Jenis Sampling Audit Dan Akuntansi Persediaan Dalam PP No. 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan

SAMPLING AUDIT

Sampling adalah penerapan prosedur audit terhadap kurang dari 100% unsur dalam suatu populasi audit yang relevan sedemikian rupa sehingga semua unit sampling memiliki peluang yang sama untuk dipilih untuk memberikan basis memadai bagi auditor untuk menarik kesimpulan tentang populasi secara keseluruhan.

SAMPEL REPRESENTATIF
Sampel Representatif adalah sampel yang karakteristiknya hampir sama dengan yang dimiliki oleh populasi. Hasil sampel dapat menjadi nonrepresentatif akibat kesalahan nonsampling atau kesalahan sampling.
  • Risiko nonsampling adalah risiko bahwa pengujian audit tidak menemukan pengecualian yang ada dalam sampel. Penyebab risiko nonsampling adalah kegagalan auditor untuk mengenali pengecualian dan prosedur audit yang tidak sesuai atau tidak efektif. 
  • Risiko sampling adalah risiko bahwa auditor mencapai kesimpulan yang salah karena sampel populasi tidak representatif. 


SAMPLING STATISTIK 
Sampling ini menerapkan aturan matematika, auditor dapat mengukur risiko sampling dapat merencanakan sampel dan dalam mengevaluasi hasil.

SAMPLING NONSTATISTIK 
Auditor tidak mengukur risiko sampling. Sebaliknya, auditor memilih item sampel yang diyakini akan memberikan informasi yang paling bermanfaat, dalam situasi tertentu, dan mencapai kesimpulan mengenai populasi atas dasar pertimbangan. Jenis sampling ini sering disebut dengan sampling pertimbangan.

PEMILIHAN SAMPEL
SAMPEL PROBABILISTIK : Auditor memilih secara acak item-item sehingga setiap item populasi memiliki probabilitas yang sama untuk dimasukkan dalam sampel. 
SAMPEL NONPROBABILISTIK : Auditor memilih item sampel dengan menggunakan pertimbangan professional dan bukan metode probabilistik. Auditor dapat menggunakan salah satu dari beberapa metode pemilihan sampel nonprobabilistik. 

Ada tiga jenis metode pemilihan sampel nonprobabilistik yaitu :
  1. Pemilihan sampel terarah : Auditor dengan sengaja memilih setiap item dalam sampel berdasarkan criteria pertimbangannya sendiri ketimbang menggunakan pemilihan acak.
  2. Pemilihan sampel blok : Auditor memilih pos pertama dalam suatu blok, dan sisanya dipilih secara berurutan.
  3. Pemilihan sampel sembarangan : Auditor memilih item atau pos tanpa bias yang disengaja.

Ada empat jenis metode pemilihan sampel probabilistik yaitu :
  1. Pemilihan sampel acak sederhana : Auditor menggunakan sampel ini untuk populasi sampel apabila tidak ada kebutuhan untuk menekankan satu atau lebih item populasi
  2. Pemilihan sampel sistematis : Auditor menghitung suatu interval dan kemudian memilih item-item yang akan dijadikan sampel berdasarkan ukuran interval tersebut.
  3. Pemilihan sampel probabilitas yang proporsional dengan ukuran
  4. Pemilihan sampel bertahap

SAMPLING Unit Moneter
Sampling ini merupakan metode sampling statistic yang paling umum digunakan untuk pengujian atas rincian saldo karena memiliki kesederhanaan statistic bagi sampling atribut serta memberikan hasil statistik yang diekspresikan dalam dollar. Sampling ini disebut juga sebagai sampling unit dollar, sampling jumlah moneter kumulatif, dan sampling dengan probabilitas yang proporsional dengan ukuran. Sampling ini serupa dengan penggunaan sampling nonstatistik. 

Pengevaluasian Hasil Sampling Audit Auditor harus menilai:
  • Hasil sampel; dan
  • Apakah penggunaan sampling audit telah menyediakan basis yang wajar untuk penarikan kesimpulan tentang populasi yang telah diuji.


