SAMPLING UNIT MONETER

Sampling unit moneter (monetary unit sampling = MUS ) merupakan metode sampling statistic yang paling umum digunakan untuk pengujian atas rincian saldo karena memiliki kesederhanaan statistic bagi sampling atribut serta memberikan hasil statistic yang diekspresikan dalam dolar ( atau mata uang lainnya yang sesuai ). MUS juga disebut sebagai sampling unit dolar, sampling jumlah moneter kumulatif, dan sampling dengan probabilitas yang proporsiaonal dengan ukuran.

Perbedaan Antara Sampling Unit Moneter ( MUS ) dan Sampling Nonstatistik
MUS serupa dengan penggunaan sampling nonstatistik. Ke-14 langkahnya juga harus dilakukan dalam MUS, walaupun beberapa dilakukan dengan cara yang berbeda. Perbedaan tersebut yaitu:

Definisi Unit Sampling adalah suatu Dolar Individual
MUS memiliki fitur yang penting seperti definisi unit sampling sebagai suatu dolar individual dalam saldo akun. Dengan berfokus pada dolar individual sebagai unit sampling, secara otomatis MUS akan menekankan unit fisik yang memiliki saldo tercatat lebih besar. Karena sampel dipilih berdasarkan doalr individual, akun dengan saldo yang besar memiliki kesempatan yang lebih besar untuk dimasukkan ketimbang akun dengan saldo yang lebih kecil. Akibatnya sampling berstratifikasi tidak diperlukan dalam MUS. Stratifikasi itu akan terjadi secara otomatis.

Ukuran Populasi adalah Populasi Dolar yang Tercatat
MUS tidak dapat digunakan untuk mengevaluasi apakah item persediaan tertentu memang ada tetapi belum diperhitungkan. Jika tujuan kelengkapan sangat penting dalam pengujian audit, tujuan tersebut harus dipenuhi secara terpisah dari pengujian MUS.

Pertimbangan Pendahuluan Mengenai Materialitas Digunakan untuk Setiap Akun dan Bukan Salah Saji yang Dapat Ditoleransi
Aspek unik lain dari MUS adalah penggunaan pertimbangan pendahuluan mengenai materialitas, untuk menentukan secara langsung jumlah salah saji yang dapat ditoleransi ketika mengaudit setiap akun. Teknik sampling lainnya mengharuskan auditor untuk menentukan salah saji yang dapat ditoleransi bagi setiap akun dengan mengalokasikan pertimbangan pendahuluan mengenai materialitas. Hal ini tidak diperlukan jika yang digunakan adalah MUS.

Ukuran Sampel Ditentukan dengan Menggunakan Rumus Statistik
Proses ini akan dibahas secara terpisah setelah membahas 14 langkah sampling untuk sampling unit moneter ( MUS )

Aturan Keputusan Formal Digunakan untuk Memutuskan Akseptabilitas Populasi
Aturan keputusan yang digunakan untuk MUS serupa dengan yang digunakan untuk sampling nonstatistik, tetapi hal tersebut cukup berbeda dengan pembahasan tentang keunggulannya.

Pemilihan Sampel Dilakukan dengan Menggunakan PPS
Sampel unit moneter adalah sampel yang dipilih dengan menggunakan probabilitas yang proporsional bagi pemilihan ukuran sampel (probability proportional to size sample selection=PPS). Sampel PPS dapat diperoleh dengan menggunakan perangkat lunak computer, tabel angka acak, atau teknik sampling sistematis.

Salah satu masalah dalam menggunakan pemilihan PPS adalah bahwa item populasi dengan saldo tercatat nol tidak memiliki peluang untuk dipilih melalui pemilihan sampel PPS, walaupun mungkin mengandung salah saji. Demikian juga, saldo berjumlah kecil akibat kurang saji yang signifikan memiliki kesempatan yang kecil untuk dimasukkan dalam sampel. Masalah ini dapat diatasi dengan melakukan pengujian audit khusus atas item bersaldo nol dan berjumlah kecil, dengan mengasumsikan bahwa hal itu perlu ditangani.

Masalah lainnya adalah ketidakmampuan PPS untuk memasukkan saldo negative, seperti saldo kredit piutang usaha, ke dalam sampel PPS.

