1.1 Definisi Akuntansi
Akuntansi merupakan kumpulan
konsep dan teknik yang digunakan untuk mengukur
dan
melaporkan informasi keuangan dalam suatu unit usaha ekonomi.Akuntansi juga sering dianggap bahasa bisnis, dimana Informasi bisnis dikomunikasikan kepada stakeholders melalui
laporan akuntansi.Proses Akuntansi meliputi kegiatan pengidentifikasian, pengukuran, penganalisaan, pencatatan dan pengkomunikasian informasi keuangan.
1.2 Pengguna Informasi
Akuntansi
Informasi akuntansi digunakan
oleh banyak pihak atau pengguna dengan
masing-masing kepentingannya.
Informasi yang dibuthkan
oleh para pengguna laporan sangat berbeda tergantung dari kepentingan masing-masing,Para pengguna Informasi Akuntansi antara lain :
a. Direktur atau
pihak manajemen perusahaan
Manajemen memiliki tanggung
jawab atas kelangsungan hidup perusahaan. Bagi manajemen, akuntansi memiliki peranan yang penting dalam hal
:
- Melindungi harta perusahaan
- Penyusunan rencana kegiatan perusahaan di masa yang akan datang
- Pengukuran penghasilan perusahaan dalam kurun waktu
tertentu
- Pengawasan kegiatan perusahaan
b. Investor ( Penanam modal)
Pihak Investor menggunakan
Informasi laporan akuntansi untuk mengambil keputusan dalam hal membeli
atau melepaskan saham investasinya.
c. Kreditur atau
Calon Kreditur
Kreditur adalah pihak
yang memberikan kredit (pinjaman) kepada perusahaan.
Kreditur berkepentingan terhadap keamanan dana yang dipinjamkannya dan tingkat
penghasilan yang akan diperolehnya. Para Calon Kreditur
perlu mengevaluasi laporan
akuntansi sebelum memutuskan
untuk memberikan pinjaman
d. Pemerintah
Pemerintah berkepentingan
terhadap Informasi akuntansi untuk hal-hal sebagai
berikut :
-
Pembayaran pajak
yang ditanggung perusahaan
: Pajak Penghasilan Badan, maupun yang harus dihitung, dipungut, disetor dan dilaporkan oleh perusahaan seperti pajak Penghasilan Karyawan.
-
Ketaatan perusahaan
terhadap peraturan-peraturan
yang ditetapkan tentang pemberian upah minimum regional
(UMR)
-
Penetapan kebijaksanaan
tertentu
1.3 Asumsi Dasar
Asumsi yang mendasari penyusunan dan penyajian laporan keuangan dalam IFRS (Internasional
Financial Standar Board) adalah
:
a. Basis Akrual
(Accrual Basic)
Apabila Laporan
keuangan disusun atas dasar akrual
maka transaksi atau kejadian-kejadian akan diakui dan dicatat didalam catatan akuntansi dan dilaporkan didalam laporan keuanagn pada periode yang berkaitan,
b. Kelangsungan Hidup
( Going Concern)
Apabila Laporan
keuangan disusun atas atas dasar
kelangsungan hidup (Going
Concern) maka entitas dianggap akan terus
beroperasi untuk masa mendatang, dengan kata lain entitas diasumsikan tidak bertujuan untuk dilikuidasi dimasa mendatang setidaknya suatu periode dua belas
bulan dari akhir suatu periode
akuntansi(IAS1)
1.4 Persamaan Dasar
Setiap Entitas memiliki
transaksi yang perlu dicatat, diklasifikasikan, diikhtisarkan dan kemudian dilaporkan kepada berbagai pihak.
-
Assets (Harta/Kekayaan) merupakan sumber daya ekonomi
yang dimiliki oleh perusahaan
yang digunakan atau dimanfaatkan untuk kelancaran kegiatan operasional perusahaan. Contohnya :Kas, Piutang usaha,persediaan barang,perlengkapan,asuransi
dan sewa dibayar dimuka,tanah,bangunan,kendaraan, dan lain-lain.
-
Liabilities (Utang) merupakan kewajiban perusahaan kepada kreditur (supplier,bank) dan pihak lainnya (karyawan,pemerintah) yang memiliki
hak/klaim atas asset perusahaan. Contohnya : Utang Usaha,Pinjaman Bank, Utang Gaji,
Utang Pajak, dll.
-
Equity ( Ekuitas/Modal) merupakan hak pemilik
dana atau pemegang saham atas asset perusahaan.
Hubungan antara assets,
Liabilitie dan Equity dirumuskan
kedalam persamaan akuntansi sebagai berikut :
Assets = Liabilities +
Equity
Rumusan persamaan tersebut
bersifat mutlak dimana liabilities harus ditempatkan terlebih dahulu sebelum Equity, ini berarti bahwa kreditur
memiliki hak yang pertama atas kekayan
perusahaan, setelah itu sisa asset yang masih ada barulah
menjadi hak pemilik dana/pemegang saham.
1.5 Laporan Keuangan
Laporan Keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengkomunikasikan
data keuangan atau aktivitas perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan .Tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan
informasi yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan ekonomis.
Perangkat laporan keuangan
berdasarkan proses penyajiannya
adalah sebagai berikut :
a. Laporan Laba
Rugi (Income Statement)
Laporan yang menyajikan secara sistematis pendapatan dan beban perusahaan untuk suatu periode tertentu.Laporan
laba rugi akan menunjukkan laba atau rugi sebuah perusahaan yang di peroleh dari pendapatan dikurangi beban.
b. Laporan Perubahan
Ekuitas
Laporan yang menyajikan ikhtisar perubahan dalam ekuitas pemilik
untuk suatu periode tertentu.Ekuitas pemilik akan bertambah
dengan adanya investasi dan laba bersih, dan ekuitas akan berkurang dengan adanya prive
dan rugi bersih.
c. Neraca (Balance sheet)
Laporan yang menunjukkan
posisi asset,liabilitas dan
ekuitas perusahaan . Neraca bertujuan untuk menggambarkan posisi keuangan perusahaan.
d. Laporan Arus
Kas (Statement of cash flows)
Laporan yang menunjukkan
secara terperinci arus kas masuk dan arus kas keluar berdasarkan masing-masing aktivitasnya.dari aktivitas opersai,aktivitas investasi,dan aktivitas pendanaan /pembiayaan untuk suatu periode tertentu.
Laporan arus kas menunjukan besarnya kenaikan / penurunan bersih kas dari seluruh aktivitas selama periode berjalan serta saldo kas yang dimiliki perusahaan sampai akhir periode.
e. Catatan atas
laporan keuangan
Bagian dari
komponen laporan keuanga yang berisi penjelasan yang lebih lengkap mengenai informasi yang disajikan dalam laporan keuangan,
termasuk suatu ikhtisar kebijakan akuntansi yang signifikan.
1.6 Elemen Laporan
Keuangan dan Klasifikasinya
a. Assets
Penyajian aset, menurut IAS 1, dipisahkan menjadi 2 kelompok,
yaitu:
1.
Aset Lancar (current
assets)
-
Kas/ Setara
Kas, Misalnya: uang
kertas, koin, check yang belum diuangkan, termasuk kas yang sudah tersimpan di bank, investasi jangka pendek.
-
Piutang, adalah sejumlah
tagihan kepada pelanggan yang timbul dari operasional normal perusahaan.