Metode Pemilihan Sampel
Ada banyak metode untuk memilih sampel. Metode-metode utama adalah sebagai berikut:
  1. Pemilihan acak (diterapkan melalui pencipta angka acak atau random number generators, sebagai contoh, tabel angka acak atau random number tables).
  2. Pemilihan sistematik, yang di dalamnya jumlah unit sampling dalam populasi dibagi dengan ukuran sampel untuk memperoleh suatu interval sampling, sebagai contoh 50, dan setelah menetapkan suatu titik awal dalam 50 unit sampling yang pertama, maka setelah itu setiap sampling unit yang ke 50 akan dipilih.
  3. Sampling Unit Moneter (monetary unit sampling) adalah suatu jenis pemilihan nilai tertimbang yang di dalamnya ukuran sampel, pemilihan, dan mengevaluasi hasilnya dalam menarik kesimpulan jumlah moneter.
  4. Pemilihan sembarang, yang di dalamnya auditor melakukan pemilihan sampel tanpa melalui suatu teknik yang terstruktur. Meskipun tidak menggunakan suatu teknik yang terstruktur, auditor wajib menghindari keberpihakan yang disengaja atau yang dapat diprediksi.
  5. Pemilihan secara blok melibatkan pemilihan suatu blok yang tersusun atas unsur-unsur yang letaknya berdekatan dalam populasi. Pemilihan secara blok biasanya tidak dapat digunakan dalam sampling audit karena sebagian besar populasi tersusun sedemikian rupa sehingga unsur-unsur dalam sebuah urutan dapat diharapkan memiliki karakteristik yang sama di antara mereka, tetapi berbeda dari unsur-unsur lain dalam populasi.

PSAP No.5 Akuntansi Persediaan menurut Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan 

Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah, dan barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat.

Persediaan mencakup barang atau perlengkapan yang dibeli dan disimpan untuk digunakan, misalnya barang pakai habis seperti alat tulis kantor, barang tak habis pakai seperti komponen peralatan dan pipa, dan barang bekas pakai seperti komponen bekas.

Persediaan merupakan aset yang berupa:
  1. Barang atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam rangka kegiatan operasional pemerintah;
  2. Bahan atau perlengkapan (supplies) yang akan digunakan dalam proses produksi
  3. Barang dalam proses produksi yang dimaksudkan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat;
  4. Barang yang disimpan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat dalam rangka kegiatan pemerintahan.

Persediaan mencakup barang atau perlengkapan yang dibeli dan disimpan untuk digunakan, misalnya barang habis pakai seperti alat tulis kantor,barang tak habis pakai seperti komponen peralatan dan pipa, dan barang bekas pakai seperti komponen bekas.

Dalam hal pemerintah memproduksi sendiri, persediaan juga meliputi bahan yang digunakan dalam proses produksi seperti bahan baku pembuatan alat-alat pertanian. 
Barang hasil proses produksi yang belum selesai dicatat sebagai persediaan, contohnya alat-alat pertanian setengah jadi. Persediaan dapat terdiri dari:
  • Barang konsumsi;
  • Amunisi;
  • Bahan untuk pemeliharaan;
  • Suku cadang;
  • Persediaan untuk tujuan strategis/berjaga-jaga;
  • Pita cukai dan leges;
  • Bahan baku;
  • Barang dalam proses/setengah jadi;
  • Tanah/bangunan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat;
  • Hewan dan tanaman, untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat.

Dalam hal pemerintah menyimpan barang untuk tujuan cadangan strategis seperti cadangan energi (misalnya minyak) atau untuk tujuan berjaga-jaga seperti cadangan pangan (misalnya beras), barang-barang dimaksud diakui sebagai persediaan. Persediaan hewan dan tanaman untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat sebagaimana dimaksud pada paragraf 9 butir j, misalnya sapi, kuda, ikan, benih padi dan bibit tanaman.

Persediaan dalam kondisi rusak atau usang tidak dilaporkan dalam neraca, tetapi diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

PENGAKUAN
Persediaan diakui (a) pada saat potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh pemerintah dan mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal, (b) pada saat diterima atau hak kepemilikannya dan/ atau kepenguasaannya berpindah. 



EmoticonEmoticon