Auditor Menggeneralisasi dari Sampel ke Populasi dengan Menggunakan Teknik MUS
Tanpa memandang metode sampling yang dipilih, auditor harus menggeneralisasi dari sampel ke populasi dengan (1) memproyeksikan salah saji dari hasil sampel ke populasi dan (2) menentukan kesalahan sampling yang terkait. Ada empat aspek dalam melakukan hal tersebut dengan menggunakan MUS:
  1. Tabel sampling atribut digunakan untuk menghitung hasil.
  2. Hasil atribut harus dikonversi ke dalam dolar.
  3. Auditor harus membuat asumsi mengenai persentase salah saji setiap item populasi yang mengandung salah saji.
  4. Hasil statistik yang diperoleh jika menggunakan MUS disebut sebagai batas salah saji (misstatement bounds).


B. Menggeneralisasi dari Sampel ke Populasi Jika Tidak Ada Salah Saji yang Di temukan dengan Menggunakan MUS
Anggaplah bahwa auditor mengkonfirmasi populasi piutang usaha untuk melihat kebenaran moneternya. Total populasi adalah $1.200.000, dan sampel sebanyak 100 konfirmasi telah diperoleh. Setelah melakukan audit, tidak ada salah saji yang ditemukan dalam sampel. Auditor ingin menentukan jumlah lebih saji maksimum dan jumlah kurang saji yang dapat saja terjadi dalam populasi meskipun sampel tidak mengandung salah saji. Hal tersebut masing-masing disebut sebagai batas salah saji atas dan batas salah saji bawah.
  1. Persentase Asumsi Salah Saji yang Tepat. Asumsi yang pas bagi persentase salah saji dalam item populasi yang mengandung salah saji tersebut secara keseluruhan merupakan keputusan auditor. Auditor harus menetapkan persentase tersebut berdasarkan pertimbangan profesionalnya dalam situasi tersebut. Dalam situasi di mana tidak ada informasi sebaliknya, sebagian besar auditor yakin bahwa lebih baik mengasumsikan jumlah 100 persen baik untuk lebih saji maupun kurang saji kecuali ada salah saji dalam hasil sampel. Pendekatan ini dianggap sangat konservatif, tetapi lebih mudah dijustifikasi ketimbang asumsi lainnya.
  2. Menggeneralisasi Ketika Salah Saji Ditemukan. Empat aspek dalam menggeneralisasi dari sampel ke populasi, tetapi penggunaannya telah dimodifikasi sebagai berikut:
    • Jumlah lebih saji dan kurang saji ditangani secara terpisah dan kemudian  digabungkan. Pertama, batas salah saji atas dan bawah awal dihitung secara terpisah untuk jumlah lebih saji dan kurang saji dihitung.
    • Asumsi salah saji yang berbeda dibuat untuk setiap salah saji, termasuk salah saji nol. Jika tidak ada salah saji dalam sampel, asumsinya akan diperlukan sebagai  persentase rata-rata salah saji untuk item populasi yang mengandung salah saji. Setelah salah saji tersebut ditemukan, auditor dapat menggunakan informasi yang  tersedia tentang sampel untuk menentukan batas salah saji.
    • Auditor harus berhadapan dengan lapisan CUER dari tabel sampling atribut Auditor melakukan hal ini karena ada asumsi salah saji yang berbeda bagi setiap salah saji. Lapisan tersebut dihitung dengan terlebih dahulu menentukan CUER dari table untuk setiap salah saji dan kemudian menghitung setiap lapisan
    • Asumsi salah saji harus dikaitkan dengan setiap lapisan. Metode yang paling  umum untuk mengaitkan asumsi salah saji dengan lapisan adalah mengaitkan  secara konservatif persentase salah saji dolar yang terbesar dengan lapisan yang  terbesar.Sebagian besar pengguna MUS yakin bahwa pendekatan ini terlalu konservatif jika ada jumlah yang mengoffset. Jika ditemukan jumlah kurang saji, sangatlah logis dan masuk akal bahwa batas jumlah lebih saji harus lebih rendah ketimbang tidak ada jumlah kurang saji yang ditemukan, dan sebaliknya. Penyesuaian atas batas untuk mengoffset jumlah dilakukan sebagai berikut:
      1. Titik estimasi salah saji dibuat untuk jumlah lebih saji dan kurang saji.
      2. Setiap batas dikurangi sebesar titik estimasi sebaliknya
  3. Memutuskan Akseptabilitas Populasi dengan Menggunakan MUS. Setelah batas salah saji dihitung, auditor harus memutuskan apakah populasi dapat diterima. Untuk melakukan hal tersebut, diperlukan suatu aturan keputusan. Aturan keputusan untuk MUS adalah sebagai berikut: Jika batas salah saji bawah dan batas salah saji atas berada di antara jumlah salah saji yang berupa lebih saji dan kurang saji yang dapat ditoleransi, kesimpulan bahwa nilai buku tidak mengandung salah saji yang material dapat diterima. Jika tidak, ambil kesimpulan bahwa nilai buku mengandung salah saji yang material.
  4. Tindakan Jika Populasi Ditolak, Jika satu atau kedua batas salah saji itu berada di luar batas salah saji yang dapat ditoleransi dan populasi dianggap tidak dapat diterima, auditor memiliki beberapa opsi. 
  5. Menentukan Ukuran Sampel dengan Menggunakan MUS. Metode yang digunakan untuk menentukan ukuran sampel bagi MUS serupa dengan yang digunakan untuk sampling atribut unit fisik, yang menggunakan tabel sampling atribut.
  6. Materialitas. Pertimbangan pendahuluan tentang materialitas umumnya merupakan dasar bagi jumlah salah saji yang dapat ditoleransi yang akan digunakan. Jika diperkirakan terjadi salah saji dalam pengujian non-MUS, salah saji yang dapat ditoleransi akan kurang materialitas dari jumlah tersebut. Salah saji yang dapat ditoleransi berupa lebih saji atau kurang saji mungkin akan berbeda.
  7. Asumsi Persentase Rata-rata Salah Saji untuk Item Populasi yang Mengandung Salah Saji. Mungkin ada asumsi yang terpisah untuk batas atas dan bawah, yang juga merupakan pertimbangan auditor. Hal tersebut harus didasarkan pada pengetahuan auditor mengenai klien serta pengalaman masa lalu, dan jika lebih kecil dari 100 persen yang digunakan, asumsinya harus dapat dipertahankan dengan jelas.
  8. Risiko yang Dapat Diterima atas Penerimaan yang Salah (ARIA). ARIA adalah suatu pertimbangan auditor dan sering kali dicapai dengan bantuan model risiko audit.
  9. Nilai Populasi yang Tercatat. Nilai dolar populasi diambil dari catatan klien.
  10. Estimasi Tingkat Pengecualian Populasi. Umumnya, estimasi tingkat pengecualian populasi untuk MUS adalah nol, karena MUS sangat tepat digunakan pada situasi tidak ada salah saji, atau jika hanya sedikit salah saji yang diperkirakan akan terjadi.
  11. Hubungan Model Risiko Audit dengan Ukuran Sampel untuk MUS. MUS akan digunakan dalam melaksanakan pengujian atas rincian saldo. Auditor harus memahami hubungan ketiga faktor-faktor independen itu dalam model risiko audit, ditambah prosedur analitis dan pengujian substantif atas transaksi dengan ukuran sampel untuk pengujian atas rincian saldo. Sampling unit moneter (MUS) memiliki sedikitnya empat fitur yang menarik bagi auditor:
    1. MUS secara otomatis akan meningkatkan kemungkinan memilih item dolar yang tinggi dari populasi yang sedang diaudit
    2. MUS dapat mengurangi biaya pelaksanaan pengujian audit karena beberapa item sampel akan diuji sekaligus
    3. MUS mudah diterapkan.
    4. MUS menghasilkan kesimpulan statistik dan bukan kesimpulan nonstatistik.
Terdapat dua kelemahan utama MUS
  1. Total batas salah saji yang dihasilkan ketika salah saji ditemukan mungkin terlalu tinggi untuk digunakan oleh auditor.
  2. Sulit untuk memilih sampel PPS dari populasi yang besar tanpa bantuan komputer.
Karena semua alasan tersebut, auditor seringkali menggunakan MUS ketika mengharapkan tidak ada atau sedikit salah saji, menginginkan hasil dolar, dan mencatat data populasi pada file komputer.



EmoticonEmoticon