-
Persediaan
(inventory), adalah aset tersimpan,
entah untuk digunakan sendiri (misal: bahan baku,
barang dalam proses) atau untuk dijual
ke pihak lain (misal: persediaan barang jadi), dalam
kurun waktu operasional normal perusahaan.
-
Biaya dibayar
dimuka (prepaid expenses),adalah aset yang timbul akibat pembayaran muka untuk biaya
yang manfaatnya tidak habis terpakai dalam satu periode.
Misalnya: sewa dibayar dimuka, asuransi dibayar dimuka, dan aset pajak tangguhan jangka pendek.
2.
Aset Tak Lancar (noncurrent assets)
-
Investasi Jangka
Panjang adalah instrument investasi yang disimpan hingga jatuh tempo, yang biasanya berjangka waktu panjang.
-
Property
Investasi (investment property) adalah property (tanah, bangunan/gedung) yang diperoleh bukan untuk digunakan dalam operasional perusahaan secara normal, melainkan untuk mendapat keuntungan tertentu, misalnya: dengan cara disewakan
atau dijual kembali dengan harga yang lebih tinggi
-
Tanah,
Bangunan, Mesin dan Peralatan, adalah bangunan,
mesin dan peralatan, yang digunakan dalam operasional perusahaan guna menghasilkan barang/jasa, memiliki
umur ekonomis lebih dari satu
tahun buku.
-
Aset Tak
Berwujud” (intangible assets) adalah
aset tak lancar perusahaan yang tidak memiliki wujud fisik, akan
tetapi diharapkan akan mendatangkan manfaat—baik di masa kini maupun di masa yang akan datang. (misal:
goodwill, merk dagang, patent, copyrights, dan biaya orgnisasional).
b. Lialibitas
1.
Liabilitas Lancar
(current liabilities)
-
Kewajiban yang timbul dari pembelian
barang atau jasa yang digunakan dalam operasional normal perusahaan, diantaranya: Utang Dagang,Utang Tertulis Jangka Pendek,Utang Upah dan Gaji Pegawai,Utang
Pajak,Utang Lain-lain
-
Pembayaran diterima dimuka yang mengakibatkan timbulnya kewajiban untuk menyerahkan barang atau jasa di masa yang akan datang, misalnya:
Pendapatan Diterima Dimuka,Deposit Dari Pelanggan, Sewa Diterima Dimuka
2. Liabilitas Tak
Lancar (noncurrent liabilities)
-
Kewajiban
yang timbul sebagai bagian dari strukturisasi
modal perusahaan berjangka panjang,
misalnya: pinjaman bank jangka panjang, promes, kewajiban sewa jangka panjang.
-
Kewajiban
yang timbul tidak dari opersional normal perusahaan, misalnya: kewajiban
premi pensiun, liabiltas pajak tangguhan yang penyelesaiannya belum diketahui secara pasti.
c. Ekuitas
Ekuitas merupakan
klaim pemilik atas aktiva perusahaan
setelah dikurangai kewajiban.Ekuitas dapat berbentuk setoran modal dan saldo laba ditahan.
d. Pendapatan (income )
Merupakan kenaikan imbalan
ekonomis selama periode akuntasni dalam bentuk arus
kas masuk atau peningkatan asset.Pendapatan dapat timbul dari
sumber penjualan barang dagang, provisi jasa, imbalan
royalty, imbalan dari franchise,imbalan manajemen,dividen,
bunga dan langganan.
e. Beban
Merupakan penurunan
manfaat Ekonomi selama periode akuntansi dalam bentuk arus kas keluar atau deplesi
asset atau peningkatan liabilitas yang menyebabkan penurunan ekuitas.
1.7 Penggolongan dan Saldo
Normal Akun
Akun adalah
daftar tempat mencatat transaksi-transaksi financial yang terjadi
dalam suatu organisasi bisnis.Daftar yang memuat keseluruhan kode (nomor) dan nama akun, dinamakan
bagan perkiraan (chart of
accounts).
Contoh Chart of accounts yang umum digunakan:
1.
ASET
111 |
Kas
di bank / kas |
112 |
Kas
kecil |
113 |
Piutang Usaha |
114 |
Piutang Bunga |
115 |
Persediaan Barang Dagang |
116 |
Perlengkapan |
117 |
Asuransi dibayar di muka |
121 |
Peralatan |
122 |
Akumulasi Penyusutan Peralatan |
123 |
Kendaraan |
124 |
Akumulasi Penyusutan Kendaraan |
Saldo normal untuk
ASET berada disebelah DEBET (D ),
sehingga apabila saldo bertambah berada disebelah debet dan apabila berkurang berada disebelah kredit, terkecuali untuk
akun Akumulasi penyusutan apabila bertambah di kredit dan berkurang di debet.
2. LIABILITAS
211 |
Utang Usaha |
212 |
Utang Gaji |
213 |
Pendapatan diterima di muka |
221 |
Utang bank, misal
bank BCA |
Saldo normal untuk
LIABILITAS (Utang) berada
disebelah KREDIT (K
), sehingga apabila saldo bertambah berada disebelah Kredit dan apabila berkurang berada disebelah debet.
3. EKUITAS
311 |
Modal pemilik |
312 |
Prive (Pengambilan pribadi) |
313 |
Ikhtisar rugi laba |
Saldo normal untuk
EKUITAS (Modal) berada
disebelah Kredit (K ), sehingga apabila saldo bertambah
berada disebelah Kredit dan apabila berkurang berada disebelah Debet, terkecuali untuk
akun Prive apabila bertambah di kredit dan berkurang di debet.Akun Ikhtisar Laba Rugi menyesuaikan
Laba atau Rugi suatu perusahaan.
4. PENDAPATAN
411 |
Pendapatan |
412 |
Pendapatan Sewa |
413 |
Pendapatan Bunga |
Untuk Perusahaan Dagang akun Pendapatan yang digunakan antara lain :
414 |
Penjualan |
415 |
Retur penjualan |
416 |
Potongan penjualan |
Saldo normal untuk
PENDAPATAN atau Penjualan berada disebelah Kredit (K ), sehingga apabila saldo bertambah berada disebelah Kredit dan apabila berkurang berada disebelah Debet
Sementara akun retur penjualan dan potongan penjualan berfungsi sebagai pengurang akun penjualan. Sehingga letaknya berkebalikan dengan penjualan. Bertambah di debit dan berkurang
di kredit.
5. BEBAN
521 |
Beban iklan |
522 |
Beban telepon
dan listrik |
523 |
Beban perlengkapan |
524 |
Beban penyusutan
Kendaraan |
525 |
Beban asuransi |
526 |
Beban sewa |
527 |
Beban gaji
dan upah |
528 |
Beban operasi
lainnya/ beban lain-lain |
Untuk Perusahaan Dagang akun tambahan yang digunakan antara lain :
511 |
Pembelian |
512 |
Retur Pembelian |
513 |
Potongan Pembelian |
Saldo normal untuk
BEBAN dan Pembelian berada disebelah Debet (D ),
sehingga apabila saldo bertambah berada disebelah Debet dan apabila berkurang berada disebelah Kredit
Sementara akun retur pembelian dan potongan pembelian berfungsi sebagai pengurang akun pembelian. Sehingga letaknya berkebalikan dengan pembelian. bertambah di kredit dan berkurang di debet.
SIKLUS AKUNTANSI
2.1 Transaksi
Kegiatan akuntansi bermula
dengan terjadinya transaksi baik itu transaksi intern maupun transaksi ekstern.
