Siklus Akuntansi : Mengidentifikasi dan Mencatat Transaksi serta Kejadian Lainnya

Siklus Akuntansi dapat anda lihat gambar di bawah ini.

Mengidentifikasi dan Mencatat Transaksi serta Kejadian Lainnya

Langkah pertama yang harus dilakukan dalam siklus akuntansi adalah melakukan analisis transaksi dan kejadian-kejadian tertentu lainnya. FASB menggunakan fase ―transaksi serta kejadian lainnya dan situasi yang memengaruhi perusahaan bisnis‖ digunakan dalam melakukan penjelasan penyebab dari adanya perubahan aktiva, kewajiban, dan ekuitas dari sebuah perusahaan. Kejadian terdiri dari dua tipe, yaitu: (a) kejadian eksternal, yang berinteraksi antara suatu perusahaan dengan lingkungan perusahaan tersebut, contohnya transaksi dengan perusahaan lain, berubahnya harga barang atau jasa yang dibeli dan dijual entitas, banjir atau gempa bumi, atau kemajuan teknologi pesaing; (2) kejadian internal yang terjadi dalam entitas, seperti pemakaian bangunan dan mesin dalam operasi atau transfer atau penggunaan bahan baku dalam proses produksi.

Transaksi, yang merupakan salah satu tipe dari kejadian eksternal, dapat berupa pertukaran di mana kedua entitas saling menerima dan menyerahkan sesuatu yang memiliki nilai, seperti pembelian dan penjualan barang atau jasa.

Transaksi juga dapat berupa transfer satu arah di mana sebuah perusahaan  menerima kewajiban tetapi perusahaan tidak secara langsung menerima sesuatu yang bernilai sebagai gantinya, seperti sumbangan amal. Contoh lain adalah investasi oleh pemilik, distribusi kepada pemilik, pembayaran pajak, dan lainlain.

A. Pembuatan Jurnal

Berbagai transaksi dan kejadian yang memengaruhi unsur-unsur bisnis dasar dikategorikan dan dikumpulkan dalam akun (accounts). Akun T digunakan dalam ilustrasi pengaruh dari transaksi yang terjadi dalam periode tersebut terhadap pos-pos aktiva, ekuitas, kewajiban, beban-beban, dan juga pendapatan yang diperoleh perusahaan.

Contoh: Pada tanggal 1 September pemegang saham menginvestasikan uang tunai $15,000 dalam perusahaan dengan imbalan saham biasa.


B. Pemindahbukuan (Posting)

Ilustrasi pemostingan jurnal ke buku besar:


C. Neraca Saldo

Neraca saldo merupakan daftar akun denagn jumlah saldonya pada waktu tertentu. Tujuan utama dari adanya neraca saldo ini yaitu sebagai bukti adanya kesamaan matematis dari jumlah debet dan jumlah kredit setelah terjadinya pemostingan. Neraca saldo ini juga berfungsi untuk sebagai pendeteksi adanya kesalahan-kesalahan dalam membuat jurnal dan posting, di samping bermanfaat untuk menysun suatu laporan keuangan. Berikut merupakan prosedur dalam membuat neraca saldo:

  1. Dibuat daftar judul akun serta jumlah saldonya
  2. Dijumlahkannya kolom debet dan kredit
  3. Dibuktikan kesamaan antara kedua kolom tersebut

D. Ayat Jurnal Penyesuaian

Ayat jurnal penyesuaian dapat diklasifikasikan sebagai pembayaran di muka (prepayment) ataupun akrual (accrual). Masing-masing akan diilustrasikan dalam gambar di bawah ini.


1. Beban Dibayar di Muka

Beban yang dibayarkan secara tunai yang kemudian dilakukan pencatatan sebagai suatu aktiva sebelum digunakan atau dikonsumsi diidentiikasikan sebagai beban dibayar di muka (prepaid expenses). Bila biaya telah terjadi, maka kemudian akun aktiva ini akan didebet yang berguna dalam menunjukkan jasa atau manfaat yang akan diterima di masa yang akan datang. Contoh dari beban di bayar di muka seperti asuransi, biaya sewa, iklan, dan lain-lain. Beban dibayar di muka lambat laun akan mengalami masa jatuh tempo, baik akibat berlalunya waktu (contohnya sewa, asuransi), ataupun karena konsumsi atau pemakaian (misalnya perlengkapan). 

2. Pendapatan yang Belum Dihasilkan

Pendapatan yang diterima dalam bentuk kas dan dicatat sebagai kewajiban sebelum dihasilkan dinamakan pendapatan yang belum dihasilkan (unearned revenues). Contohnya hampir sama seperti prepaid expenses, yaitu seperti sewa, langganan majalah, pulsa, dan lain-lain. Unearned revenues ini merupakan prepaid expenses dari sisi perusahaan yang menjual jasa tersebut. 

Apabila pembayaran diterima oleh sebuah perusahaan untuk jasa yang akan disediakan di periode akuntansi lainnya, maka akun pendapatan yang belum dihasilkan harus dikredit untuk mengakui kewajiban yang muncul. Pendapatan yang belum dihasilkan akan diakui/diterima apabila jasa telah diterima oleh konsumen.

