Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2017

BIAYA OVERHEAD PABRIK DEPARTEMENTALISASI

Pada perusahaan yang besar dan pengelolaan produk melalui beberapa tahapan kegiatan produksi perlu dikorelasikan dengan bagian atau departemen oleh karena itu harus dilakukan departemetalisasi berkaitan dengan unsur biaya overhead pabrik. Departemantailsasi biaya overhead pabrik semakin dibutuhkan pada pabrik yang mengolah produk atau pesanan yang tidak selalu mengikuti proses yang sama atau memungkin produk tersebut dijual sebelum melalui beberapa tahapan pengolahan, misalnya pabrik tekstil yang dapat menjual benang dan mori yang belum disempurnakan yang dihasilkan. Departemantlisasi merupakan  biaya overhead pabrik adalah pembagian pabrik ke dalam bagian-bagian yang disebut departemen atau cost center (pusat biaya) kedalam biaya overhead pabrik yang dibebankan. Untuk tujuan pembebanan biaya overhead pabrik (BOP) kepada produk, tarif BOP akan dihitung untuk setiap departemen produksi sehingga produk atau order akan dibebani BOP sesuai dengan departemen produksi yang dilakukannya

Contoh Soal Menghitung Biaya Overhead Pabrik (BOP) Beserta Jawaban

CONTOH   SOAL  PT “NURCAHYA”  menentukan tarip BOP ditentukan dimuka bulan januari 1995, perusahaan membuat angggaran BOP dengan kapasitas normal 30.000 jam mesin dengan data produksi sebagai berikut :         Jenis Biaya     Biaya bahan baku Rp 5.000.000 Biaya tenaga kerja langsung  Rp 2.500.000 Biaya bahan penolong Rp 1.100.000 Biaya depresiasi pabrik  Rp    500.000 Biaya bahan bakar  Rp    750.000 Biaya listrik Rp 1.600.000 Biaya reparsi & pemeliharaan  masing-masing Rp    675.000 dan Rp    400.000 Biaya asuransi bangunan Rp    800.000 Biaya promosi Rp 1.250.000  Biaya tenaga kerja tidak langsung biaya variavel  Rp 1.400.000 sedangkan biaya tetap Rp 1.850.000 Biaya kesejahteraan karyawan Rp 1.050.000 Data-data lain yang berkaitan dengan produksi :          Jam kerja langsung                   42.000 jam          Unit produksi                           60.000 unit Pada akhir bulan BOP sesungguhnya terjadi pada kapasitas s

Menghitung Tarif Biaya Overhead Pabrik/ BOP (Overhead Rate)

Menghitung Tarif Biaya Overhead Pabrik/ BOP (Overhead Rate) Tarif BOP diperlukan dalam rangka penentuan harga pokok produksi. Berdasarkan penentuan biaya BOP untuk masing-masing bagian, maka dapat dihitung tarif BOP dengan cara membagi BOP dianggarkan dengan tingkat kegiatan di masing-masing departemen (bagian). Penentuan tarif biaya overhead pabrik dilaksanakan melalui tiga tahap berikut: 1.    Menyusun anggaran BOP Dalam menyusun anggaran BOP harus diperhatikan tingkat kegiatan yang akan dipakai sebagai dasar penaksiran BOP. Ada tiga macam kapasitas yang dapat dipakai sebagai dasar pembuatan anggaran BOP antara lain: a.    Kapasitas Praktis    Untuk menentukan besarnya kapasitas praktis dan kapasitas normal terlebih dahulu harus ditentukan kapasitas teoritis, yakni volume produksi maksimum yang dapat dihasilkan oleh pabrik. Kapasitas teoritis dapat diartikan sebagai kapasitas pabrik atau suatu departemen untuk menghasilkan produk pada kecepatan penuh tanpa berhent

Jenis-jenis Biaya Overhead Pabrik (BOP)

Setelah kita membahas apa itu BOP, karakteristik Biaya Overhead, dan tujuan di buatnya anggaran Biaya overhead pabrik . Maka yang perlu kita pahami selanjutnya adalah pembagian apa saja kah yang termasuk dalam Biay Overhead Parik (BOP) itu. berikut adalah ulasannya. : Jenis-Jenis BOP: 1. Biaya bahan penolong Adalah biaya bahan yang digunakan untuk membantu penyelesaian suatu produk yang jumlahnya relative kecil. Misalnya lem dalam perusahaan percetakan, pernis dan paku dalam perusahaan mebel. 2. Biaya tenaga kerja tak langsung Adalah upah yang dibayarkan kepada karyawan pabrik yang secara fisik tidak berhubungan dengan proses pembuatan produk. Termasuk dalam kelompok ini antara lain upah mandor, gaji pegawai administrasi pabrik dll. 3. Biaya penyusutan aktiva tetap pabrik Adalah biaya penyusutan atas aktiva tetap yang dipergunakan di pabrik untuk penyelesaian produk baik secara lansung maupun tidak langsung, misalnya biaya penyusutan gedung pabrik, mesin-mesin,

Pengertian, Karakteristik Biaya Overhead Pabrik (BOP)

Pengertian Biaya Overhead Pabrik (BOP) Semua biaya produksi selain biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung. Atau lebih tepatnya semua biaya produksi yang termasuk ke dalam biaya bahan tak langsung, biaya tenaga kerja tak langsung, dan biaya-biaya produksi lainnya yang tidak secara mudah di identifikasikan atau dibedakan langsung pada suatu proses produksi. Sehingga BOP ini sering juga disebut sebagai biaya produksi tidak langsung. 1) Biaya bahan penolong  2) Biaya tenaga kerja tidak langsung  3) Penyusutan dan amortisasi aktiva tetap pabrik  4) Reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap pabrik  5) Biaya listrik, air pabrik  6) Biaya asuransi pabrik  7) Biaya overhead lain-lain  Karakteristik BOP a.      Jumlahnya tidak proporsional dengan volume produksi b.      Sulit ditelusur dan diidentifikasi langsung ke produk atau pesanan c.      Jumlahnya tidak material Baca Juga Tujuan Penyusunan Anggaran BOP a. Mengetahui penggunaan biaya

Pengertian dan Rumusan Persamaan Dasar Akuntansi

Setelah memiliki pemahaman tentang konsep-konsep dasar akuntansi , marilah kita lanjutkan kegiatan kita dengan penyelenggaraan proses akuntansi. Untuk mempermudah dalam melaksanakan proses pencatatan dan pelaporan, sebaiknya kita mulai dari persamaan dasar akuntansi. Persamaan ini merupakan ringkasan dari pencatatan hasil analisis setiap peristiwa ekonomi atau transaksi keuangan yang terjadi. Coba Anda ingat-ingat kembali pengertian peristiwa ekonomi atau transaksi keuangan. Jika terjadi transakasi  keuangan akan menyebabkan terjadinya perubahan pada aktiva, hutang, dan modal bukan? Perubahan itulah yang kita ringkas dalam persamaan dasar akuntansi. Anda telah mengetahui bukan, bahwa kekayaan yang dimiliki oleh suatu organisasi bisnis (perusahaan) disebut asset, harta, atau aktiva sedangkan hak atau klaim terhadap kekayaan tersebut disebut equities atau passiva? Jika aktiva yang dimiliki oleh suatu perusahaan sejumlah Rp 10.000,00 maka equities (klaim terhadap asset tersebut) jug