Transaksi ini perlu diidentifikasi dan diukur terlebih dahulu karena transaksi
tersebut mempengaruhi komposisi aktiva, kewajiban, dan ekuitas perusahaan maka
perlu diadakan pencatatan dengan satuan nilai mata uang tertentu.Setiap
transaksi harus disertai dengan bukti yang menandakan telah terjadi transaksi. Bukti transaksi umumnya
dihasilkan dari transaksi dengan pihak luar perusahaan tetapi ada juga bukti
transaksi yang diperoleh dari transaksi antar pihak di dalam perusahaan
a. Bukti Transaksi Intern
Adalah bukti transaksi
yang dibuat dan juga beredar
di lingkungan perusahaan itu sendiri, yaitu
:
-
Memo antar bagian, Dibuat oleh bagian-bagian
yang terdapat dalam perusahaan untuk kepentingan perusahaan itu sendiri.
Biasanya bukti ini digunakan sebagai dasar untuk pencatatan selanjutnya.
-
Bukti kas masuk,
merupakan tanda bukti bahwa perusahaan
telah menerima uang secara cash atau secara tunai
-
Bukti kas keluar, adalah tanda bukti bahwa perusahaan
telah mengeluarkan uang tunai, seperti
pembelian dengan tunai atau pembayaran
gaji, pembayaran utang atau pengeluaran-pengeluaran yang
lainnya
-
Memorial post, merupakan bukti yang menunjukkan
adanya keputusan, misalnya bagian penanggung jawab perlengkapan mengenai
penggunaan perlengkapan perusahaan
b. Bukti Transaksi Ekstern
adalah bukti pencatatan
transaksi yang berhubungan dengan pihak di luar perusahaan, antara lain :
-
Faktur adalah
tanda bukti telah terjadi pembelian
atau penjualan secara kredit. Faktur dibuat oleh penjual dan diberikan kepada pihak pembeli
bersama
dengan barang yang dijual.
Bagi penjual, faktur yang diterima disebut faktur penjualan. .Faktur dibuat rangkap, lembar
pertama merupakan bukti bagi penjual, lembar kedua merupakan bukti bagi
pembeli, lembar ketiga digunakan untuk arsip.
-
Kuitansi adalah bukti transaksi penerimaan
uang untuk pembayaran sesuatu yang ditandatangani oleh pihak yang
menerima uang dan diserahkan kepada pihak yang melakukan pembayaran
-
Nota adalah
bukti atas pembelian sejumlah barang secara tunai.
Nota dibuat oleh pedagang
dan diberikan kepada pembeli. Biasanya nota dibuat rangkap dua, satu lembar
untuk pembeli dan lembaran kedua untuk penjual
-
Nota debet adalah
bukti perusahaan telah mendebet perkiraan langganannya disebabkan karena berbagai hal.Nota debet dikirimkan oleh perusahaan kepada langganannya karena barang yang dibeli dikembalikan, bisa disebabkan rusak atau tidak sesuai
dengan pesanan dan penjual setuju barangnya diterima kembali atau harganya
dikurangi
-
Nota kredit adalah
bukti bahwa perusahaan telah mengkredit perkiraan langganannya yang disebabkan oleh
berbagai hal. Nota kredit dikirimkan oleh perusahaan kepada langganannya sehubungan barang yang dijual tidak cocok atau
rusak, untuk itu penjual setuju
menerima barangnya
-
Cek, merupakan
surat perintah yang dibuat oleh pihak yang mempunyai rekening di Bank, agar
Bank membayar sejumlah uang kepada pihak
yang nemanya tercantum dalam cek tersebut.
2.2 Analisis Transaksi
dan Jurnal
Proses pencatatan dalam akuntansi dimulai dengan menganalisa setiapa transaksi yang terjasi, dalam halini seorang akuntan harus dapat
mengidentifikasi dan menentukan
pengaruh dari masing-masing transaksi terhadap akun.Karna itu dibutuhkan pemahaman yang baik mengenai definisi serta penggolongan akun asset,liabilitas,ekuitas,pendapatan
maupun beban.dan setelah itu maka
informasi yang diperoleh selanjutnya dicatat dalam jurnal.
Jurnal adalah sarana yang yang digunakan untuk mencatat rincian suatu transaksi
secara kronologis.Jurnal dibedakan menjadi 2 yaitu ; 1. Jurnal Umum, jurnal yang dibuat untuk mencatat
transaksi yang tidak dicatat dalam jurnal
khusus, seperti retur dan pembelian peralatan/perlengkapan kantor secara kredit
; 2. Jurnal Khusus yang dibagi menjadi :
-
Jurnal Penjualan, untuk mencatat transaksi penjualan barang dagang secara
kredit
-
Jurnal Pembelian, untuk mencatat transaksi pembelian barang dagang secara
kredit
-
Jurnal Penerimaan
Kas, untuk mencatat seluruh transaksi penerimaan kas.
-
Jurnal Pengeluaran
Kas, untuk mencatat seluruh transaksi pengeluaran kas.
Contoh Penjurnalan
Transaksi :
05 Januari Dibeli tunai sebuah lemari untuk
penyimpanan Arsip kantor, sebesar Rp.3.000.000,-
(lemari arsip merupakan bagian dari peralatan kantor)
maka pencatatan dalam jurnal adalah
sebagai berikut :
Nama Akun |
COA |
Debet |
Kredit |
|
5-Jan |
Peralatan Kantor |
121 |
3,000,000 |
|
|
Kas |
111 |
|
3,000,000 |
(COA
: Chart Of Account)
2.3 Buku Besar
Setelah
mencatat jurnal langkah selanjutnya adalah pemindahbukuan (posting) ke Buku besar.
Buku besar adalah kumpulan perkiraan-perkiraan untuk mencatat perubahan-perubahan transaksi.Buku besar dibedakan menjadi 2 yaitu; buku besar
umum dan buku besar pembantu.Buku besar pembantu biasanya hanya dibuat untuk akun
piutang dagang dan utang dagang, hal ini
untuk memudahkan merinci dan mengontrol saldo piutang dan utang kemasing-masing
pelanggan dan supplier.
Berikut adalah contoh
pemindahbukuan ke buku besar :
2.4 Neraca Saldo
Neraca Saldo dibuat
unuk memastikan tidak adanya kesalahan
dalam memposting jumlah debet dan kredit dari jurnal
ke buku besar.langkah
pembuatan neraca saldo adalah dengan
menentukan saldo akhir periode untuk
setiap akun. Saldo akhir tiap
akun dapat dilihat di saldo akhir masing-masing akun pada Buku Besar.Jumlah sisi debet dan Kredit pada neraca saldo harus
seimbang, namun apabila tidak seimbang
maka hal tersebut berarti terdapat kesalahan posting dalam buku besar.Namun
meskipun seimbang hal ini tidak
menjamin kebenaran pencatatan semua transaksi yang terjadi karna Neraca Saldo
hanya mengikuti penganalisaan yang dilakukan dijurnal awal.
Berikut adalah contoh
tampilan Neraca Saldo :
PT.