3. Pendapatan Akrual

Pendapatan yang telah dihasilkan tetapi belum diterima dalam bentuk kas atau dicatat pada tanggal laporan keuangan disebut pendapatan akrual. (accrual revenues). Pendapatan akrual dapat terakumulasi menjadi hak perusahaan seiring berjalannya waktu, seperti bunga dan sewa. Ayat jurnal penyesuaian diperlukan untuk memperlihatkan piutang yang timbul pada tanggal neraca dan juga dapat mencatat pendapatan yang telah dihasilkan selama satu periode tersebut. Sebelum penyesuaian, baik ativa maupun pendapatan ditetapkan masih terlalu rendah. Untuk itu, ayat jurnal penyesuaian untuk pendapatan akrual berupa debet (menaikkan) pada akun aktiva dan kredit (menaikkan) pada akun pendapatan.

4. Beban Akrual

Beban yang telah terjadi namun belum dibayarkan atau dicatat pada tanggal laporan keuangan disebut sebagai beban akrual (accrual expenses). Contohnya seperti bunga, gaji, pajak, dan lain-lain. Beban akrual yang terjadi di suatu perusahaan merupakan pendapatan akrual di perusahaan lain yang berinteraksi dengannya. Sebagai contohnya adalah pendapatan jasa akrua sebesar $2.000 dalam pembukuan Pioneer Advertising merupakan beban akrual dalam pembukuan kilen yang menerima jasa Pioneer. Ayat jurnal penyesuaian untuk beban akrual akan berupa debet (menaikkan) akun beban dan kredit (menaikkan) pada akun kewajiban.

E. Neraca Saldo yang Telah Disesuaikan

Setelah ayat jurnal penyeseuaian dibuat dan diposting, neraca saldo berikutnya lalu dibuat dari adanya akun-akun di buku besar. Neraca saldo ini disebut neraca saldo yang disesuaikan (adjustment trial balance). Neraca saldo ini selanjutnya memperlihatkan jumlah saldo dari semua akun, termasuk akunakun yang telah mendapat penyesuaian di akhir periode tersebut. Tujuan adanya neraca saldo yang telah disesuaikan ini yaitu untuk menampilkan pengaruh dari semua jenis kejadian keuangan yang telah terjadi selama satu periode akuntansi perusahaan.

F. Penyusunan Laporan Keuangan

Setelah membuat neraca saldo yang telah disesuaikan, perusahaan akan menyusun laporan keuangan dengan mengambil data akun-akun dan jumlah saldo yang terdapat di neraca saldo setelah penyesuaian. Umumnya laporan keuangan terdiri dari laporan laba rugi, laporan laba ditahan, dan neraca.

G. Penutupan

 Proses Dasar

Prosedur yang umumnya diikuti dengan tujuan sebagai pengurang saldo akun nominal agar menjadi nol dalam rangka persiapan akunakun tersebut untuk periode selanjutnya mentransfer semua saldo akun pendapatan dan beban kea kun kliring atau akun temporer yag disebut Ikhtisar Laba-Rugi. Akun tersebut mencerminkan laba atau rugi bersih dalam satu periode akuntansi, yang selanjutnya akan ditransfer kea akun ekuitas pemilik.

 Ayat Jurnal Penutup

Beberapa hal yang seharusnya perusahaan perhatikan dalam pembuatan ayat jurnal penutup yaitu sebagai berikut: (a) Menghindari adanya penggandaan yang tidak disengaja atas saldo pendapatan dan beban, atau malah menghapusnya. (b) Jangan menutup Dividen melalui akun Ikhtisar Laba Rugi karena dividen bukan merupakan beban dan tidak menentukan jumlah laba bersih.

 Memposting Ayat Jurnal Penutup

Setelah perusahaan melakukan posing terhadap ayat jurnal penutup, maka semua akun temporer akan menjadi nol. Saldo yang terdapat pada akun laba yang ditahan akan menjadi akumulasi laba yang tidak didistribusikan. Setelah posting tersebut, akun-akun beban, pendapatan, dan dividen akan menjadi nol dan siap digunakan di periode selanjutyNeraca Saldo Pasca-Penutupan

Neraca saldo setelah penutupan atau yang sering disebut sebagai neraca saldo pasca-penutupan ini pembuatannya setelah adanya jurnal penutup, isinya hanya berupa akun-akun riil seperti aktiva, ekuitas pemilik, dan kewajiban yang tidak ditutup oleh jurnal penutup.

H. Ayat Jurnal Pembalik

Setelah seesainya laporan keuanga dan penutupan pembukuan, perusahaan biasanya akan melakukan pembalikan sebagian dari ayat jurnal penyesuaian sebelum mencatat transaksi regular pada periode berikutnya, ayat jurnal ini biasa disebut dengan ayat jurnal pembalik (reversing entries).

Laporan Keuangan untuk Perusahaan Dagang

Laporan Laba-Rugi

Laporan laba-rugi yang digunakan oleh perusahaan dagang salah satunya merupakan self-explanatory. Laporan laba-rugi ini menklasifikasikan jumlah ke dalam kategori seperti laba kotor atas penjualan, laba operasi, laba sebelum pajak, dan laba bersih.

Laporan Laba Ditahan

Ketika perusahaan memiliki laba dari hasil penjualan, maka perusahaan tersebut dapat memilih dua pilihan, yaitu mendistribusikan laba tersebut ke pemegang saham dalam bentuk deviden, atau menahannya dalam bentuk laba yang ditahan.

Neraca

Laporan posisi keuangan atau neraca dapat disajikan berklasifikasi, artinya yaitu mengkategorikan setiap akun ke dalam suatu klasifikasi tertentu. Tanah, mesin, dan peralatan dapat diklasifikasikan ke dalam aktiva tetap. Sedangkan piutang, kas, dan perlengkapan dapat diklasifikasikan ke dalam aktiva lancar.



EmoticonEmoticon