untuk menberikan penghargaan atau sanksi semakin hati-hati pembuat laporan akan bertindak dan memastikan bahwa informasi yang dilaporkan dapat diterima. Misalnya saja, mahasiswa kemungkinan besar akan mengerjakan tugasnya ketika tugas tersebut dikumpulkan dan diberi nilai dibandingkan jika tidak, meskipun manfaat pembelajaran dalam kedua kasus tersebut adalah sama.
4. Penentuan waktu
Waktu adalah factor penting dalam menentukan apakah persyaratan pelaporan akan menyebabkan perubahan dalam perilaku pembuat laporan atau tidak. Supaya persyaratan pelaporan dapat menyebabkan perubahan perilakunya, ia harus mengetahui persyaratan tersebut sebelum ia bertindak. Sehingga jika persyaratan pelaporan yang sebelumnya dikenakan setelah perilaku yang dilaporkan, maka akan dapat diketahui pada pembuatan laporan berikutnya.
5. Pengarah perhatian
Suatu persyaratan pelaporan dapat menyebabkan pembuat mengubah perilakunya. Hal itu kemungkinan informasi memiliki suatu cara untuk mengarahkan perhatian pada bidang-bidang yang berkaitan dengannya, yang dapat mengarah pada perbahan perilaku.
E. LINGKUP DAN SASARAN HASIL DARI AKUNTANSI KEPRILAKUAN
Pada masa lau para akuntan semata-mata focus pada pengukuran pendapatan dan biaya yang mempelajari pencapaian kinerja perusahaan di masa lalu guna memprediksi masa depan. Meraka mengabaikan fakta bahwa kinerja masa lalu adalah hasil masa lalu dari perilaku manusia dan kinerja masa lalu itu sendiri merupakan suatu factor yang akan mempengaruhi perilaku di masa depan.. Mereka melewatkan fakta bahwa arti pengendalian secara penuh dari suatu organisasi harus diawali dengan memotivasi dan mengendalikan perilaku, tujuan, serta cita-cita individu yang saling berhubungan dalam organisasi.
F. PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ILMU KEPRILAKUAN DAN AKUNTANSI KEPRILAKUAN
Ilmu keprilakuan mempunyai kaitan dengan penjelasan dan prediksi keprilakuan manusia. Akuntansi keprilakuan menghubungkan antara keprilakuan manusia denagn akuntasi. Ilmu keprilakuan merupakan bagian dari ilmu social, sedangkan akuntansi keprilakuan merupakan bagian dari ilmu akuntansi dan pengetahuan keprilakuan. Namun ilmu keprilakuan dan akuntansi keprilakuan sama-sama menggunakan prinsip sosiologi dan psikologi untuk menilai dan memecahkan permasalahan organisasi.
Prinsip sosiologi dan psikologi menjadi kontribusi utama dari ilmu keprilakuan dengan melakukan pencarian untuk menguraikan dan menjelaskan perilaku manusia, walaupun secara keseluruhan mereka memiliki perspektif yang berbeda mengenai kondisi manusia. Psikologi terutama merasa tertarik dengan bagaimana cara individu bertindak. Keutamaam psikologi didasarkan pada seseorang sebagai suatu organisasi. Di pihak lain sosiologi dan psikologi memusatkan perhatian pada perilaku kelompok sosial.Penekanan keduanya adalah pada interaksi antara orang-orang dan bukan pada rangsangan fisik.
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan diatas dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :
Akuntansi dibangun dengan menggunakan konsep, prinsip, dan pendekatan dari disiplin ilmu lain untuk meningkatkan kegunaannya.
Akuntansi tidak dapat dilepaskan dari aspek perilaku manusia serta kebutuhan organisasi akan informasi akuntansi.
Kesempurnaan teknis dari jasa akuntansi bukan hanya sekedar teknik yang didasarkan pada efektivitas dari segala prosedur akuntansi, melainkan bergantung pada bagaimana perilaku orang-orang di dalam organisasi, baik sebagai pelaksana (penyusun informasi) maupun sebagai pemakai informasi.
Persyaratan pelaporan akuntansi akan mempengaruhi perilaku dari berbagai factor, baik karena adanya antisipasi pengguna informasi, prediksi penggunaan informasi, insentif/sanksi, penentuan waktu maupun pengarahan perhatian dari pihak yang menggunakan informasi tersebut (penerima).
1 comments
thankyou
EmoticonEmoticon