XXX
Neraca
Saldo
30 Januari
2011
Kode Akun |
Nama Akun |
Debet |
Kredit |
111 |
Kas |
28,500,000 |
|
112 |
Piutang |
3,000,000 |
|
113 |
Perlengkapan |
5,000,000 |
|
121 |
Peralatan |
20,000,000 |
|
211 |
Utang |
|
2,500,000 |
311 |
Modal |
|
50,000,000 |
312 |
Prive |
500,000 |
|
411 |
Pendapatan |
|
10,000,000 |
511 |
Beban Gaji |
3,000,000 |
|
512 |
Beban Sewa |
2,000,000 |
|
513 |
Beban Listrik dan Air |
500,000 |
|
|
|
62,500,000 |
62,500,000 |
2.5 Jurnal Penyesuaian
Setelah
pembuatan Neraca Saldo tahap berikutnya
dalam siklus akuntansi adalah proses penyesuaian.Jurnal penyesuaian dibuat untuk menyesuaikan/memperbaharui akun akun tertentu yang mengalami perubahan. Beberapa akun/item yang memerlukan penyesuaian yaitu :
a. Perlengkapan
Perlengkapan merupakan
salah satu aktiva lancar yang habis pakai, perlengkapan di beli oleh perusahaan untuk digunakan dalam aktivitas/ kegiatan usahanya. Dalam pencatatan dibukukan sejumlah harga beli. Sehingga
untuk menentukan jumlah yang sebenarnya pada akhir periode diperlukan
perhitungan secara fisik, yaitu dengan
cara membandingkan jumlah mula-mula dalam pembukuan dengan perlengkapan yang tersisa (yang masih ada) akhir periode.
Selisihnya itu merupakan beban pemakaian perlengkapan.
Contoh Pencatatan
dalam jurnal penyesuaian
Neraca Saldo menunjukkan
Saldo Perlengkapan sebesar Rp.3.500.000,-.
Pada akhir periode (31 Maret) dilakukan perhitungan fisik dan ternyata Saldo perlengkapan yang tersisa adalah Rp.2.000.000,-.
Maka jurnal penyesuaiannya adalah sebagai berikut :
Tgl |
Nama Akun |
COA |
Debet |
Kredit |
31-Maret |
Beban Perlengkapan |
523 |
1,500,000 |
|
|
Perlengkapan |
116 |
|
1,500,000 |
(Rp.3.500.000 –
Rp.2.000.000 = Rp.1.500.000)
b. Beban yang masih harus dibayar
Selama periode
berjalan beberapa beban tertentu mungkin telah terjadi
namun belum dibayarkan.Karna itu pada akhir periode harus
ditentukan dan dicatat beban yang telah terjadi tapi belum
terbayarkan.dalam pencatatannya
akun Beban
di Debet dan akun Utang di kredit.
Contoh Pencatatan dalam jurnal penyesuaian
Pembayaran gaji
untuk karyawan dilakukan setiap seminggu sekali setiap hari Jumat
sebesar Rp.500.000/5 hari kerja, namun akhir peri0de pembukuan(31 Maret) jatuh pada hari Rabu. Sehingga perusahaan baru akan membayar
gaji karyawan lagi pada periode berikutnya(April). Maka untuk pencatatan dalam jurnal penyesuaian
adalah sebagai berikut :
Tgl |
Nama Akun |
COA |
Debet |
Kredit |
31-Maret |
Beban Gaji |
527 |
300.000 |
|
|
Utang Gaji |
212 |
|
300.000 |
Gaji karyawan
selama 3 hari (Senin,Selasa,Rabu) harus diakui sebagai
bagian dari Beban Gaji periode Maret,
meskipun pembayarannya akan dilakukan pada hari Sabtu pada bulan April.Sehingga apabila Rp.500.000
untuk 5 Hari
kerja maka Beban Gaji yang masih terutang di periode Maret adalah 3/5 x Rp.500.000 = Rp.300.000
c. Pendapatan yang masih
harus diterima
Penyesuaian ini
untuk menyesuaikan pendapatan tertentu yang mungkin telah terjadi
tetapi sampai akhir periode penagihan
Kas belum dilakukan.Pada akhir periode perlu
mencatat dan menentukan pendapatan ini, meskipun uangnya belum diterima.Dalam Pencatatannya akun Aset (Piutang) di
Debet dan akun Pendapatan di kredit.
Contoh Pencatatan dalam jurnal penyesuaian
Tanggal 1 Maret ,Perusahaan
meminjamkan Rp.10.000.000 kepada
debitur untuk jangka waktu 2 bulan, perusahaan akan menerima kembali
nilai pokok pinjaman beserta bunganya pada saat jatuh tempo yaitu 1 Mei.Besarnya tingkat suku bunga yang disepakati adalah 12 % per 2 bulan. Maka untuk
pencatatan dalam jurnal penyesuaian adalah sebagai berikut :
Tgl |
Nama Akun |
COA |
Debet |
Kredit |
31 Maret |
Piutang Bunga |
114 |
600,000 |
|
|
Pendapatan
Bunga |
413 |
|
600,000 |
Pendapatan Bunga yang sudah terjadi dibulan
Maret harus diakui sebagai pendapatan Bunga bulan Maret, meskipun pembayarannya akan diterima pda 1 Mei. Sehingga apabila jmlah yang tercatat adalah ½ x 12 x
Rp.10.000.000 = Rp.600.000.
d. Beban dibayar
dimuka
Dalam pencatatan
akuntansi beban dibayar di muka dikelompokkan dalam aktiva (harta). Beban ini merupakan harta
perusahaan yang memberikan manfaat pada periode yang akan datang. Contoh
beban yang biasanya dibayar dimuka seperti; pembayaran asuransi, sewa, iklan dan lainnya. Apabila perusahaan melakukan pembayaran terlebih dahulu (di muka) untuk suatu
beban. Kemudian pembayaran itu melebihi satu periode
akuntansi, maka pada akhir periode perlu
dibuat jurnal penyesuaiannya. Dengan demikian dapat diketahui seberapa besar dari jumlah
tersebut yang benar-benar telah menjadi beban
untuk periode itu.
Contoh Pencatatan
dalam jurnal penyesuaian
Premi Asuransi sebesar
Rp.2.400.000 dibayarkan untuk
jangka waktu 1 tahun, terhitung mulai Maret. Untuk
pencatatan Beban dibayar dimuka dapat dilakukan
dengan 2 cara yaitu:
1.
Apabila pada jurnal
umum pencatatan awal dicatat sebagai
Aset
Jurnal Umum
Tgl |
Nama Akun |
COA |
Debet |
Kredit |
1 Maret |
Asuransi dibayar dimuka |
117 |
2,400,000 |
|
|
Kas |
111 |
|
2,400,000 |
Maka untuk
pencatatan dalam jurnal penyesuaian adalah sebagai berikut :
Tgl |
Nama Akun |
COA |
Debet |
Kredit |
31 Maret |
Beban Asuransi |
525 |
200,000 |
|
|
Asuransi dibayar dimuka |
117 |
|
200,000 |
Manfaat dari
pembayaran Premi Asuransi yang sudah dipergunakan sudah berlangsung selama 1 bulan harus di diakui sebagai beban untuk bulan
Maret, yaitu sebesar Rp.2.400.000 x 1/12 = Rp. 200.000. Sedangkan sisanya masih menjadi asset (asuransi dibayar dimuka) dengan saldo debet.
2. Apabila pada jurnal
umum pencatatan awal dicatat sebagai
Beban
Jurnal Umum
Tgl |
Nama Akun |
COA |
Debet |
Kredit |
1 Maret |
Beban Asuransi |
525 |
2,400,000 |
|
|
Kas |
111 |
|
2,400,000 |
Maka untuk
pencatatan dalam jurnal penyesuaian adalah sebagai berikut :
Tgl |
Nama Akun |
COA |
Debet |
Kredit |
31 Maret |
Asuransi dibayar dimuka |
117 |
2,200,000 |
|
|
Beban Asuransi |
525 |
|
2,200,000 |
Nilai yang dicatat adalah sisa yang masih menjadi asset (asuransi dibayar dimuka) selama 11 bulan yaitu sebesar Rp.2.200.000 (Rp.
2.400.000 x 11 /12).
e. Pendapatan diterima
dimuka
Terkadang sebuah perusahaan belum menyelesaikan pekerjaan yang dipesan langganannya, tetapi telah menerima pembayaran atas pesanan tersebut. Dalam akuntansi penerimaan yang demikian disebut dengan pendapatan diterima di muka.
Contoh Pencatatan
dalam jurnal penyesuaian
Tanggal 1 Maret Perusahaan menerima uang sewa
ruangan dari pelanggan untuk 3 bulan kedepan.pada saat penerimaan perusahaan mencatat sebagai Pendapatan diterima dimuka sebesar Rp.1.200.000,-. Untuk pencatatan Beban dibayar dimuka dapat dilakukan
dengan 2 cara yaitu :
1.
Apabila pada jurnal
umum pencatatan awal dicatat sebagai
Pendapatan
Jurnal Umum
Tgl |
Nama Akun |
COA |
Debet |
Kredit |
1 Maret |
Kas |
111 |
1,200,000 |
|
|
Pendapatan Sewa |
412 |
|
1,200,000 |
Maka untuk
pencatatan dalam jurnal penyesuaian (31 Maret) adalah sebagai berikut :
Tgl |
Nama Akun |
COA |
Debet |
Kredit |
31 Maret |
Pendapatan Sewa |
412 |
800,000 |
|
|
Pendapatan
Sewa Diterima di muka |
213 |
|
800,000 |
Pencatatannya adalah dengan mendebet akun Pendapatan dengan nilai Utang yang tersisa yakni Rp.800.000 (2/3 x
Rp.1.200.000)
2. Apabila pada jurnal
umum pencatatan awal dicatat sebagai
Utang
Jurnal Umum
Tgl |
Nama Akun |
COA |
Debet |
Kredit |
1 Maret |
Kas |
111 |
1,200,000 |
|
|
Pendapatan
Sewa Diterima di muka |
213 |
|
1,200,000 |
Maka untuk
pencatatan dalam jurnal penyesuaian (31 Maret) adalah sebagai berikut :
Tgl |
Nama Akun |
COA |
Debet |
Kredit |
31 Maret |
Pendapatan Sewa di terima dimuka |
213 |
400,000 |
|
|
Pendapatan Sewa |
412 |
|
400,000 |
Dari
pendapatan sewa yang diterima di muka tersebut, maka jumlah yang menjadi pendapatan sewa periode Maret
adalah 1 bulan, Sehingga berjumlah Rp 1.200.000,-
x 1/3 = Rp 400.000,- Pencatatannya adalah sebagai akun Pendapatan sewa diterima di muka sisi debit dan akun pendapatan sewa di sisi kredit.
f.
Aset Tetap
Aset tetap
merupakan Aset yang memberikan manfaat operasi lebih dari satu
periode akuntansi. Namun karna pemakaian, nilai asset tersebut akan berkurang seiring dengan jalannya waktu. Dalam akuntansi
berkurangnya nilainya
asset tetap ini lebih dikenal
dengan penyusutan. Beberapa asset tetap yang mengalami penyusutan antara lain : Bangunan, Kendaraan operasional, peralatan kantor dan mesin.Terdapat 3 metode untuk menghitung penyusutan Asset tetap diantaranya :
-
Metode Garis Lurus (straight
line method),
adalah suatu metode penyusutan aktiva tetap dimana
beban penyusutan akiva tetap per tahunnya sama hingga
akhir umur ekonomis aktiva tetap tersebut.
Rumus penyusutan aktiva tetap metode garis
lurus
Penyusutan = Harga Perolehan-Nilai Residu
Umur Ekonomis
-
Metode Saldo Menurun
Metode saldo
menurun ini akan menghasilkan beban penyusutan yang menurun setiap periode selama umur manfaat aset.Metode ini terbagi atas
2 yaitu :
a. Metode jumlah
angka tahun (sum of the
years digit method)
Metode ini adalah salah satu metode penyusutan yang dipercepat. Dasar penyusutan dalam metode ini
sama dengan metode garis lurus
yaitu taksiran nilai buku aktiva
(Nilai perolehan-taksiran residu).
Tarif penyusutan ditentukan
dalam bentuk pecahan yang dihitung dengan cara sebagai
berikut. Apabila umur aktiva sama
dengan 4 tahun maka penyebut angka
pecahannya adalah jumlah angka tahun
yaitu 1 + 2 + 3 + 4 = 10. Angka pembilang
pada tahun pertama sampai dengan keempat
masing-masing adalah 4,3,2,
dan 1. Tarif penyusutan tahun
pertama adalah 4/10, 3/10,
2/10 dan 1/10.
b. Metode saldo menurun ganda
(double declining balance method)
Rumus penyusutan aktiva tetap metode menurun
ganda
Penyusutan = {2 x (100% : umur ekonomis)} x Harga buku aktiva tetap
-
Metode Unit Produksi,
(productive output
method)
Dalam
metode ini umur kegunaan aktiva
ditaksir dalam satuan jumlah unit hasil produksi. Beban penyusutan dihitung dengan dasar satuan
hasil produksi, sehingga penyusutan tiap periode akan
berfluktuasi sesuai dengan fluktuasi hasil produksi.
Rumus penyusutan
aktiva tetap metode satuan hasil
produksi
Beban Penyusutan per tahun = Jumlah satuan produk
yang dihasilkan x Tarif penyusutan
per produk
Tarif penyusutan
per satuan produk = Harga perolehan-Nilai
residu
Jumlah total produk yang dihasilkan
Contoh Pencatatan
dalam jurnal penyesuaian
Harga
Perolehan Sebuah Kendaraan yaitu sebesar Rp.150.000.000,-
Perusahaan menggunakan metode
garis lurus (straight line method) untuk menghitung penyusutan,dengan nilai residu sebesar
Rp.30.000.000. Umur ekonomis
kendaraan tersebut adalah 5 tahun. Maka
untuk pencatatan dalam jurnal penyesuaian
31 Maret (perbulan) adalah sebagai berikut :
Tgl |
Nama Akun |
COA |
Debet |
Kredit |
31 Maret |
Beban Penyusutan Kendaraan |
524 |
2,000,000 |
|
|
Akumulasi Penyusutan Kendaraan |
124 |
|
2,000,000 |
Penyusutan per tahun = Harga Perolehan-Nilai Residu
Umur Ekonomis
= Rp.150.000.000 – Rp.30.000.000
5
= 24.000.000
Penyusutan per bulan =
Rp.24.000.000 / 12
= Rp.
2.000.000
2.6 Neraca Lajur
(Kertas kerja/Worksheet)
Kertas Kerja digunakan
ntu mengumpulkan dan meringkas data yang diperlukan dalam rangka penyususnan
laporan keuangan.Kertas kerja ini merupakan
catatan akuntansi yang sifatnya tidak permanen karna itu tidak termasuk
sebagai bagian catatan akuntansi formal lainnya.Perusahaan yang menggunakan
system komputeriasasi yang baik
serta perusahaan kecil yang hanya memiliki transaksi,akun serta penyesuaian yang sedikit tidak memerlukan
kertas kerja.Langkah Penyiapan kertas kerja :
-
Menyiapkan Neraca
Saldo sebelum Penyesuaian
-
Memasukkan data jurnal
penyesuaian ke kolom penyesuaian yang ada di dalam kertas
kerja
-
Memasukkan saldo
yang telah disesuaikan kedalam neraca saldo setelah penyesuaian.
Saldo ini merupakan gabungan dari data Neraca Saldo sebelum Penyesuaian
dan data dari kolom penyesuaian.
-
Memindahkan saldo
masing-masing akun dari neraca saldo
setelah penyesuaian ke kolom laporan
keuangan (neraca dan laba rugi).dengan
cara memilah secaa tepat,yakni akun real (No.Akun awal 1 – 3) berada di kolom neraca dan akun nominal (No.Akun awal 4 – dst) berada
dikolom Laba Rugi.
2.7 Laporan Keuangan
(Laba Rugi,Perubahan Modal,Neraca,Arus Kas)
-
Laba Rugi
Untuk mengetahui kinerja keuangan suatu perusahaan, kita dapat melihat dari
laporan keuangannya. Kinerja keuangan suatu perusahaan harus dilaporkan,
minimal sekali dalam satu periode. Salah satu bentuk laporan keuangan yang
dimaksud adalah laporan laba rugi. Laporan laba rugi adalah suatu
ringkasan dalam laporan keuangan yang memperlihatkan unsur-unsur yang digunakan
dalam menghitung laba atau rugi. Secara garis besar laporan ini terdiri atas
dua kelompok yaitu kelompok pendapatan dan kelompok beban. Dengan menggunakan
prinsip akuntansi yaitu prinsip matching antara
pendapatan dengan beban nantinya akan diketahui apakah selama periode tersebut
perusahaan memperoleh laba ataukah rugi.
Pendapatan dalam akuntansi yang dimaksud adalah meningkatnya aktiva
perusahaan selama satu periode akuntansi terutama dari hasil aktivitas
perusahaan yang utama. Dalam SAK dinyatakan bahwa yang termasuk ke dalam
kelompok pendapatan ada dua yakni pendapatan operasional dan pendapatan non
operasional. Pendapatan operasional adalah perndapatan yang diperoleh dari
aktivitas perusahaan yang utama, misalnya perusahaan di bidang perdagangan
memperoleh pendapatana atas aktivitas penjualan dan di bidang jasa memperoleh
pendapatan jasa.
Sedangkan pendapatan non operasional adalah pendapatan yang diperoleh dari
hasil tambahan di luar pendapatan operasional. Misalnya Salon Linda pendapatan
operaionalnya adalah pendapatan atas jasa salon. Karena Salon Linda ini besar,
maka ia sekawan sebagian ruangan salon ke tukang bakso per bulan Rp200.000,00.
Nilai inilah yang merupakan pendapatan non operasional. Contoh lain adalah
pendapatan atas komisi penjualan, pendapatan atas keuntungan yang diperoleh
dari hasil penjualan aset.
Selanjutnya sekilas tentang beban akan kita uraikan. Namun, sebelum jauh
membahasnya perlu diingat bahwa beban dan biaya itu tidaklah sama dalam
hubungannya dengan sesuatu yang diperoleh. Walaupun ada perbedaan, dalam
praktiknya sendiri konsep keduanya sering dipakai bergantian dalam artian bahwa
jika manfaat akuisisi barang dan jasa daluwarsa maka biaya akan menjadi
kerugian atau beban. Sama halnya dengan pendapatan, beban juga terdiri dari
beban operasional dan beban non operasional. Beban operasional adalah beban
yang dikeluarkan yang digunakan dalam aktivitas operasional perusahaan dengan
maksud untuk mendapatkan hasil dari usaha pokoknya (beban gaji, sewa gedung,
listrik, air dan telepon, asuransi dan masih banyak lagi). Sementara beban non
operasional merupakan sejumlah beban yang dikeluarkan yang tidak berkaitan
langsung dengan kegiatan operasional perusahaan ditinjau dari penggunaannya
(beban bunga, beban kerugian, beban
administrasi, dan lain-lain).
Contoh,
misalnya data keuangan yang
disajikan Penjahit Darni pada tanggal
31 Desember tahun 2011 sebagai
berikut:
1.
Kas Rp
75.000,00
2. Piutang jasa
Rp 30.000,00
3. Peralatan Rp 40.000,00
4. Perlengkapan Rp 7.000,00
5. Pendapatan jahit Rp 39.200,00
6. Pendapatan
lain-lain Rp 700,00
7. Biaya
perlengkapan Rp 5.500,00
8. Gaji
penjahit Rp 7.000,00
9. Biaya
lain-lain Rp 3.200,00
10. Modal Rp 100.000,00
Laporan laba
rugi yang dapat disusun dari data keuangan tersebut adalah
sebagai berikut:
Penjahit Darni |
||
Laporan Laba Rugi |
||
Untuk Periode yang berakhir
tanggal 31 Desember 2011 |
||
Pendapatan |
|
|
Perdapatan jahit |
|
39.200,00 |
Pendapatan lain-lain |
|
700,00 |
Jumlah Pendapatan |
|
39.700,00 |
Beban Usaha |
|
|
Biaya
Gaji penjahit |
7,000,00 |
|
Biaya
perlengkapan |
5.500,00 |
|
Biaya
lain-lain |
3.200,00 |
|
Jumlah beban Usaha |
|
15.700,00 |
Laba bersih |
|
24.000,00 |
contoh di atas memang masih sangat
sederhana. Jenis transaksi yang diberikan pun masih terbatas (belum beragam). Praktiknya di dunia usaha tentunya sangat kompleks dan rumit. Namun
prinsip pencatatan dan pelaporannya sama.
-
Perubahan Modal
Bentuk
lain dari laporan keuangan yang kita bahas pada bagian ini adalah laporan
perubahan ekuitas pemilik perusahaan. Sesuai dengan namanya, laporan ini memberikan informasi tentang
perubahan modal pemilik selama periode waktu tertentu. Faktor-faktor yang
mempengaruhi perubahan pada modal (ekuitas pemilik) adalah: tambahan investasi
yang dilakukan oleh pemilik, pendapatan yang diperoleh dan biaya yang
dikeluarkan (laba/rugi) selama satu periode, dan prive pemilik, baik ambil
maupun menambah. Dengan membaca laporan ini, akan diketahui perubahan modal dan
faktor apa yang menyebabkan perubahan tersebut.
Laporan perubahan
modal terdiri dari unsur-unsur yang meliputi: 1) Modal awal merupakan jumlah
setoran uang atau aktiva yang diberikan pada saat beridirinya atau didirikannya
perusahaan; 2) Laba/rugi bersih merupakan jumlah perolehan laba atau rugi
bersih selama periode akuntansi yang diperoleh dari perhitungan laporan laba rugi;
3) prive merupakan pengambilan sebagian modal untuk keperluan pribadinya oleh
si pemilik perusahaan; dan 4) modal akhir merupakan jumlah posisi akhir modal
setelah disesuaikan dengan perolehan laba/rugi atas operasional perusahaan dan
juga prive yang diambil oleh si pemilik modal.
Contoh tampilan format Laporan Perubahan Modal :
Salon Linda |
||
Laporan Perubahan Modal |
||
Untuk Periode yang berakhir
tanggal 31 Januari 2011 |
||
|
|
|
Modal awal per 1 Januari
2011 |
|
2.000.000,00 |
Laba bersih bulan Januari tahun 2011 |
855.500,00 |
|
Pengambilan prive |
(200.000,00) |
|
Penambahan modal |
|
655.500,00 |
Modal akhir per 31 Januari
2011 |
|
1.344.500,00 |
-
Neraca
Neraca merupakan laporan tentang posisi keuangan suatu perusahaan pada
tanggal tertentu (pada akhir periode akuntansi). Neraca
sering juga disebut degan laporan posisi keuangan. Oleh karena itu,
neraca sering disebut sebagai potret dari posisi keuangan perusahaan, karena
kondisi keuangan yang disajikan pada neraca tersebut hanya terjadi pada tanggal
tertentu, yaitu tanggal penyusunan neraca. Di luar tanggal penyusunan neraca, kondisi keuangan tersebut bisa berubah. Neraca
itu sendiri menyajikan satuan aktiva/aset, kewajiban, dan modal pemilik. Tiga
kelompok ini biasanya disebut sebagai akun riil atau akun neraca.
Penyajian
komponen-komponen neraca secara umum ada dua macam, yaitu: bentuk rekening
huruf T atau bentuk horisontal dan bentuk
laporan atau bentuk vertikal. Contoh penyusunan neraca:
Contoh: Neraca
Bentuk T
Salon Linda |
|||||
Neraca |
|||||
Per 31 Januari
2011 |
|||||
|
|
|
|
|
|
Aktiva Lancar |
|
|
Hutang Lancar |
|
|
Kas |
Rp |
2.555.500 |
Hutang Usaha |
Rp |
700.000 |
Piutang Usaha |
Rp |
50.000 |
Hutang Wesel |
Rp |
950.000 |
Perlengkapan/Supplies |
Rp |
400.000 |
Jumlah Hutang |
Rp |
1.650.000 |
Jumlah Aktiva Lancar |
Rp |
3.005.500 |
|
|
|
Aktiva Tetap |
|
|
Modal |
Rp |
2.655.500 |
Peralatan |
Rp |
1.300.000 |
|
Rp |
|
Jumlah aktiva |
Rp |
4.305.500 |
Jumlah Pasiva |
Rp |
4.305.500 |
Jika neraca Salon Linda yang
disusun dalam bentuk skontro tersebut diubah menjadi bentuk stafel atau
horisontal, maka akan tampak seperti berikut ini.
Salon Linda |
||
Neraca |
||
Per 31 Januari
2011 |
||
Aktiva Lancar |
|
|
Kas |
Rp |
2.555.500,00 |
Piutang Usaha |
Rp |
50.000,00 |
Perlengkapan/Supplies |
Rp |
400.000,00 |
Jumlah Aktiva Lancar |
Rp |
3.005.500,00 |
Aktiva Tetap |
|
|
Peralatan |
Rp |
1.300.000,00 |
Jumlah aktiva |
Rp |
4.305.500,00 |
|
|
|
Hutang Lancar |
|
|
Hutang Usaha |
Rp |
700.000,00 |
Hutang Wesel |
Rp |
950.000,00 |
Jumlah Hutang Lancar |
Rp |
1.650.000,00 |
|
|
|
Modal |
Rp |
2.655.500,00 |
|
|
|
Jumlah Pasiva |
Rp |
4.305.500,00 |
Baik disusun dalam bentuk
skontro maupun dalam bentuk stafel,
neraca harus menggambarkan informasi yang sama. Seperti contoh
neraca milik Salon Linda
di atas, informasi yang disajikan sama. Memang contoh informasi
yang termuat dalam neraca tersebut masih sangat sederhana.
Contoh neraca yang memberi informasi sudah relatif kompleks, berikut ini disajikan neraca
milik usaha Service Dawud:
Contoh: Neraca
Bentuk T
Servis Dawud |
|||||
Neraca |
|||||
Per 31 Desember 2011 |
|||||
|
|
|
|
|
|
Aktiva Lancar |
|
|
Hutang Lancar |
|
|
Kas |
|
623.000 |
Hutang dagang |
|
425.000 |
Piutang Usaha |
425.000 |
|
Hutang Wesel |
|
500.000 |
Cadangan piutang tak
tertagih |
-25.000 |
|
Hutang pajak penghasilan |
|
125.000 |
|
|
400.000 |
Gaji terutang |
|
135.000 |
Piutang wesel |
|
500.000 |
Jumlah Hutang Lancar |
|
1.185.000 |
Supplies |
|
135.000 |
|
|
|
Asuransi dibayar dimuka |
|
175.000 |
Hutang Jangka Panjang |
|
|
Sewa yang masih harus diterima |
|
145.000 |
Hutang Obligasi |
|
2.500.000 |
Jumlah Aktiva Lancar |
|
1.97.000 |
|
|
|
Investasi Jangka Panjang |
|
|
Modal Pemilik: |
|
|
Investasi dalam saham PT Telkom |
|
1.100.000 |
Modal Tuan Murahadi |
|
6.693.000 |
Aktiva Tetap |
|
|
|
|
|
Tanah |
|
1.500.000 |
|
|
|
Gedung |
3.500.000 |
|
|
|
|
Akumulasi penyusutan gedung |
-650.000 |
|
|
|
|
|
|
4.150.000 |
|
|
|
Peralatan |
1.500.000 |
|
|
|
|
Akumulasi penyusutan peralatan |
-150.000 |
|
|
|
|
|
|
1.650.000 |
|
|
|
Jumlah Aktiva Tetap |
|
7.300.000 |
|
|
|
Jumlah Aktiva |
|
10.378.000 |
Jumlah Hutang + Mo |
dal |
10.378.000 |
Perlu diingat bahwa penyajian aktiva lancar didalam
neraca disesuaikan dengan tingkat kelancarannya. Artinya aktiva lancar yang paling lancar disajikan terlebih dahulu baru disusul oleh yang kurang lancar. Amati contoh neraca di atas. Lain halnya dengan aktiva tetap, penyajiannya disusun
menurut tingkat keabadiannya. Aktiva yang paling abadi (tetap) disajikan
terlebih dahulu baru disusul dengan penyajian aktiva tetap yang kurang/tidak
abadi. Hutang disajikan
di dalam neraca diatur menurut tingkat kelancarannya. Hutang yang harus segera dilunasi
disajikan terlebih dahulu.
Jika neraca itu disusun dalam bentuk
stafel, maka akan menjadi sebagai
berikut ini
Servis Dawud |
||
Neraca |
||
Per
31 Desember 2011 |
||
Aktiva Lancar |
|
|
Kas |
|
623.000 |
Piutang Usaha |
425.000 |
|
Cadangan piutang tak tertagih |
-25.000 |
|
|
|
400.000 |
Piutang wesel |
|
500.000 |
Supplies |
|
135.000 |
Asuransi dibayar dimuka |
|
175.000 |
Sewa yang masih harus diterima |
|
145.000 |
Jumlah Aktiva Lancar |
|
1.978.000 |
Investasi Jangka Panjang |
|
|
Investasi
dalam saham PT Telkom |
|
1.100.000 |
Aktiva Tetap |
|
|
Tanah |
|
1.500.000 |
Gedung |
3.500,000 |
|
Akumulasi
penyusutan gedung |
-650.000 |
|
|
|
4.150.000 |
Peralatan |
1.500.000 |
|
Akumulasi
penyusutan peralatan |
-150.000 |
|
|
|
1.650.000 |
Jumlah Aktiva Tetap |
|
7.300.000 |
Jumlah Aktiva |
|
10.378.000 |
|
|
|
Hutang Lancar |
|
|
Hutang dagang |
|
425.000 |
Hutang Wesel |
|
500.000 |
Hutang pajak penghasilan |
|
125.000 |
Gaji terutang |
|
135.000 |
Jumlah Hutang Lancar |
|
1.185.000 |
|
|
|
Hutang Jangka Panjang |
|
|
Hutang Obligasi |
|
2.500.000 |
|
|
|
Modal
Pemilik: |
|
|
Modal Tuan Murahadi |
|
6.693.000 |
|
|
|
Jumlah Hutang + Modal |
|
10.378.000 |
Dalam praktiknya
banyak kita jumpai neraca yang disusun dalam bentuk
skontro. Namun bukan berarti bahwa
tidak ada neraca yang disusun dalam bentuk stafel.
2.8 Jurnal Penutup
Pada
setiap akhir periode akuntansi setelah laporan keuangan disusun, perusahaan perlu menyiapkan Jurnal Penutup (closing
Entries). Hal ini dilakukan
dengan cara mentransfer seluruh akun yang sifatnya sementara(nominal akun) ke akun yang sifatnya
permanen(real akun) yaitu akun modal.Cara
membuat jurnal penutup :
-
Mentransfer akun
Pendapatan yang bersaldo
normal kredit sebelah debet, dan mengkredit akun ikhtisar laba
rugi.
Pendapatan xxxx
Ikhtisar
Laba rugi xxxx
-
Mentransfer akun
beban yang bersaldo normal debet ke sebelah
kredit, dan mendebet akun ikhtisar laba
rugi
Ikhtisar Laba Rugi xxxx
Beban-beban xxxx
-
Mentransfer jumlah
laba/rugi bersih ke akun
modal, dengan catatan : 1)
Jika laba maka akun modal di kredit dan; 2) jika rugi maka akun modal di debet.
Jika
Laba :
Ikhtisar Laba Rugi xxxx
Modal xxxx
Jika
Rugi :
Modal xxxx
Ikhtisar
Laba Rugi xxxx
-
Mentransfer akun
prive yang memiliki saldo normal debet ke sebelah kredit
dan kemudian mendebet akun modal.
Modal xxxx
Prive xxxx
2.9 Neraca Saldo
Setelah Penutupan
Neraca Saldo setelah
penutupan berisi akun-akun neraca (Nominal) yang akan menjadi saldo
awal untuk periode berikutnya.Jadi dalam neraca saldo
setelah penutupan sudah tidak ada
lagi akun prive dan saldo akun-akun laba rugi karna memang
telah ditutup.
2.10 Jurnal
Pembalik
Ayat
jurnal pembalik biasanya akan dibuat
setiap awal periode akuntansi dengan cara membalik
ayat jurnal penyesuaian yang telah dibuat sebelumnya pada periode sebelumnya.Pembuatan ayat jurnal pembalik
bersifat pilihan jadi bisa saja
tidak perlu dibuat. Caranya hanya dengan membalik
jurnal tertentu yang ada dalam penyesuaian.Hal-hal
yang perlu dibuatkan jurnal pembalik :
a. AJP atas
beban yang masih harus dibayarkan
b. AJP atas
pendapatan yang masih harus diterima
c. AJP atas
biaya dibayar dimuka yang semula dicatat langsung sebagai beban bukan
sebagai Aset, misalnya pada AJP :
Asuransi dibayar dimuka
xxx
Beban Asuransi xxx
(maka perlu jurnal pembalik)
d. AJP atas
Pendapatan diterima dimuka yang semula dicatat langsung sebagai pendapatan bukan sebagai utang(pendapatan diterima dimuka) , misalnya pada AJP :
Pendapatan Sewa xxx
Pendapatan
sewa diterima dimuka xxx
(maka perlu jurnal pembalik)
Kerjakan Soal
dibawah ini :
1/5/2011 ARFAN mendirikan
perusahaan angkutan yang diberi nama Perusahaan Angkutan Sejahtera dan menanamkan modalnya dalam perusahaan tersebut berupa: uang
tunai sebanyak Rp 13.400.000,00 dan peralatan kantor seharga Rp 320.000,00
1/5/2011 Perusahaan
membayar sewa gedung untuk bulan Mei-Juli 2011 sebesar Rp.60.000,00
3/5/2011 Perusahaan
membeli dua buah truk yang harganya masing-masing: Rp.4.000.000,00 dan Rp 4.500.000,00 secara tunai
8/5/2011 Dibeli
barang-barang perlengkapan kantor (kertas, karbon, tinta dan sebagainya)
seharga Rp 6.000,00 secara tunai
11/5/2011 Dibeli sebidang
tanah untuk tempat reparasi kendaraan seharga Rp 2.000.000,00 dari H. Durid.
Dari harga tersebut Rp 1.000.000,00 dibayar tunai dan sisanya akan dibayar
secara bertahap dalam waktu 2 bulan.
14/5/2011 Diterima pembayaran
dari Arif sebesar Rp 45.000,00 untuk pengangkutan barang ke Belopa.
15/5/2011 Dibayar utang Kepada
H. Durip sebesar Rp 200.000,00
15/5/2011 Dibayar gaji
karyawan untuk periode dua minggu pertama bulan Mei Rp.60.000,00
16/5/2011 diterima pendapatan
Angkutan Rp 60.000,00
18/1/2011 Dibayar
biaya telepon dan macam-macam biaya lainnya sebesar Rp 10.000,00
20/1/2011 Diterima uang kas untuk 2 kali angkutan sebesar Rp 110.000,00 yang
jasanya aka
26/1/2011 Dibayar
gaji Karyawan untuk periode dua minggu kedua bulan Mei Rp 60.000,00
28/1/2011 Diterima hasil angkutan Rp 68.000,
30/1/2011 Dibeli bensin dan oli seharga Rp
80.000,00
30/1/2011 Arfan Pemilik
Perusahaan mengambil uang dari perusahaan sebanyak Rp.35.000,00 untuk keperluan pribadi
Data Penyesuaian
pada 31 Mei adalah sebagai berikut:
-
Setelah
dilakukan perhitungan diketahui perlengkapan yang tersisa adalah sebesar Rp.3.500.000
-
Catatlah penyesuaian
untuk Beban Sewa Gedung selama bulan Mei
-
Penyusutan Aset
dengan metode garis lurus untuk
Kendaraan dengan umur ekonomis 5 tahun dan nilai taksiran akhir Rp.300.000., Untuk Peralatan dengan umur ekonomis
3 tahun dan nilai taksiran akhir Rp.50.000.
Buatlah :
a. Chart of Account (Nama dan kode Akun) untuk
Perusahaan tersebut
b. Jurnal Umum
c. Buku Besar
d. Neraca Saldo
e. Jurnal Penyesuaian
f.
Neraca Lajur
g. Laporan Keuangan(perubahan modal,laba rugi, neraca)
h. Jurnal penutup
i.
Neraca Saldo Akhir
Setelah Penutupan.
EmoticonEmoticon